TERASMEDIA.NET | ACEH TAMIANG – Komoditi pertanian terbukti dapat bertahan bahkan bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi di saat semua sektor lainnya terkena imbas dampak wabah covid-19. Di Aceh Tamiang saat ini para petani sedang panen besar khusunya komoditi pertanian bawang merah (Allium cepa) dan hasilnya sangat menjanjikan.
Bawang merah di Aceh Tamiang diusahakan di beberapa kecamatan diantaranya Kecamatan Banda Mulia, Tenggulun, Rantau, Manyak Payed, Karang Baru, Tamiang Hulu, Kejuruan Muda dan Seruway.
Menurut salah seorang Mantri Tani yang tidak mau disebut namanya, Rabu (02/06) kepada TERASMEDIA.NET mengatakan umumnya petani bawang di Aceh Tamiang menanam bawang merah jenis varietas sanren dan varietas lokananta.
Menurutnya, dengan mengaplikasi saprodi yang lengkap, untuk 1 rante (ukuran 20mx20m_red) akan memerlukan modal sebesar Rp3,5 juta – Rp 4,5 juta.
Saprodi yang diperlukan diantaranya, benih/bibit, spinkle, mulsa, pupuk organik dan non organik (NPK, KNO3 putih, KNO3 merah), arang sekam.
Disamping itu juga diperlukan biaya untuk pengolahan tanah, herbisida dan insektisida.
Masih menurutnya, dalam 1 rante bawang merah dapat menghasilkan 400-750 kg bawang merah tergantung perlakuan tanam.
Jika harga pasaran saat ini Rp 22 ribu, maka dalam 1 rante bisa menghasilkan Rp 8.800.000-Rp 16.500.000.
Atau dengan pendapatan bersih sekitar Rp 5.300.000-12.000.000 per rante dengan masa tunggu panen sekitar 60-70 hari lamanya.
Apalagi jika harga jual pernah mencapai Rp. 45 ribu pada bulan februari lalu, maka jelas bercocok tanam bawang merah ini sangat menjanjikan, jelasnya. [] redaksi