Batuk itu Bukan Penyakit

BATUK itu gejala loh bukan jenis penyakit. Batuk merupakan upaya pertahanan paru terhadap berbagai rangsangan yang ada dan refleks fisiologis yang melindungi paru dari trauma mekanik, kimia dan suhu.

Tenggorokan dan paru-paru menghasilkan sedikit lendir atau dahak untuk menjaga agar saluran udara tetap lembab. Batuk sesekali adalah normal karena membantu memindahkan lendir yang membuat saluran udara tetap lembab.

Batuk adalah tindakan refleks dari saluran pernapasan yang digunakan untuk membersihkan saluran napas atas. Batuk yang berlangsung selama lebih dari 8 minggu disebut batuk kronis. Penyebab batuk bisa berasal dari kebiasaan merokok, paparan asap rokok, dan paparan polusi lingkungan.

Gejala dan Penyebab Batuk

Untuk mengetahui bahwa kita mengalami batuk maka kita harus mengetahui terlebih dahulu apa gejala dan penyebab batuk. Batuk dapat ditandai dengan demam yang tinggi disertai otot tubuh yang kaku, bersin-bersin dan hidung tersumbat, sakit tenggorokan, bahkan mengalami sesak napas. Batuk sendiri dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti infeksi saluran pernapasan, alergi, asma, benda asing yang masuk ke saluran pernapasan, kejadian tersedak, atau seringnya menghirup asap rokok.

Jenis Batuk

Batuk terbagi atas 2 jenis berdasrkan produktivitasnya yaitu Batuk Produktif (Batuk Berdahak) dan Batuk Tidak Produktif (Batuk Kering). Batuk produktif adalah batuk yang mengeluarkan dahak atau sputum. Lendir dapat mengalir dari tenggorokan, hidung, atau sinus atau paru-paru. Sedangkan batuk tidak produktif adalah batuk yang mengeluarkan dahak atau dahak. Batuk kering biasa terjadi menjelang akhir pilek atau dari kontak dengan benda asing seperti debu dan asap.

Baca Juga :  Tradisi Ngaji Pasaran Ramadhan Sebagai Sarana untuk Meningkatkan kualitas Ibadah

Berikutnya adalah jenis batuk berdasarkan waktu berlangsungnya meliputi Batuk Akut, Batuk Subakut, dan Batuk Kronis. Batuk akut adalah batuk yang gejala terjadinya kurang dari 3 minggu. Penyebab batuk ini umunya adalah iritasi, adanya penyempitan saluran napas akut dan adanya infeksi virus atau bakteri. Batuk subakut adalah batuk yang gejala terjadinya antara 3-8 minggu. Batuk ini biasanya disebabkan karena adanya infeksi akut saluran pernapasan oleh virus yang mengakibatkan adanya kerusakan epitel pada saluran napas. Sedangkan Batuk kronis adalah batuk yang terjadi lebih dari 8 minggu. Batuk ini biasanya menjadi pertanda atau gejala adanya penyakit lain yang lebih berat seperti asma.

Mekanisme Batuk

Fase terjadinya batuk dimulai dari adanya iritasi pada salah satu saraf sensoris nervus vagus di laring, trakea, bronkus besar, atau serat aferen cabang faring dari nervus glosofaringeus dapat menimbulkan batuk. Batuk juga timbul bila reseptor batuk dilapisan faring dan esophagus, rongga pleura dan saluran telinga luar dirangsang. Kemudian berlanjut ke fase inspirasi yang terjadi secara dalam dan cepat, sehingga dengan cepat dan dalam jumlah banyak masuk ke dalam paru-paru.

Baca Juga :  Ayo Ikutan, Kejar Mimpi Lhokseumawe Talks 16 Bertema "Self-Care dan Self-Love"

Kompresi merupakan fase lanjutan yang dimulai dengan tertutupnya glotis dan batuk dapat terjadi tanpa penutupan glotis karena otot-otot ekspirasi mampu meningkatkan tekanan intrathoraks walaupun glotis tetap terbuka. Terakhir adalah fase ekspirasi. Pada fase ini glotis terbuka secara tiba-tiba akibat kontraksi aktif otot-otot ekspirasi, sehingga terjadilah pengeluaran udara dalam jumlah besar dengan kecepatan yang tinggi disertai dengan pengeluaran benda-benda asing dan bahan-bahan lain. Gerakan glotis, otot-otot pernapasan, dan bronkus sangat penting dalam mekanisme batuk karena merupakan fase batuk yang sesungguhnya. Suara batuk bervariasi akibat getaran secret yang ada dalam saluran napas atau getaran pita suara.

Obat Batuk

Zat-zat Sentral (Antitusif)
Obat-obat ini menekan rangsangan batuk di pusat batuk yang terletak di sumsum lanjutan dan mungkin bekerja terhadap pusat saraf lebih tinggi di otak dengan efek menenangkan (sedatif).Zat-zat ini menimbulkan zat-zat adiktif dan non-adiktif.

Baca Juga :  Prinsip Sistem Keuangan Syariah dan Pengelolaannya

Candu, kodein obat opioid merupakn zat yang memiliki sebagian sifat farmakologi dari opium atau morfin yang termasuk dalam obat batuk golongan adiktif. Sedangkan noskapin, dekstrometorfan, pentoksiverin, prometazin dan difenhidramin merupakan obat batuk golongan non-adiktif.

Zat-zat Perifer
Obat-obat ini bekerja di perifer dan terbagi atas 3 kelompok meliputi ekspektoran, mukolitik dan emoliensia. Ekspektoran bekerja merangsang pengeluaran dahak dari saluran pernapasan serta bekerja melalui suatu refleks dari lambung yang menstimulasi batuk. Obat yang termasuk dalam golongan ekspektoran adalah ammonium klorida, gliceryl guaiacolat, ipeka, dan minyak terbang.

Selanjutnya mukolitik yang dapat mengencerkan sekret saluran pernapasan dengan jalan memecah benang-benang mukoprotein dan mukopolisakarida dari sputum. Mukolitik berdaya mengurangi kekentalan dahak dan mengeluarkannya. Obat-obat yang termasuk kelompok ini adalah asetilkarbosistein, mesna, bromheksin, dan ambroxol.

Ketiga adalah emoliensia yang bekerja memperlunak rangsangan batuk dan memperlicin tenggorokan agar tidak kering, serta memperlunak selaput lendir yang teriritasi. Zat-zat yang sering digunakan adalah sirup (thymi dan altheae), zat-zat lendir (infus carrageen), dan gula-gula, seperti drop (akar manis), permen, pastilles isap, dan sebagainya.[]

Pengirim :
Tarisya Anilya Dwi Putri
Mahasiswa Prodi S1 Farmasi Universitas Binawan
Hp/Whatsapp : 0818 0887 9298

banner 300250