Anak merupakan masa kritis bagi perkembangan sosial, ketika anak mulai berinteraksi dengan teman sebayanya dan menjalin hubungan diluar keluarga, maka interaksi teman sebaya dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan sosial anak, membentuk keterampilan sosial, konsep diri, dan harga diri mereka. Dalam esai ini, kita akan mengeskplorasi bagaimana peran teman sebaya dalam membentuk perkembangan sosial anak, interaksi anak dengan teman sebaya, dan juga pengaruh interaksi tersebut untuk perkembangan sosial anak.
Perkembangan sosial untuk anak sangat dibutuhkan dalam kehidupannya dan juga merupakan aspek penting dalam pertumbuhan. Sebagaimana yang dikemukakan Rahayu Tresna Dewi et al., (2020) mengartikan bahwa sosialisasi itu sebagai proses belajar yang membimbing anak ke arah perkembangan kepribadian sosial sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan efektif. Oleh karena itu sosialisasi bagi anak adalah hal yang harus sangat diperhatikan, karena sosialisasi adalah awal anak belajar bagaimana kehidupan yang sesungguhnya, anak tidak hanya akan bersosialisasi dengan keluarga dan lingkungan sekitar, namun ketika diluar anak harus bisa bersosialisasi terutama dengan temannya.
Teman sebaya mempunyai peranan penting bagi perkembangan sosial anak, meskipun anak banyak menghabiskan waktu di rumah bersama keluarga, namun teman juga mempunyai peranan penting bagi perkembangannya. Banyak anak yang jiwa sosialnya kurang, dikarenakan kurangnya bersosialisasi ataupun anak tersebut tidak dibiarkan bermain dengan teman seusianya dan lebih menghabiskan waktu dirumah. Anak yang kurang bersosialisasi terutama dari masa kanak-kanak, biasanya ketika menginjak masa remaja akan kesulitan berbaur dengan lingkungannya dan juga selalu tidak nyaman ketika berkumpul dengan yang lain. Banyak kasus dimana ketika dirumah anak kurang berbaur dengan keluarga, selalu menyendiri, berkomunikasi sesuai kebutuhan saja, namun ketika ia keluar dan bertemu dengan teman-temannya ia menjadi pribadi yang berbeda.
Pengembangan sosial anak dengan teman sebaya sangat membatu dalam pengembangan sosial dengan masing-masing anak. Hal ini dapat dilihat di saat anak mampu beradaptasi atau menyesuaikan diri di lingkungan sekolah. Kehadiran teman sebaya memberikan suatu kekuatan dalam diri anak untuk bersosialisasi (Melinda & Izzati, 2021). Sekolah merupakan tempat kedua setelah rumah, oleh karena itu anak dan temannya dapat bersosialisasi secara langsung, namun tidak banyak anak yang gampang bersosialisasi. Peran teman sebaya dalam membentuk perkembangan sosial anak misalnya, anak-anak dapat mempelajari perilaku yang pantas di lingkungan yang berbeda, seperti sekolah, rumah, atau taman bermain, dengan mengamati perilaku teman-temannya.
Pengaruh teman sebaya dapat berdampak positif dan negatif terhadap perkembangan sosial. Pengaruh teman sebaya yang positif dapat membantu anak mengembangkan empati, keterampilan sosial, dan rasa memiliki, dan selalu mengarah ke hal-hal yang baik. Sebaliknya, pengaruh teman sebaya yang negatif dapat menyebabkan perilaku anti-sosial, agresi, dan pengucilan dari kelompok sosial. Seperti berita-berita yang sekarang bermunculan mengenai kasus bullying disekolah, dimana seorang anak yang sedang di bully oleh teman-temannya dan teman yang lainnya hanya melihat saja pada saat kejadian, tidak ada yang berani melawan pelaku dan menyelamatkan temannya. Dari kasus ini kita bisa lihat bahwa teman sebaya sangat berpengaruh dalam kegiatan sosial anak.
Ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan hubungan positif dengan teman sebaya, yaitu menciptakan lingkungan kelas yang mendukung dan mendorong interaksi sosial yang positif sangatlah penting. Ketika kegiatan disekolah guru dapat memberikan aktivitas yang mendorong kerja sama, serta memberikan kesempatan bagi anak untuk mempraktikkan keterampilan sosial seperti komunikasi. Guru dapat menggunakan permainan peran dan strategi interaktif lainnya untuk membantu anak-anak mempelajari keterampilan sosial. Mendorong keterlibatan dan komunikasi orang tua juga penting. Dengan aktivitas yang diberikan oleh guru, anak dan temannya akan lebih sering berbaur dan akan mudah untuk bersosialisasi. Tidak hanya di sekolah, dirumahpun orang tua dapat memperkuat perilaku sosial yang positif di rumah dengan memberikan contoh perilaku yang sesuai dan berkomunikasi dengan guru tentang perkembangan sosial anak mereka.
Teman sebaya tentunya sangat berpengaruh terhadap perkembangan sosial anak, dan juga dalam pertemanan tersebut tentunya harus adanya pengawasan baik dari pihak orang tua ketika dirumah dan juga guru ketika di sekolah. Teman untuk anak juga harus diperharikan baik itu dari usia, jenis kelamin, budaya. Dengan memahami peran teman sebaya dalam perkembangan sosial, orang tua dan pendidik dapat membantu anak mengembangkan keterampilan sosial yang mereka butuhkan untuk sukses dalam hidup. Keterlibatan orang tua dan guru dalam memfasilitasi hubungan teman sebaya yang positif juga penting. Orang tua dan guru dapat mendorong interaksi sosial yang positif dengan memberikan contoh perilaku yang baik dan yang utama yaitu memantau interaksi teman sebaya.[]
Pengirim :
Nida Hawwa Hamidah, mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia, berdomisili di Kp. Cikadu 002/006 Ds. Cikadu Kec. Cisayong Kab. Tasikmalaya Jawa Barat, email: nidahawwa@upi.edu