Di zaman yang telah maju dalam segala bidang terutama teknologi ini, smartphone merupakan barang yang sangat penting dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Dengan smartphone kita bisa mendapatkan infomasi berita yang sedang trending, bisa mengetahui apapun dengan mencari di google dan sebagainya. Hampir semua kalangan di bumi ini memiliki smartphone, baik digunakan untuk berkomunikasi jarak jauh dengan sanak saudara maupun untuk aktif di sosial media.
Namun, banyak orang tua yang memberikan akses untuk menggunakan smartphone kepada anak-anak mereka yang masih dibawah umur tanpa pengawasan yang baik. Orang tua cenderung hanya memfalisilitasi tanpa perduli apa yang akan anak itu lakukan dengan smartphone tersebut. Padahal hal sekecil itu memiliki dampak yang besar jika tidak diperhatikan dengan baik.
Mungkin, di pikiran orang tua, mereka memfasilitasi smartphone kepada anak-anak mereka adalah untuk kebutuhan pembelajaran saat PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Namun, anak-anak pada usia menuju remaja memiliki tingkat keingintahuan yang tinggi. Akan berbahaya jika mereka membuka situs-situs yang tidak seharusnya dilihat oleh anak di bawah umur. Apalagi di zaman sekarang ini semua informasi masuk tanpa di saring terlebih dahulu, menimbulkan banyak hal-hal tidak senonoh dapat di lihat oleh anak di bawah umur.
Selain itu, adanya sosial media yang digunakan oleh anak di bawah umur juga memiliki dampak yang sedikit buruk, seperti twitter, instagram, dan aplikasi yang marak digunakan sekarang ini yaitu tik tok. Di aplikasi-aplikasi yang saya sebutkan, terdapat banyak konten-konten yang ditampilkan dari yang bermanfaat sampai konten-konten yang tidak jelas.
Bahkan terkadang ada konten dewasa yang ditampilkan, tontonan seperti ini yang merusak pikiran anak-anak yang menontonnya. Video seperti itu menimbulkan sebagian kecil anak memiliki rasa ingin tahu tentang apa sih yang dilakukan di video dewasa tersebut dan mencari tahu lewat google dan berakhir membuka situs-situs porno. Jika anak-anak sering membuka situs porno tanpa sepengetahuan orang tua, maka anak-anak menjadi kecanduan menonton hal-hal yang berbau porno.
Bahkan yang lebih parah terdapat kasus anak di bawah umur yang melakukan pelecehan seksual kepada lawan jenis dengan alasan ingin meniru kegiatan yang mereka tonton di smartphone nya. Selain itu, ketikan orang-orang yang ada di aplikasi tersebut beragam, ada yang ketikannya sopan dan ada juga ketikan yang beupa hujatan atau kata kata kasar yang tidak seharusnya di keluarkan. Ketikan-ketikan kasar tersebut bisa merangsang pikiran anak dan melakukannya di kehidupan sehari hari, anak-anak akan berbicara tidak sopan dan berlaku seenaknya.
Dalam kasus lain tentang dampak smartphone bisa kita lihat pada tren di Indonesia saat ini, yaitu masuknya budaya korea dengan mengidolakan idol-idol korea. Saat ini, budaya menyukai boyband/girlband Korea sedang marak terjadi di Indonesia, dari kalangan remaja, dewasa, bahkan ada juga anak di bawah umur yang menyukai boy/girl band korea.
Bukan masalah tentang anak tersebut masuk di dunia perkpopan, tetapi tentang kehidupan perkpopan yang salah jalur, seperti contohnya dunia RP atau role player, di dunia RP kita memainkan peran memakai tokoh salah satu idol. Namun sekarang dunia RP mayoritas di isi oleh anak-anak di bawah umur yang masih labil dalam berpikir. Hal itu bisa menjurumuskan ke dalam hal yang negatif, seperti menjalin hubungan dengan sesame jenis, mendapat link-link video dewasa, dan banyak lagi. Selain itu war atau berselisih antar fandom(fans) juga menjadi masalah saat memasuki dunia kpop. War antar fandom biasanya sampai ada yang parah, mengatakan hal-hal yang tidak senonoh berisi kata-kata hujatan.
Oleh karena itu, sangat penting adanya kesadaran orang tua tentang bahayanya memberikan fasilitas smartphone kepada anak-anak tanpa adanya pengawasan yang baik dari orang dewasa. Orang tua bisa menggunakan aplikasi yang bernama family link untuk memantau apa saja yang dilakukan oleh anak saat menggunakan smartphone. Aplikasi ini bisa memantau kegiatan anak-anak meskipun dari jarak jauh, jadi orang tua tidak perlu khawatir tentang apa saja yang dibuka oleh anak-anak mereka. Jadi anak-anak pun akan terhindar dari hal-hal buruk di dunia sosial media. Selamatkan calon generasi muda dari pengaruh buruk sosial media. []
Pengirim :
Dehi Agustina
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang
Email : dehiagustina@gmail.com