Mengapa Orang dengan Kepribadian Introvert Sering Dianggap Kurang Percaya Diri?

Kepercayaan diri merupakan aspek fundamental yang harus dimiliki oleh setiap individu dalam menjalani kehidupan. Seseorang dituntut untuk dapat mempercayai dirinya sendiri sebagai entitas serta dapat mengimplikasikannya melalui kontak sosial untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan masyarakat di sekitarnya. Kepercayaan diri dalam diri individu dapat diidentifikasi melalui proses individu tersebut memiliki keyakinan atas kemampuannya untuk dapat melakukan sesuatu, serta mampu berkomunikasi dengan orang lain dalam rangka sebagai bentuk interaksi untuk mencari sumber pemecahan atas permasalahan yang sedang dihadapinya.

Tidak bisa dipungkiri bahwa kepercayaan diri selalu dikaitkan oleh aspek kepribadian seseorang. Kepribadian yang sudah familiar terdengar di sekitar kita terbagi menjadi 2, yaitu: introvert dan ekstrovert. Introvert sebagai bentuk orientasi kepada diri sendiri atau dapat dikatakan seseorang dengan kepribadian introvert cenderung menarik diri dari dunia sosial (Hambali. Adang dan Ujam, 2013). Kepribadian introvert identik dengan sifatnya yang pendiam, tertutup dengan orang lain, menarik diri dari interaksi sosial, serta tidak suka terlibat dalam dunia sosial yang melibatkan orang banyak. Seseorang dengan kepribadian ini cenderung merasa mampu dalam mencukupi kebutuhannya tanpa ada keterlibatan orang lain. Hal tersebut berbanding terbalik dengan kepribadian ekstrovert di mana energi yang mereka dapatkan berasal dari interaksi sosial atau yang biasa disebut dengan social butterfly.

Baca Juga :  Menggagas Bisnis Online dengan Prinsip Syariah

Seseorang dengan kepribadian introvert tidak terbiasa mengekspersikan jadi dirinya kepada orang lain. Mereka cenderung mengekspresikannya dengan mimik datar atau seperti tidak mempunyai kepedulian antar sesama. Padahal banyak dari mereka yang merasa kesulitan dalam menampakan bentuk kepedulian sosial. Mereka cenderung merasa bahwa dirinya tidak bisa berinteraksi secara penuh dengan orang lain. Bukan berati mereka tidak mau berinteraksi, tetapi mereka merasa bahwa cara interaksi yang mereka lakukan seperti kaku, sehingga dalam proses kontak sosial dengan masyarakat, seseorang dengan kepribadian introvert seakan-akan seperti menutup diri.

Berdasarkan hasil penelitian dengan 72 sempel kepribadian, diperoleh 60 atau 83.1% kepercayaan diri dengan sempel tinggi. Hasil tersebut memiliki perbedaan dengan penelitian terdahulu di mana kepribadian introvert mempengaruhi tingkat kepercayaan diri yang dimiliki seseorang dengan rata-rata nilai untuk kepribadian introvert sebesar 1.92, sedangkan kepribadian ekstrovert memiliki kepercayaan diri dengan rata-rata sebesar 2.3 (Ratnawati, 2014).

Baca Juga :  “SISIR RINDU” Sebuah Inovasi para Penyandang Disabilitas Netra di Penganthi Temanggung

Individu dengan kepribadian introvert tidak sepenuhnya memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah. Kepercayaan yang dimiliki oleh seseorang juga dilatarbelakangi oleh beberapa faktor lain, seperti penerimaan sosial kepada individu, dukungan dari orang tua, serta prestasi yang dimilikinya

Sementara itu, kepercayaan diri seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh kepribadian ekstrovert saja, melainkan adanya konsep diri, pengalaman, serta pendidikan dari individu tersebut (Nisa, 2015). Konsep diri merujuk kepada dua 2 aspek , yaitu: Me dan I. Me adalah konsep diri yang terbentuk berdasarkan hasil persepsi atau harapan masyarakat kepada individu (objek), contohnya seperti dalam masyarakat memilik kaidah serta tata cara yang dianggap benar, kemudian individu tersebut akan bertindak secara konformis atau menyesuaikan dengan anggapan yang dianggap benar tersebut. Sedangkan I adalah cara individu yang aktif dalam menginterpretasi makna sosial (subjek), misalnya dalam memahami dunia sosial masing-masing individu memiliki caranya tersendiri serta menyesuaikannya dengan porsi yang dibutuhkan.

Baca Juga :  Pj Gubernur Aceh Berharap Jajaran Bank Aceh Berikan Pelayanan Terbaik kepada Masyarakat

Berdasarkan hasil observasi dengan melihat perilaku mahasiswa di lingkungan sekitar kampus menunjukkan bahwa seseorang dengan kepribadian introvert tetap bisa memiliki teman meskipun skalanya kecil. Hal tersebut memberi makna bahwa seseorang dengan kepribadian introvert juga dapat mengekspresikan jati dirinya kepada orang lain, meskipun dalam mengekspresikannya mereka cenderung hanya menampakan kepada orang terdekat saja. Sehingga dapat dikatakan, seseorang dengan kepribadian introvert juga dapat berperilaku secara ekstrovert, serta seseorang dengan kepribadian introvert lebih selektif dalam memilih teman yang sekiranya sepaham dengan pemikiran mereka.

Oleh karena itu, kepribadian introvert tidak sepenuhnya dapat dikaitkan dengan kurangnya kepercayaan diri. Karena kepercayaan diri yang dimiliki oleh seseorang juga dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan internal yang mendukungnya. Meskipun kepribadian introvert lebih condong terhadap konsep I dalam memahami subjektifitas makna sosial, akan tetapi mereka juga dapat mengembangkan konsep Me sebagai anggota masyarakat, walaupun dalam penerapannya mereka cendurung lebih tertutup dan tidak menampakkannya.[]

Pengirim :
Rahma Nur Azizah, mahasiswa Sosiologi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, email : zzhnurrahma@gmail.com

banner 300250