Kebahagiaan Seorang Ibu Berpengaruh pada Psikologis Anak

Oleh : Kuni Masrohati Ulya*

Pendidikam psikologis adalah mendidik anak agar memiliki sifat-sifat kejiwaan yang positif seperti berani,bertanggung jawab,dan menjauhkan anak dari sifat-sifat negative,seperti minder,penakut dan lain-lain. Tujuan pendidikan ini untuk membentuk , menyempurnakan ,dan menyeimbangkan kepribadian anak sehingga ketika anak tumbuh menjadi dewasa ,ia dapat melaksanakan kewajiban yang dibebankan kepadanya dengan baik dan bertanggung jawab.

Anak usia dini ( 0 – 6 Tahun ) akan lebih dekat dan sering bersama ibunya. Maka dari itu kebahagiaan ibu sangat berpengaruh pada psikis anak tersebut.

Ibu yang bahagia menjadi faktor penentu keberhasilan pola asuh anak ,dalam hal ini psikis anak ,sehingga ibu harus memperhatikan kebahagiannya terlebih dulu.Apabila ibu merasa bahagia maka ia dapat menjalani seluruh peran dengan emosi yang stabil.Kestabilan emosi tadi memegang peran penting agar dapat menjalani seluruh aktifitas antara ibu dan anak dengan sangat baik dan jika dibarengi dengan rasa bahagia seorang ibu akan berpengaruh pada suasana dirumah,karena akan memberikan energy positif pada keluarganya.

Baca Juga :  Ini Sosok Pelaku Penendang Sesajen di Gunung Semeru

Karena itu ,penting bagi ibu menjaga mood agar emosinya selalu stabil,bahagia, dan tentu saja ini memerlukan dukungan dari ayah dan anggota keluarga yang lain.Sesuai teori psikologi,masa emas adalah masa lima tahun pertama dari kehidupan manusia.Dari situ sudah bisa tergambar pentingnya pendampingan orang tua khususnya ibu, bagi anak usia dini atau balita, dan pendampingan yang dimaksud tentu saja dapat berjalan optimal jika emosi ibu terjaga dengan baik.

Sifat seorang anak merupakan bawaan sejak lahir namun karakter adalah dari proses pembelajaran yang terus menerus. Dengan demikian, sangat penting bagi anak usia dini mendapatkan kesempatan dan hak untuk mendapat bimbingan ,pendidikan , dan contoh dari orang tua dan keluarga disekitarnya karena itu akan menjadi dasar perilaku dan pemikiran sepanjang hidup anak.Anak yang diperlihatkan perilaku penuh cinta kasih akan meniru hal tersebut pada masa-masa yang akan datang.

Baca Juga :  Peran Komunikasi dalam Mengurangi Toxic Parenting di Indonesia

Sebaliknya, anak yang terus menerus melihat contoh kekerasan pasti nantinya juga akan meniru seperti itu. Jadi , Ibu yang bahagia dan memiliki emosi yang stabil dan sering memperlihatkan cinta kasih kepada anak-anaknya .

Sebagai orang tua,ketegasan itu diperlukan .Tapi bagaimana kalau saking mau tegasnya malah kesannya menjadi galak dan mudah terbawa emosi ? Siapa juga yang tidak kesal jika anak kita rewel pada saat kita sedang sibuk melakukan sesuatu atau merengek sampai tantrum minta dibelikan sesuatu.Jika kalian sebagai seorang pengasuh ,beranikah kalian membentak anak itu ?pasti tidak.Tapi ini yang menitipkan amanah adalah Sang Pencipta ,Allah SWT.Beranikah kalian untuk membentak, memarahi, mencubit, bahkan memukul?

Baca Juga :  Dampak Negatif dan Positif Media Sosial Terhadap Anak Usia Dini

Jangan pernah memarahi anak karena hal sepele,umpama menumpahkan susunya,atau karena ia melakukan hal yang menurutmu salah. Anak tidak tahu kalau apa yang ia lakukan adalah kesalahan,Otaknya belum mempunyai konsep itu,jaga jiwa anak.Lihatlah tatapan matanya yang tak berdosa ketika seorang ibu marah-marah.Ia diam dan mencoba mencerna apa yang engkau katakana.Prhatika apa yang ia lakukan setelah engkau marahi,engkau pukul,dia akan tetap memelukmu,masih ingin dibelai.Apa yang terjadi selanjutnya ? Anak akan tumbuh ganas dan iapu akan membencimu sedikit demi sedikit hingga tidak tahan bersamamu.

Dengan demikian diharapkan pola asuh anak dan pendidikan karakter yang dimaksud adalah sikap sopan, bisa bergaul dimana saja, menghargai, jujur dan beriman. []

*Pengirim adalah mahasiswa PIAUD INISNU Temanggung – Jawa Tengah, Hp. 081229839xxx

banner 300250