Oleh : Nadiya Salsabila*
Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling mematikan pada wanita, selain kanker payudara. Berdasarkan data yang dipaparkan Kemenkes pada tanggal 31 Januari 2019, terdapat kasus kanker serviks sebesar 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk. Di Indonesia, kanker serviks menempati peringkat kedua setelah kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak terjadi dari seluruh kasus kanker pada tahun 2020.
Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim yang tidak normal, dan berkembang terus tanpa terkendali. Kanker serviks disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV). HPV tertular melalui cairan atau kontak kulit. Saat HPV masuk kedalam tubuh wanita ia menghasil dua protein berbahaya yang menyebabkan perubahan atau mutasi gen. Mutasi ini menyebabkan sel-sel tersebut tumbuh tidak normal dan tidak terkendali sehingga membentuk sel kanker. Mungkin tidak ada gejala. Dalam beberapa kasus, mungkin ada perdarahan yang tidak teratur atau rasa sakit.
Ada dua jenis kanker servicks, yang pertama bernama Squamous cell carcinoma, yaitu jenis kanker yang berawal pada dinding bagian luar rahim dan mengarah ke vagina. Ini merupakan jenis kanker pada leher rahim yang sering terjadi. Kedua bernama Adenocarcinoma, yaitu kanker yang berawal pada sel glandular, terdapat pada dinding kanal serviks.
Kanker servicks pada stadium awal hampir tidak memiliki gejala, dan pada stadium lanjut bisa terjadi pendarahan vagina yang tidak normal. Oleh karena itu, untuk remaja wanita sekalian, harus memperkuat kesehatan tubuh.
Diagnosis kanker serviks bisa menggunakan berbagai tes. Yang pertama dengan pemeriksaan kondisi rahim, vagina, rectum, dan kemih apabila terdapat kanker. Yang kedua tes darah, untuk memeriksa kondisi sekitar organ kewanitaan. Yang ketiga tes pemindai , yaitu dengan teknologi Computerised Tomography (CT) scan.
Menurut para ahli kanker stadium awal, kanker serviks cocok diobati dengan cara operasi, dengan operasi bisa segera dieksisi. Namun cara operasi bisa meninggalkan banyak sel kanker dalam tubuh. Oleh sebab itu penyakitnya cepat kambuh lagi, sehingga kondisi pasien semakin parah. Bisa juga dengan radioterapi dan kemoterapi.
Adapun ciri-ciri kanker servicks yaitu pendarahan vagina yang tidak normal, keputihan yang tidak biasa, nyeri saat berhubungan intim, frekuensi buang air kecil meningkat, mudah lelah, pembengkakan di salah satu tungkai, kehilangan nafsu makan, sembelit, bercak darah di urine (hematuria), dan keluar urine atau fases dari vagina. Jika anda merasakan ciri-ciri tersebut anda bisa tes kedokter dengan prosedur kolposkopi dan cone biopsy. Kolposkopi dilakukan dengan mikroskop kecil untuk memeriksa leher rahim. Cone biopsy dilakukan dengan obat bius, dan bagian kecil berbentuk kerucut pada servicks akan diangkat untuk diperiksa.
Faktor penyebab kanker serviks adalah kebiasaan hidup yang kurang baik, adanya keturunan kanker, penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka waktu yang sangat lama, kebiasaan merokok, kelebehan berat badan atau obesitas, hamil atau melahirkan diusia muda, melakukan hubungan intim dengan berganti pasangan, dan melakukan hubungan intim diusia dini yang akan beresiko berbahaya 2x lipat.
Pencegahan kanker serviks bisa dengan merubah pola makan yang banyak mengandung antioksidan, karotenoid, flavonoid, dan folat yang ada dalam buah-buahan dan sayuran dapat membantu tubuh memerangi dan mencegah infeksi HPV. Dan melakukan pola hidup sehat dan bersih dibagian vagina. Lalu deteksi dini kanker serviks dengan pemeriksaan paps smear untuk yang telah berhubungan intim. Dan vaksinasi HPV untuk yang belum pernah berhubungan intim.[]
*Penulis adalah mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas Binawan, Jakarta, Email : nadiya.072111007@student.binawan.ac.id