Kondisi Guru RA Dalam Masa Pandemi Covid-19

Oleh : Ning Supinah*

Covid-19 menjadi kendala setiap Negara, terlebih yang terdampak dan juga menjadi kendala terbesar dengan adanya proses belajar mengajar yang tadinya normal anak datang kesekolah sekarang anak di rumah. Kini proses belajar mengajar di lakukan secara daring atau dalam jaringan.

Namun pemerintah berupaya agar KBM tetap berjalan meski dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Pendidikan tetap menjadi fokus utama pemerintah dalam masa pandemi ini, terus bagaimana dengan kondisi pendidiknya?

Hampir 3 juta Guru terdampak masa pandemi, karena itu merupakan suatu tantangan bagi pendidiknya/gurunya supaya bisa menyikapi masalah ini, dalam situasi yang sangat luar biasa ini guru RA dituntut melaksanakan banyak peran tambahan.

Guru harus banyak berinovasi dalam memberikan pembelajaran dan layanan terhadap peserta didik agar lebih maksimal proses pembelajarannya. Guru dituntut selalu berbenah dalam menyiasati bebagai kondisi. Paradigma baru di masa pandemi telah membawa perubahan dalam proses pembelajarannya. Mau tak mau, suka tak suka semua guru atau pendidik harus mampu menyesuaikan diri dalam kondisi pandemi covit-19 ini.

Baca Juga :  Demokrasi Pancasila: Etika Politik Pemilu 2024

Guru Raudlatul Athfal (RA) akhirnya berinovasi memberikan pembelajaran yang sifatnya pembiasaan dan memakai 3 Tema yaitu pendidikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), pendidikan karakter, dan pendidikan Agama.

Yang pendidikan PHBS misal: praktek cuci tangan, mandi, gosok gigi, membersihkan peralatan makanan, membuang sampah pada tempatnya dll. Yang pendidikan karakter misalnya: membantu orang tua, berbicara yang sopan, mengucapkan terimakasih, meminta tolong, meminta maaf apabila melakukan kesalahan dll.

Untuk pendidikan keagamaan misalnya: berwudhu, praktek wudhu, sholat, menghafal bacaan sholat, hafalan surat -surat pendek, hafalan Do’a-do’a harian dll. Materi yang di lakukan di atas sudah sesuai dengan kurikulum 13 (kurtilas).

Bagaimana caranya?

Guru RA membuat grup WA antara guru dan wali murid. Sehingga pembelajaran di lakukan lewat WA grup tersebut berupa teks instruksi, atau audio instruksi kemudian orang tua atau wali murid mendokumentasikan foto dan vidio.

Baca Juga :  Sambut Tahun Baru, Ponpes Al-Munawwar Temanggung Gelar Semaan Qur’an

Melewati masa pandemi bukan hal yang mudah bagi Guru, orang tua, atau pun anak didik.
Kendala yang paling banyak adalah tidak semua wali murid punya HP android, susah signal, wali murid sulit di hubungi lebih lebih soal iuran atau biaya pendidikan anak mayoritas dengan belajar di rumah ini guru tidak tega mau menagih atau menyuruh wali murid membayar sehingga ini menjadi dilema tersendiri bagi guru RA tidak ada pemasukan, apalagi sekarang guru RA pemasukan hanya mengandalkan dari spp anak.atau BOP apabila turun.

Tapi alhamdulillah juga pemerintah memikirkan atau memberikan kuota internet bagi guru dosen dan siswa. Walaupun seperti itu kondisi di lapangan namun guru tetap semangat melakukan tugasnya dengan berinovasi melakukan kunjungan rumah dengan tetap gunakan prokes tentunya.

Baca Juga :  Pentingnya Edukasi Bagi Orang Tua Tentang Pencegahan Kekerasan pada Anak

Guru yang tadinya menyetuh HP buat WA dan telpon aja sekarang menjadi lebih pintar gunakan media HP sebagai sarana pembelajaran sehingga guru tidak hanya telponan tapi juga gunakan Google dan aplikasi lainnya.

Kesimpulannya Guru sebagai Garda terdepan dunia pendidikan harus dapat menyesuaikan diri dalam segala situasi dan harus dapat menyesuaikan diri untuk memenuhi kompetensi diri melakukan inovasi-inovasi Pembelajaran yang kekinian sesuai dengan kurikulum walaupun dalam masa pandemi covid-19. []

*Mahasiswi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Universitas Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Temanggung, email : ningsupinah@gmail.com

banner 300250