VERTIGO bukanlah suatu penyakit tersendiri melainkan gejala dari penyakit yang letak lesi dan penyebabnya berbeda-beda. Vertigo berasal dari bahasa latin “vertere” yang berarti memutar. Secara umum vertigo dikenal sebagai ilusi bergerak atau halusinasi gerakan. Vertigo merupakan salah satu keluhan yang sering dijumpai dalam praktek yang digambarkan sebagai rasa berputar, pening tidak stabil atau pusing.
Jenis penyakit vertigo ada 2; pertama, Vertigo perifer, Vertigo perifer dapat terjadi jika terdapat gangguan di saluran gang disebut kanalis semisirkularis yaitu telinga bagian tengah yang bertugas mengontrol keseimbangan; kedua, Vertigo sentral, Vertigo perifer daapat terjadi jika adanya keadaan yang tidak normal didalam otak, khususnya di daerah syaraf keseimbangan yaitu daerah percabangan otak dan sereblum (otak kecil).
Sedangkan Gejala-gejala vertigo antara lain; 1) Gejala otonom atau Mual dan muntah, keringat dingin; 2) Pusing berputar, 3) Merasa halusinasi gerakan; 4) Telingan berdenging; 5) Pandangan buram; 6) Pendengaran menurun; dan 7) Gejala somatik atau Ketidakmampuan penderita menjaga keseimbangan tubuh.
Ada banyak Faktor terjadinya vertigo, yaitu : 1) Infeksi virus yang menyerang area labirin; 2) Infeksi bakteri yang mengenai telinga tengah; 3) Radang pada leher; 4) Serangan migrain; 5) Sirkulasi darah yang berkurang dapat menyebabkan aliran darah ke otak berkurang; 6) Mabuk kendaraan; 7) Alkohol; dan 8) Kelainan neurologis seperti: sklerosis multiple, patah tulang tengkorak yang disertai cidera pada labirin persyarafannya atau keduanya, tumor otak, dan tumor yang menekan syaraf vestibularis.
Tatalaksana non farmakologi ; Dapat dilakukan dengan pemberian terapi dengan manuver reposisi partikel / particle repositioning manuever (PRM) yang dapat secara aktif menghilangkan vertigo pada BPPV, meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi resiko jatuh pada pasien. Sedangkan Tatalaksana farmakologi, pada beberapa pengobatan hanya diberikan untuk jangka pendek atau untuk gejala-gejala vertigo.
Pengobatan vertigo disebut dengan pengobatan suppresant vestibular yang digunakan seperti: pertama, Golongan benzodiazepin (diazepam, clonazepam). Efek golongan obat ini dapat mengurangi sensasi berputar namun dapat mengganggu kompensasi sentral pada kondisi vertibular perifer. Kedua, Golongan antihistamin (meclizine, Dipenhidramin). Efek supresif golongan obat ini pada pusat muntah sehingga dapat mengurangi muaal dan muntah karena motion sickness.
Pada penggunaan golongan obat benzodiazepine dan antihistamin harus diperhatikan dikarenakan efek samping obat tersebut dapat mengganggu kompensasi sentral pada kerusakan vestibular sehingga penggunaannya diminimalkan.
Diagnosis penyebab vertigo ditegakan dengan pendekatan diagnosis yang dimulai dengan membedakan vertigo yang dialami pasien apakah termasuk vertigo perifer atau sentral berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Anamnesis terutama harus ditanyakan pemicu dan waktu vertigo serta obat-obataj yang sedang dikonsumsi oleh pasien.
Pemeriksaan fisik yang harus dilakukan adalah pemeriksaan Romberg, pemeriksaan Gait pasien, uji Unterberger, uji tunjuk Barany (past psoting test), uji Babinsky Weil.
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan : 1) Pemeriksaan laboratorium rutin atas darah dan urin; 2) Foto rontgen tengkorak leher; 3) Neurofisiologi elektroensefalografi (EEG), elektromiografi (EMG), brainstem Auditory evoked potential (BAEP); dan 4) Pencitraan CT-scan, arteriografi, magnetic resonance imaging (MRI).
Dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan medis oleh dokter bila terjadi vertigo baik seranvan akut maupun kronis. Edukasi yang komprehensif mengenai gejala dan penyebab dari vertigo perlu dilakukan.[]
Pengirim :
Rosi Zulfani
Mahasiswa Farmasi Universitas Binawan – Jakarta
Email : rosizulfani2018@gmail.com
