Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, perkembangan teknologi juga berkembang sangat pesat, salah satunya yaitu gadget atau lebih dikenal dengan handphone.Gadget atau handphone merupakan perangkat elektronik yang berukuran kecil yang memiliki fungsi khusus dan terus mengalami perubahan.Selain itu, gadget juga bisa di artikan sebagai alat canggih yang di dalamnya terdapat berbagai aplikasi.Seiring berjalannya waktu, dari tahun ke tahun gadget selalu mengalami perubahan desain dan juga pengguna gadget semakin meningkat terutama pada anak usia dini.Ditambah lagi dengan adanya pandemi covid-19 saat itu, dimana setiap orang diharuskan untuk tetap berada di dalam rumah, hingga membuat semua orang terikat dengan gadget.
Anak usia dini juga mengalami laju perkembangan teknologi yang sangat pesat.Informasi BPS (Badan Pusat Statistik) menunjukkan bahwa, hampir separuh anak usia dini di Indonesia yang menggunakan gadget, juga akan mengakses internet pada tahun 2022.Secara total, ada 33,44% anak usia dini di Indonesia yang menggunakan gadget. Sedangkan anak usia dini yang dapat mengakses internet mencapai 24,96%.Jika dirinci, terdapat perbedaan karakteristik kelompok umur yang cukup besar.Persentase penggunaan gadget pada anak usia 0-4 tahun atau balita hanya 25,5%.Sedangkan usia 5-6 tahun sebanyak 52,76%.Pola yang sama juga terlihat pada anak-anak yang mengakses internet.Usia balita adalah 18,79%, sedangkan anak usia 5-6 tahun adalah 3,97%.
Di zaman sekarang ini, gadget tidak bisa lagi di pisahkan lagi dari kehidupan manusia dalam kesehariannya, bahkan banyak anak di usia dini sudah diberikan gadget sendiri oleh orang tuanya.Orang tua yang bekerja di luar rumah, menggunakan gadget mereka untuk berkomunikasi dengan anak-anak mereka.Sementra itu, beberapa ibu yang diam dirumah membiarkan anaknya bermain gadget agar mengalihkan perhatian anaknya agar tidak mengganggu ibunya dalam mengerjakan pekerjaan rumah.Ada juga sebagian orang tua yang apabila anaknya menangis karna suatu hal, sang ibu lebih memilih memberikan anaknya bermain gadget agar mengalih perhatian sang anak daripada harus menenangkan anaknya.
Awalnya tujuan orang tua hanya untuk berkomunikasi dan juga mengalihkan prhatian anak.Namun, lama-kelamaan anak akan bosan dan lebih memilih untuk mencoba fitur atau aplikasi baru di gadget tersebut.Sering kali kita jumpai anak usia dini yang sudah mahir menggunakan gadget.Banyak juga anak usia dini yang sudah mahir dalam menggunakan beberapa apikasi di gadget seperti tiktok, youtube dan lain sebagainya.Dan yang paling sering kita jumpai yaitu, anak-anak di usia dini yang sudah mahir dalam mendownload berbagai macam game offline maupun online di playstore hingga mereka bisa mahir dalam memainkannya.
Dengan hadirnya gadget yang semakin canggih, hal tersebut memberi pengaruh serta manfaat yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Gadget sendiri memiliki banyak sekali manfaat, diantaranya yaitu: 1).Dengan gadget, kita dapat dengan mudah memperoleh infomasi yang sangat luas dari kalangan nasional maupun internasional.2).Gadget juga dapat mempermudah kita untuk berkomunikasi jarak jauh, kini kita tidak perlu lagi berkomunikasi dengan mengirimkan surat, dimana kita harus menunggu berhari-hari umtuk mendapatkan balasannya.
Dengan menggunakan gadget, pesan kita akan sampai dalam hitungan detik.3).Dari gadget kita juga bisa menambah ilmu ataupun wawasan, apabila ada tugas sekolah ataupun kampus kita tidak perlu lagi pergi ke perpustakaan untuk mencari informasi karena sudah banyak bahan referensi yang bisa kita dapatkan melalui gadget.4).Selain itu dengan adanya gadget kita bisa memperluas jaringan sosial, kita dapat berteman atau berhubugan dengan masyarakat luar.Tidak hanya di Indonesia, kita juga mendapatkan jaringan pertemanan dari luar negeri.
Namun apakah gadget penting untuk digunakan pada anak usia dini? Jawabannya sudah pasti tidak, karena gadget akan menghambat proses perkembangan pada anak usia dini.Anak-anak yang sedari kecil sudah menggunakan gadget sudah pasti mengalami kecanduaan terhadap gadget itu sendiri.Hal ini dapat berdampak buruk pada perkembangan fisik dan motorik anak.Misalnya, anak akan lebih berfokus pada gadgetnya dan mulai meninggalkan dunia bermain bersama teman-temannya, anak akan lebih suka menyendiri dan tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya, hingga kurangnya asupan makanan karena mereka hanya terpaku pada layar gadget.
Anak-anak yang sering menggunakan gadget cendrung mengalami gangguan penglihatan, karena terlalu sering menggunakan gadget membuat mata lelah, kemerahan, pandangan kabur, dan rasa perih pada mata.Bahkan, hal ini juga bisa mengurangi daya pengelihatan mata pada anak.
Penggunaan gadget yang berlebihan dapat menyebabkan anak begadang, baik untuk bermain game ataupun mengakses media sosial.Jika kondisi ini berlangsung secara terus menerus, kesehatan fisik anak bisa terganggu.Mereka bisa menjadi mudah lelah, merasa lelah sepanjang hari, mudah lupa sehingga sulit untuk belajar.
Pada anak usia dini, pertumbuhan otak anak bertumbuh dengan sangat cepat.Namun, jika anak-anak terlalu sering menggunakan gadget, hal ini dapat menimbukan dampak buruk seperti keterlambatan kognitif, tantrum, kurangnya kreativitas, dan penurunan kemampuan anak untuk mandiri.Penggunaan gadget yang berlebihan juga bisa menyebabkan depresi, gangguan kecemasan, kurangnya perhatian dan perilaku bermasalah lainnya.Dampak buruk gadget pada anak-anak bisa di sebabkan oleh interaksi yang buruk dengan media sosial, seperti cyberbullying.
Untuk mencegah dampak buruk gadget pada anak usia dini, perlunya peranan orang tua dalam memberikan contoh yang baik kepada anak-anaknya dan lebih banyak meluangkan waktu untuk menemani anaknya bermain.Selain bermain gadget, ibu bisa mengajak anaknya bermain diluar rumah.Tidak harus selalu keluar rumah, banyak kegiatan lain yang bisa dilakukan dirumah untuk menghibur anak, misalnya bermain petak umpet, bernyanyi bersama, membaca buku, membantu ibu memasak dan lain-lain.Dan yang paling penting yaitu orang tua harus bisa mengontrol anaknya sejak dini agar tidak terbiasa dengan gadget.[]
Pengirim :
Elliza Fransisca, Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung, email : elizaeliza1804@gmail.com