Oleh : Ilham Aditya Anggara*
Bencana wabah virus Covid-19 semakin kesini semakin kian meresahkan. Bagaimana tidak, bencana virus yang menjangkit seluruh dunia ini yang sudah lebih dari 1 Tahun lamanya bukannya usai malah semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Harapan untuk berakhirnya pandemic di tahun 2021 ini pun sepertinya jauh dari kata usai sebab varian virus Corona teruslah bertambah dan bermutasi yang mengakibatkan penanganan virus ini sangatlah sulit dan membutuhkan waktu yang lebih lama seperti yang akhir-akhir ini muncul yaitu varian covid mutasi tipe delta yang lebih mudah menular dari pada varian covid sebelumnya.
Jalannya vaksin pun tidak berjalan sesuai ekspektasi karena faktor ketersediaan vaksin serta penduduk Indonesia yang memang jumlahnya sangatlah banyak, belum lagi soal efek samping vaksin serta para warga yang menolak vaksin dan masih banyak juga orang-orang yang tidak percaya dengan virus Corona ini. Hal ini otomatis membuat semangat serta mental para penduduk Indonesia untuk lepas dari wabah ini semakin melemah serta mengganggu jalannya kegiatan sehari-hari khususnya dalam bidang pendidikan yang mana hal tersebut sangatlah penting untuk generasi muda bangsa.
Pendidikan yang berlangsung selama adanya pandemi ini dirasa sangat lah kurang efektif bukan hanya karena tidak adanya tatap muka namun juga pelaksanaan pendidikan secara virtual selama ini masih banyak yang kurang berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti kendala sinyal motivasi belajar siswa yang kurang ketika pembelajaran virtual serta sering tidak aktif on cam ketika pembelajaran, hal-hal seperti itulah yang membuat pembelajaran pada masa pandemi ini sangatlah tidak efektif dan mungkin para siswa tidak paham apa yang diajarkan oleh gurunya, hal ini dapat diartikan bahwa siswa tidak mendapat ilmunya dengan maksimal.
Maka dari itu diperlukan sebuah manajemen pendidikan yang lebih baik ketika menghadapi situasi seperti sekarang ini. Manajemen pendidikan ketika saat bersekolah biasa atau saat bertatap muka itu berbeda dengan manajemen pendidikan ketika pembelajaran virtual. Dalam pembelajaran virtual para pelajar haruslah memperhatikan muridnya satu persatu apakah mereka benar-benar mengikuti pembelajaran atau tidak.
Hal ini memang terasa agak sulit dilakukan karena para pengajar berada di ruang yang berbeda dengan murid-muridnya sehingga tidak dapat secara langsung memantau murid-muridnya, maka dari itu dalam setiap pembelajaran virtual harus ditetapkan terlebih dahulu sebuah peraturan untuk selalu menghidupkan kamera ketika pembelajaran virtual berlangsung agar para guru dapat memantau kegiatan pelajaran para siswa serta mengadakan interaksi timbal balik dengan setiap siswa satu persatu supaya tidak ada siswa yang tertinggal materi.
Ini memang menyita banyak waktu, akan tetapi hal ini lebih penting daripada ilmu yang disampaikan tidak ditangkap sama sekali oleh para siswa. Oleh sebab itu pembenahan manajemen pendidikan perlu diperhatikan lebih lanjut karena pendidikan virtual tidak akan efektif, jika manajemen pendidikannya kurang baik. []
*Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, email : ilhamanggara13@gmail.com