Oleh : Hardi Sukma*
Sejak awal pandemi Desember 2019 lalu atau hampir 2 tahun kita dimasa pandemi, peningkatan penularan COVID-19 sering terjadi akibat dari kurangnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya covid 19. Mereka masih sering lalai mengikuti Prokes (Protokol Kesehatan) yang sering digemborkan oleh pemerintah baik melalui sosialisasi langsung kepada masyarakat, menggunakan poster, Sosial media, Berita TV bahkan iklan yang menyampaikan bahaya tentang corona.
Imbas dari Peningkatan COVID-19 tak hanya dirasakan oleh segelintir orang, semua orang merasakan dampak dari covid 19 yang masih ada ini. Sektor Pendidikan, UMKM, Ekonomi dll semua merasakan dampak dari covid 19 ini.
Salah satunya adalah sektor Pendidikan Indonesia saat ini, yang dulu belajar siswa dan guru harus saling tatap muka atau Tradisional, COVID-19 ini memaksa guru dan siswa , dunia Pendidikan khususnya untuk menerapkan sistem pembelajaran secara daring. Dimana sistem pembelajaran a ini tidak mengharuskan terjadinya tatap muka antara siswa dan guru. Jikalaupun harus bertatap muka, mereka harus menggunakan aplikasi yang sekarang sudah banyak beredar, seperti Zoom Meeting, Google Meet dll.
Hal itu merupakan salah satu solusi untuk meminimalisir terjadinya penularan virus COVID-19. Karena apabila pembelajaran dengan tatap muka terus dilanjutkan, resiko penularan semakin besar. Organisasi kesehatan dunia atau WHO memberikan pernyataan bahwa Virus COVID-19 bisa menular melalui udara tidak hanya melalui Droplet, ini berarti penularan antar siswa dan guru menjadi lebih mudah.
Para murid dan guru mau tidak mau harus dapat beradaptasi dengan perubahan pembelajaran yang sudah ditetapkan oleh sekolah. Pembelajaran secara online dianggap lebih bebas dan fleksibel karena dapat diakses dari rumah. Lalu, bagaimana strategi agar pembelajaran secara online dapat dilakukan dengan efektif dan efisien? Berikut pembahasannya.
1. Tetapkan manajemen waktu
Atur waktu belajar dengan teratur. Kerjakan dengan fokus tugas yang diberikan oleh guru atau dosen. Guru atau dosen memberikan tugas pada siswa dengan memberikan tenggat waktu penyelesaian tugas, hal ini akan lebih mudah dilakukan karena siswa akan lebih paham bahwa tugas yang diberikan harus dikumpulkan kembali di waktu yang sudah ditetapkan oleh guru atau dosen. Sehingga para siswa akan lebih awal dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
Hal ini akan berbeda jika penyedia layanan pendidikan memberikan fleksibilitas penuh kepada pelajar. Para siswa mesti mengatur sendiri jadwal belajar mereka. Karena untuk sebagian siswa yang belum terbiasa belajar mandiri, biasanya akan mengerjakan tugas-tugas sekolah di menit-menit terakhir tenggat waktu yang ditetapkan. Oleh sebab itu, membiasakan diri untuk belajar dan mengerjakan tugas di awal waktu adalah keterampilan yang mesti ditanamkan kepada siswa yang melakukan remote learning.
2. Persiapkan teknologi yang dibutuhkan
Para murid harus mengetahui peralatan-peralatan apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan pembelajaran jarak jauh. Tidak semua sekolah sudah menyediakan layanan belajar daring yang memadai, oleh karenanya beberapa platform belajar daring dapat menjadi alternatif. Demikian juga perkakas teknologi seperti komputer, gawai pintar, atau tablet menjadi penting, dan terutama juga jaringan internet yang laik.
3. Belajarlah dengan serius
Kesalahan yang sering dilakukan siswa, sebagaimana dilansir dari Psychology Today adalah tidak fokus ketika melakukan belajar online. Selama melakukan pembelajaran di internet, terdapat banyak sekali iklan yang mengganggu proses pembelajaran. Godaan untuk menonton video, mengakses media sosial, hingga membaca-baca konten berita secara impulsif seringkali dilakukan tanpa rencana sebelumnya.
Oleh karena itu, Para siswa diharapkan untuk berusaha fokus dan konsisten selama waktu belajar yang ditetapkan. Hindari segala macam godaan yang berpotensi mengganggu proses belajar. Jika memungkinkan, tetapkan ruang khusus untuk belajar dan menjauhkan diri dari gangguan anggota keluarga yang lain.
4. Jaga komunikasi dengan pengajar dan teman kelas
Bagi yang belum terbiasa melakukan remote learning, ia harus menyesuaikan diri untuk terus visible dan berkomunikasi tanggap dengan pengajar atau teman kelas lain. Jika dibutuhkan, perlu juga diadakan grup khusus untuk membahas tugas yang dibebankan pengajar. Kendati tidak harus dilakukan dengan tatap muka, komunikasi mesti terjalin dengan baik untuk menghindari kesalah pahaman.
Gunakan momen-momen semacam ini untuk mengasah keterampilan komunikasi daring yang dilakukan. Jika memang belum yakin dengan hasil tugas yang dikerjakan, segera hubungi pengajar. Lakukan sesegera mungkin untuk menunjukkan komitmen bahwa kita serius untuk belajar.
5. Pembelajaran dalam kelompok Kecil
Pembelajaran dengan kelompok kecil mampu meningkatkan peranan siswa secara mandiri dalam proses pembelajaran, yaitu mengurangi peran pendidik atau guru dalam proses interaksi edukatif. Kegiatan pembelajaran seperti ini akan menghasilkan suatu proses pembelajaran dimana anak didik dapat mengembangkan ilmu pengetahuannya dengan diawasi oleh tenaga pendidik untuk mencapai tujuan berdasarkan kemampuan anak/siswa.
Kendati banyak siswa merasa kesulitan melakukan remote learning, jika sudah terbiasa, hal ini malah memberi kebebasan dan fleksibilitas tersendiri, yang tidak ditemui pada kegiatan belajar mengajar di ruang kelas. Di tengah penyebaran wabah Covid-19, pembelajaran daring semacam ini justru dapat menjadi alternatif jitu sebagai ganti pembelajaran tatap muka. []
*Mahasiswa Semester VIII Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Pamulang