Hakikat Akhlak Manusia dalam Pandangan Al-Qur’an

Oleh : Ayu Nursiyidah Sobran*

Manusia adalah makhluk Allah yang tidak mudah untuk kita pahami dari sudut pandang saja, tetapi kita bisa mengetahui manusia dari sifat parsial keilmuannya, contohnya seperti mempelajari tentang embrio manusia, struktur tubuh manusia, dan kejiwaan manusia sehingga kita akan mudah memahami manusia dari berbagai macam-macam keilmuannya. Manusia itu pada hakikatnya saling menyatukan dan tidak bisa dipisahkan meskipun pada diri manusia memiliki ciri-ciri khas yang berbeda, entah itu dari sifatnya, kepribadiannya, kehidupannya sehari-hari, adat istiadatnya, dan juga suku bangsa serta banyak perbedaan lainnya.

Nah dalam al-qur’an banyak sekali penjelasan-penjelasan yang bisa kita pahami dan yang bisa kita mengerti tentang manusia salah satunya adalah setiap manusia memiliki catatan amal perbuatan mereka selama mereka masih hidup dibumi, dan catatan amal itu akan kita bawa pada hari kiamat kelak, kata Al-insan di dalam al-qur’an terdapat 63 ayat,jadi di dalam al-qur’an tersebut sudah lengkap penjelasannya tentang manusia.

Menurut Alexis Carrel menyatakan bahwa pengetahuan manusia secara umum dan secara khusus itu tidak bisa mencapai kemajuan yang seutuhnya seperti ilmu pengetahuan yang lainnya. Jadi manusia itu makhluk yang memiliki dan mempunyai akal yang cerdas,manusia juga bisa membuat benda-benda atau kerajinan lainnya dengan menggunakan tangannya sendiri. (Quraish Shihab:1994, 224)

Baca Juga :  Fashions Sebagai Budaya Konsumerisme Milenial pada Media Massa

Di dalam al-qur’an juga terdapat penjelasan tentang bahan terciptanya manusia salah satunya itu adalah terciptanya dari tanah ,ayat-ayat yang menjelaskan manusia terciptanya dari tanah adalah salah satu ayatnya adalah terdapat dalam al-qur’an (Q.S. Sad (38):71-74) yang artinya :”(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, “sesungguhnya aku akan menciptakan manusia dari tanah, kemudian apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan roh (ciptaan)-Ku kepada-Nya, lalu para malaikat itu bersujud semuannya, kecuali iblis, ia menyombongkan diri dan ia termasuk golongan yang kafir.

Manusia yang mulia dan manusia yang bisa taat dan patuh serta melaksanakan perintah-perintah Allah SWT adalah manusia yang mendapatkan syafaat di hari kiamat kelak,manusia yang bisa membandingkan antara yang hak dan yang batil, manusia yang bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah yaitu manusia yang mulia di hadapan Allah SWT, sesuai dengan kewajiban kita sebagai manusia di muka bumi bahwa kita diciptakannya di permukaan bumi ini ialah untuk melaksanakan semua perintah-perintah Allah, banyak sekali kewajiban kita sebagai manusia agar kita taat dan patuh kepada Allah yaitu salah satunya dengan membaca al-Qur’an, manusia yang setiap hari membaca al-qur’an akan mendapat syafaat dan pertolongan di hari kiamat kelak.

Baca Juga :  Pendidikan Berkualitas Menuju Indonesia Emas

Sifat-sifat manusia yang di dalam al-qur’an itu terdapat banyak sekali penjelasannya, yaitu manusia yang bersifat lemah, manusia yang bersifat tergesa-gesa, manusia yang sifatnya cepat berputus asa, manusia yang sifatnya ingkar / kufur nikmat, manusia yang sifatnya suka membantah, manusia yang sifatnya suka mengeluh, manusia yang sifatnya sombong, manusia yang kikir, dan manusia yang di dalam hatinya terdapat sifat iri hati dan dengki. Sifat-sifat tersebut di jelaskan di dalam al-qur’an, maka dari itu sifat tersebut tidak boleh kita ikuti untuk kehidupan sehari-hari.

Manusia yang memiliki sifat lemah yaitu manusia yang tidak bisa berbuat apa-apa baik dalam perbuatan fisik maupun non fisik, manusia yang tidak bisa menahan nafsunya dari hal-hal yang bisa membuatnya masuk kedalam golongan orang-orang yang lemah. sifat lemah manusia juga tidak bisa di bandingkan dengan makhluk lain,contohnya seperti harimau,sapi dan lainnya. Tetapi manusia juga bisa menjadi makhlukyang kuat dengan adanya pertolongan dari Allah SWT, manusia yang kuat yaitu manusia yang bisa menahandirinya dari syahwatnya atau keinganannya terhadap sesuatu entah itu dari harta,jabatan,lawan jenis,anak,dan juga kemewahan lainnya. Seperti penjelasan di dalam al-qur’an yang menjelaskan bahwa : “Di jadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan disisi Allah lah tempat kembali yang baik. (Q.S. Al-Imran (3) : 14)

Baca Juga :  Pentingnya Bimbingan Konseling untuk Anak PAUD

Manusia yang sifatnya tergesa-gesa yaitu manusia yang meminta permohona kepada Allah SWT, akan tetapi mereka ingin agar permohonan dan do’anya cepat-cepat dikabulin oleh Allah SWT, sifat-sifat tersebut tidak termaksud sifat yang baik dan tidak boleh kita untuk ikutin.

Makhluk Allah SWT yang di sebut dengan manusia yaitu manusia yang ditugaskan oleh Allah untuk melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-larangan Allah, yang menurut al-qur’an sendiri bahwa manusia itu terdiri dari jasmani dan rohani, manusia memiliki kemanusiaan sendiri, ilmu sosial yang membuat manusia bisa saling menyatu antara hubungan yang satu dengan yang lainnya,kemusyawaratan dan kepribadiaan manusia yang tinggi membuat manusia saling bertolerensi,saling menghormati,saling mengasihi,saling membantu dan saling tolong menolong maka dari itu Allah sudah mengetahui semua apa yang dilakukan oleh manusia sebelum manusia itu di ciptakannya, manusia yang kita pahami selama ini adalah manusia yang hidupnya di dunia dengan berbagai macam-macam kehidupan yang berbeda-beda.[]

*Penulis adalah Mahasiswa Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, email : ayunursiyidahsobran@gmail.com

banner 300250