Benarkah Penyakit Infeksi dan Kanker Sudah ada Sejak Zaman Kuno?

Penyakit infeksi merupakan salah satu jenis penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme yang sering disebut juga dengan patogen. Kemajuan teknologi yang pesat terutama dalam bidang penelitian memberikan kemajuan dalam bidang penelitian terkait DNA manusia purba dan mendeteksi patogen penyebab penyakit seperti bakteri, virus, dan jamur di zaman kuno. Dari hasil penelitian tersebut kemudian memunculkan pemahaman baru dari para ahli terkait adanya penyakit infeksi di zaman kuno.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa patogen yang ada saat ini berevolusi bersama manusia dan adanya kompetensi untuk saling mempengaruhi antara patogen dan inang pada leluhur Afrika selama ribuan tahun. Hal ini ditandai dengan adanya hubungan antara Plasmodium falciparum penyebab penyakit malaria dan asal sel sabit HbS pada 100.000 tahun yang lalu. Selain itu, ditemukannya Helicobacter pylori di antara populasi manusia ˃ 60.000 tahun lalu, Mycobacterium tuberculosis dan manusia dari 70 ka, dan Human papillomavirus (hpv) dan manusia dari setidaknya 500 ka.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa patogen yang berevolusi bersama manusia selama ribuan tahun diketahui berasal dari Afrika dan bermigrasi ke luar Afrika bersamaan dengan proses migrasi manusia purba. Adapun analisis DNA patogen kuno yang berasal dari Afrika hingga saat ini sebenarnya masih tergolong rendah. Hal ini karena wilayah Afrika masih fokus digunakan para peneliti untuk melakukan penelitian terkait evolusi manusianya.

Baca Juga :  Tradisi Adat Ngarot Dalam Memelihara Ketahanan Pangan

Sehingga bukti mengenai jenis patogen yang berasal dari Afrika yang bermigrasi ke seluruh dunia masih belum jelas. Namun, walaupun demikian saat ini sudah ada bukti yang menunjukkan bahwa kurang lebih sekitar 20 penyakit manusia masa kini berasal dari Afrika. Dalam 20 penyakit tersebut termasuk penyakit hepatitis B, campak, Human Immunodeficiency Virus (HIV), demam berdarah (DBD), cacar, dan lainnya yang mana sebagian besar menjadi penyebab jutaan manusia meninggal setiap tahun.

Penyakit yang menginfeksi dan menyerang manusia seluruh dunia saat ini diduga didominasi berasal dari leluhur dan penyakit infeksi yang baru muncul atau yang muncul kembali. Adapun dari sekitar 2.100 spesies patogen yang menyerang manusia saat ini, ada sekitar 65% yang bersifat zoonosis atau penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia atau dari manusia ke hewan dan sekitar 8,4% disebabkan oleh penyakit infeksi baru. Dari berbagai penyakit yang ada dan menyerang manusia modern, kanker termasuk salah satu penyakit yang tergolong paling misterius. Proses pertumbuhan jaringan baru dan abnormal yang khas dari kanker disebut dengan neoplasma. Adapun apabila dilihat dari indeks tahun hidup menunjukkan bahwa neoplasma sudah ada sekitar 215 juta tahun.

Baca Juga :  Kekerasan Berdasarkan Gender

Kanker merupakan salah satu jenis penyakit yang ditandai dengan sel/ jaringannya abnormal karena pertumbuhannya yang tidak terkendali. Banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa kanker di era manusia modern terjadi karena tekanan gaya hidup. Dalam hal ini kaitannya dengan perubahan pola makan dan lingkungan yang diduga menjadi salah satu kontribusi dalam pembentukan kanker.

Namun, munculnya informasi terkait penyakit neoplastik atau kumpulan sel kanker yang membentuk jaringan atau sering disebut kista yang ditemukan pada fosil purba seperti ditemukan pada mandibula (tulang rahang bawah) pada homo purba di Kanam, Kenya dan displasia fibros pada tulang rusuk Neanderthal dari situs Krapina, Kroasia serta ditemukannya juga pada anggota Australopithecus dan homo awal tentunya memberi wawasan baru tentang kanker yang pada manusia saat ini sudah ada sejak kuno. Hal ini memunculkan dugaan para ahli bahwa kanker sepertinya sudah ada sejak zaman kuno dan telah berevolusi bersama manusia selama ribuan tahun.

Baca Juga :  Wibawa Pendidik

Dugaan tentang penyakit kanker yang sudah ada sejak zaman kuno masih belum dapat dipastikan. Hal ini karena masih kurangnya bukti dalam catatan arkeologi homini tentang terjadinya kanker dan indikasi keganasannya di zaman kuno. Selain itu, pengakuan terkait individu yang meninggal setelah mengalami onkogensis atau merupakan proses perubahan sel normal menjadi sel kanker tidak menunjukkan indikasi pada tulangnya terkait jenis kanker yang dialaminya tergolong jinak atau ganas, dan kurangnya bukti berupa tanda-tanda keberadaan kanker pada fosil manusia purba serta kelangkaan sisa-sisa manusia prasejarah semakin mengaburkan dugaan terkait adanya penyakit kanker di zaman kuno.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terkait ada tidaknya kanker di zaman kuno belum bisa dipastikan saat ini. Sehingga masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait penyakit yang kemungkinan ada di zaman kuno.[]***

Pengirim :
Maria Aventina Sartika, berdimisili di Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Email   : velinsartika@gmail.com

banner 300250