Ini 5 Dampak Buruk Kecanduan AI saat Mengerjakan Soal Matematika

Memasuki era perkembangan teknologi yang semakin pesat seperti sekarang ini, banyak fasilitas yang dibuat untuk menunjang kegiatan di segala bidang tak terkecuali dalam dunia pendidikan. Salah satunya yaitu pengembangan software/aplikasi berbasis AI. Teknologi AI atau Artificial Intelligence merupakan teknologi buatan yang diciptakan dengan menggunakan sistem kecerdasan manusia sehingga sebuah mesin dapat berpikir dan bertindak seperti manusia.

Pada pembelajaran matematika sendiri, pengembangan software/aplikasi berbasis AI membantu mempermudah siswa mengerjakan soal matematika dengan cepat. Prosedur pengunaannya pun tergolong gampang, siswa hanya perlu memasukkan soal yang ingin diketahui jawabannya ke dalam aplikasi, bisa dengan cara difoto atau diketik secara manual. Selanjutnya, aplikasi tersebut akan memproses jawaban dari permasalahan yang diberikan dan menampilkan hasil jawaban yang benar disertai langkah pengerjaannya.

Namun, dengan kemudahan fasilitas yang ada ternyata bisa membuka resiko
penyalahgunaan software/aplikasi AI tersebut. Penggunaan AI yang berlebihan oleh siswa dalam menyelesaikan soal matematika dapat menimbulkan kecanduan dan berdampak buruk bagi kemampuan belajar sekaligus kemampuan matematis siswa. Berikut beberapa dampak buruk kecanduan AI saat mengerjakan soal matematika :

Baca Juga :  Peran Guru PAUD sebagai Konselor

1. Ketergantungan pada AI
Siswa yang ketergantungan menggunakan AI untuk menyelesaikan soal matematika menjadi bergantung dengan solusi instan dan tidak berusaha mencari solusi sendiri. Hal ini dapat membuat mereka malas dan tidak mau berpikir kritis. Sehingga siswa tidak membiasakan diri untuk mengasah kemampuan matematisnya. Dampak ketergantungan ini membuat siswa kesulitan menyelesaikan permasalahan matematika secara mandiri. Siswa menjadi tidak terlatih untuk menalar dan memahami dengan baik konsep soal yang dikerjakan.

2. Menurunnya Kemampuan Berhitung
Saat siswa selalu menggunakan aplikasi berbasis AI dalam mengerjakan tugas matematika, siswa tidak dapat mempraktikkan kemampuan berhitung yang dimiliki mereka. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kemampuan berhitung, kemampuan menghafal rumus, dan kemampuan pemahaman konsep matematika. Selain itu juga dapat menimbulkan perasaan malas untuk melakukan perhitungan matematika yang sederhana sekalipun.

Baca Juga :  Pentingnya Memasang Patok Batas pada Bidang Tanah

3. Ketidakmampuan Menganalisis Soal
Aplikasi berbasis AI akan langsung memberikan jawaban dari suatu persoalan matematika tanpa penjelasan matematis yang lebih rinci. Meskipun ada beberapa aplikasi yang menyertakan langkah singkat dalam pengerjaan sampai menemukan jawaban yang benar. Akibat dari hal ini, siswa yang terbiasa menggunakan AI tidak belajar dengan baik bagaimana cara menganalisis soal, memahami konsep, dan mencari solusi terbaik dari permasalahan tersebut karena ketergantungan pada cara mesin AI menyelesaikan soal matematika.

4. Menurunnya Kemampuan Memecahkan Masalah
Matematika bukan hanya tentang menyelesaikan soal, tetapi juga tentang bagaimana siswa dapat memecahkan suatu masalah. AI tidak dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah yang kompleks. Padahal kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu kemampuan dasar matematis yang harus dimiliki setiap siswa.

5. Ketidakjujuran Akademik
Penggunaan aplikasi berbasis AI untuk menyelesaikan soal dalam ujian atau tes dapat dianggap sebagai bentuk kecurangan dan ketidakjujuran akademik. Karena tidak dapat mengukur kemampuan siswa yang sesungguhnya. Tujuan dari adanya ujian atau tes umumnya untuk mengukur/mengevaluasi hasil belajar siswa. Sehingga apabila selama ini siswa cenderung selalu menggunakan AI setiap menyelesaikan soal matematika maka hasil yang didapatkan merupakan hasil dari mesin AI bukan hasil dari pemikiran siswa sepenuhnya.

Baca Juga :  E-Sport dan Gen Z

Untuk mencegah atau menghindari timbulnya ketergantungan maka siswa harus bijak dalam menggunakan AI. Gunakan aplikasi berbasis AI hanya sebagai alat bantu belajar bukan sebagai solusi instan untuk memperoleh jawaban dari suatu persoalan matematika. Siswa harus bisa membiasakan diri meluangkan waktu untuk mempelajari konsep-konsep matematika lebih dalam. Siswa dapat meningkatkan kemampuan matematis mereka dengan sering berlatih mengerjakan soal tanpa menggunakan AI. Selanjutnya apabila siswa mengalami kesulitan saat belajar matematika, siswa dapat meminta bantuan kepada guru untuk menjelaskan konsep matematika yang sulit dipahami.[]

Pengirim :
Febianti Wulandari, mahasiswi UIN KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan Prodi Tardris Matematika, email : febianti.wulandari@gmail.com

banner 300250