Di era yang maju dan berkembang ini tidaklah asing bagi kita bahwasannya pendidikan adalah hal terpenting yang harus dimiliki seluruh masyarakat yang ada, terutama di Indonesia yang sudah kita ketahui bahwa pekerjaan di negara kita sangat mempertimbangkan Pendidikan yang tinggi.
Dan beriringan dengan itu maka para pebisnis mulai memikirkan market mereka yakni Pendidikan, mengingat seluruh Masyarakat pasti perlu Pendidikan tetapi ada saja oknum yang hanya berfokus pada bisnis Pendidikan tersebut tanpa memikirkan dan fokus terhadap Pendidikan itu sendiri. Fenomena ini berlaku kepada seluruh jenjang Pendidikan dari TK sampai jenjang perkuliahan.
Ini semua tidak bisa dipungkiri bagaimana kita bisa mencetak kader-kader bangsa sedangkan Pendidikan sendiri itu harus digapai dengan harga yang tak murah, memang ada Pendidikan yang berbasis negri atau di support oleh negara tetapi oknum yang ada tetap saja mengakali bagaimana mereka dapat menghasilkan uang dari Pendidikan tersebut.
Penyebab adanya bisnis dalam Pendidikan
Dunia Pendidikan seharusnya berfokus pada kualitas yang ada dalam Pendidikan tersebut bukan malah berbisnis dengan mengambil kesempatan ini, ada beberapa penyebab para oknum berfikiran untuk menjadikan Pendidikan sebagai ladang bisnis. Diantaranya adalah honor/upah yang diterima dari negara dirasa kurang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari ini dapat dibuktikan dengan berapa banyak persenan guru yang terkait pinjaman online.
Kemudian pentingnya Pendidikan untuk mencari ladang pekerjaan inilah yang membuat Masyarakat akhirnya berfikir Pendidikan hanyalah suatu tiket untuk mendapat pekerjaan dan mengabaikan Pendidikan itu sendiri dengan itu para oknum memanfaatkan momen ini untuk beraksi. Mereka menjual ijazah semua jenjang, ini dapat kita lihat ada beberapa oknum yang berani menjual ijazah tanpa harus mengikuti alur Pendidikan tersebut.
Dan yang terakhir adanya peraturan-peraturan baru untuk bisa ikut di jenjang negri yang mana tidak semua orang bisa mengikutinya, banyak sekali wali murid yang berkeluh akan susahnya mendaftarkan anaknya ke sekolah negri dengan kuota yang sangat terbatas dari sinilah muncul bisnis baru yang dapat diluncurkan oleh para oknum seperti membeli bangku di sekolah negri, membeli tiket masuk tanpa harus mengikuti alur, dll.
Dampak adanya bisnis dalam Pendidikan
Sebagaimana kita ketahui bahwa Pendidikan tidaklah sesuatu hal yang bisa diremehkan terutama mutu dan kualitas penanggung jawab Pendidikan tersebut, untuk itu Pendidikan yang berbasis bisnis tidak akan pernah mencapai pada goals dari Pendidikan itu sendiri yaitu menciptakan kader yang mutu untuk negara.
Kita lihat dengan mata kepala kita sendiri bagaimana sekolah-sekolah yang ada sekarang, kebanyakan dari sekolah tersebut kurang perhatian kepada muridnya dan hanya mengandalkan ijazah yang dikeluarkan terlepas dari Pendidikan/sekolah yang memang punya tujuan yang pasti dan tidak menjadikan Pendidikan bak ladang bisnis yang bisa kita akali.
Untuk itu ini sangat berpengaruh pada kualitas dan mutu anak anak zaman sekarang, entah dari moral, akhlaq, pengetahuan, dll. Terutama bagaimana kita bisa memajukan negara kita sebagai negara maju jikalau rakyat kecil tidak bisa bersekolah. Yang bodoh tetap bodoh dan yang pintar menjadi bodoh dengan adanya Pendidikan berbasis bisnis ini.
Antisipasi fenomena ini
Untuk mengantisipasinya maka diperlukan perhatian lebih dari kita calon wali murid untuk memilh sekolah terbaik agar tidak terjebak pada lingkaran yang tak punya sudut dan tidak punya tujuan karena apabila kita asal memasukkan kader kita kader penerus bangsa ke sekolah sekolah yang seperti itu maka yang ada hanya membuang waktu untuk ijazah saja tanpa mengambil Pendidikan didalmnya.
Kita sebagai orangtua mempunyai tanggung jawab lebih kepada anak-anak kita sendiri demi menjadikan mereka pribadi yang baik. Dan untuk oknum pebisnis seperti ini coba renungkan bagaimana kita harus menjadikan Pendidikan di negara kita lebih baik, walaupun diperlukan administrasi lebih maka harus sesuai denga napa yang mereka dapatkan.[]
Penulis :
Muhamad Faiz Mubarak, Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Universitas Pamulang, email : faizmubarak19@gmail.com