Pandangan Orang Tua Milennial terhadap Anak Berkebutuhan Khusus

ANAK berkebutuhan Khusus adalah anak yang memiliki ciri yang berbeda dari anak lain, dan mengalami hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan, pada Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 mengenai sistem pendidikan nasional bahwa pendidikan di Indonesia diselenggarakan secara demokratis dan adil serta tidak adanya diskriminatif dan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. Untuk itu sudah jelas bahwa anak berkebutuhan khusus memerlukan pelayanan pendidikan yang setara dengan anak normal atau anak biasa, karena pendidikan di Indonesia tidak mengenal starta sosial dan fisik seseorang karena semua anak berhak mengenyam pendidikan yang layak.

Pada saat ini juga sudah banyak sekolah-sekolah khusus anak berkebutuhan khusus yang tersebar di seluruh indonesia, tetapi di pelosok-pelosok desa masih sangat jarang ditemui. Dengan adanya sekolah-sekolah khusus tersebut diharapkan anak berkebutuhan khusus dapat mengembangkan prestasi belajarnya.

Namun, di era serba canggih ini ada beberapa pandangan atau tanggapan orang tua ataupun masyarakat luas tentang anak berkebutuhan khusus, masih banyak orang tua yang menganggap anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki kecacatan dan tidak dapat berkembang seperti anak pada umumnya, tidak hanya orang tua, masyarakat luas pun juga menganggap demikian bahwa Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang harus disantuni ataupun dikasihani, bahkan ada beberapa masyarakat yang menganggap anak berkebutuhan khusus adalah anak yang aneh, mereka sering kali menjauhi ketika bertemu dengan Anak Berkebutuhan Khusus, mereka juga sering melarang anaknya untuk bermain dengan Anak Berkebutuhan Khusus, dan ada juga masyarakat yang cuek dan acuh tak acuh, sehingga Anak Berkebutuhan Khusus sering kali tidak percaya diri,merasa dikucilkan dan malu.

Baca Juga :  Karakteristik Seorang Guru yang Profesional

Disisi lain ada juga orang tua cerdas yang sudah paham bahwa anak berkebutuhan khusus bukan hanya tentang kecacatan, banyak komunitas yang peduli dengan anak berkebutuhan khusus dengan cara memberikan terapi ataupun pelatihan keterampilan yang dapat merangsang potensi yang dimilikinya, karena pada dasarnya setiap kekurangan pasti ada kelebihan, itu sebabnya sudah banyak yang kita temui saat ini anak berkebutuhan khusus yang memiliki banyak prestasi yang membanggakan.

Seperti contoh pada tahun 2021 ada beberapa anak berkebutuhan khusus yang berhasil meraih prestasi, Anaya Ellick gadis asal Viginia Amerika Serikat yang lahir tanpa tangan berhasil memenangkan juara kompetensi tulisan tangan kategori anak berkebutuhan se Amerika Serikat, tak hanya di luar Negeri, dari Indonesia tak kalah membanggakan yaitu prestasi dari Ahmad Juara Favorit Inspirasi kita cerita tentang guru dari Disdik Jabar yang menyabet juara 2 lomba karya tulis Hello Hero Challenge dari Tikomdik. Selain itu, yang tak kalah menakjubkan adalah prestasi M. kareem Arrasyid yang masuk 8 besar Da’i spesial Ramadan di I News TV kemarin. Terbaru, Siti Nurazizah bahkan berhasil lolos ke Jawa Barat di perlombaan seni tari dalam rangka Festival lomba seni siswa nasional, Ada juga prestasi membanggakan yang berhasil diraih Nazla Marwa Laila Tulaila saat menjadi juara 1 tingkat Jabar bercerita Challenge berkisah cerita legenda dari Tikomdik dan juara 1 Ulang Tahun mitra netra ke 30. Times Indonesia. (2021, Juni 11).

Baca Juga :  Dampak Perizinan Pertambangan di Bangka Belitung

Saat ini banyak orang tua dan masyarakat yang belum menyadari bahwa keterbatasan yang dimiliki anak berkebutuhan khusus dapat dikembangkan agar menjadi kelebihan mereka. berdasarkan permasalahan diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat memiliki reaksi-reaksi yang berbeda terhadap anak berkebutuhan khusus, ada masyarakat yang menganggap anak berkebutuhan khusus adalah anak yang cacat dan tidak dapat berkembang, ada yang acuh tak acuh dan tidak mau berinteraksi dengan anak berkebutuhan khusus, tetapi ada juga masyarakat yang memiliki reaksi positif terhadap anak berkebutuhan khusus seperti contoh mendirikan pelatihan keterampilan untuk mengembangkan potensinya.

Oleh karena itu, Faktor utama mengapa anak berkebutuhan khusus tidak mau berinteraksi dengan orang lain atau lingkungannya bukan hanya karena kondisi yang mereka miliki tetapi karena reaksi negatif masyarakat juga menjadi salah satu problema tersendiri bagi anak berkebutuhan khusus. Maka dari itu, kita sebagai orang tua, guru, dan sebagai makhluk sosial, sudah sepantasnya bahwa kita harus menghargai hak-hak anak karena sejatinya anak itu sama tidak yang beda sekalipun itu anak berkebutuhan khusus, setiap anak lahir dengan kekurangan, kelebihan dan keunikan-keunikannya sendiri, oleh karena itu jangan jadikan kekurangan atau keunikan anak sebagai hambatan yang menghalangi anak untuk meraih prestasinya.[]

Baca Juga :  Temui Eks MAHID di Belanda, Menkopolhukam dan Menkumham Bahas Kewarganegaraan dan Repatriasi

Pengirim :
Ika Widyas Tuti
Mahasiswa INISNU Temanggung
Email : ikawidyast@gmail.com

banner 300250