Pendidikan merupakan hak asasi manusia yang mendasar. Namun, bagi perempuan, pentingnya pendidikan memiliki makna yang lebih mendalam dan transformatif. Dalam masyarakat di mana kesetaraan gender masih menjadi isu yang diperjuangkan, pendidikan bagi perempuan bukan hanya tentang memberikan akses ke pengetahuan, tetapi juga tentang memberdayakan, melindungi, dan membebaskan.
Pertama-tama, pendidikan memberikan perempuan akses ke pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengembangkan potensi mereka secara penuh. Dengan akses ke pendidikan yang layak, perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang seperti rekan mereka yang laki-laki. Ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup perempuan secara individual, tetapi juga memperkaya masyarakat secara keseluruhan dengan bakat dan kontribusi yang dapat mereka berikan.
Selain itu, pendidikan memainkan peran penting dalam membuka pintu menuju kesempatan ekonomi bagi perempuan. Perempuan yang memiliki pendidikan yang memadai cenderung memiliki lebih banyak peluang untuk memperoleh pekerjaan yang layak dan berpenghasilan, yang pada gilirannya meningkatkan kemandirian finansial mereka. Ini bukan hanya tentang membebaskan perempuan dari kemiskinan, tetapi juga tentang memperkuat posisi mereka dalam keluarga dan masyarakat
Pada masa sekarang pendidikan tidak memandang gender, baik dari laki-laki maupun dari perempuan. Namun memiliki pendidikan yang tinggi bagi perempuan tidaklah mudah untuk dicapai dimana kodrat perempuan kelak menjadi ibu rumah tangga. Bahkan di beberapa pelosok desa mesih mengangap bahwa perempuan tidak usah berpendidikan terlalu tinggi nanti laki-laki tidak ada yang mau. Pemikiran tersebut harus diubah karena apabila perempuan memiliki pengetahuan yang luas maka peran sosial dalam masyarakat akan tinggi.
Secara tradisional perempuan harus mendapatkan pendidikn yang memadai sebab mereka akan menjadi pendidik, minimal bagi putra-putri yang mereka lahirkan apalagi sebagai pendamping suami yang selalu membutuhkan pendidikan dan keterampilan yang memadai. Karena posisi strategis tersebut, perempuan perlu didukung dengan pendidikan yang kondusif demokratis, dinamis tanpa diskriminas.
Pada buku yang ditulis Syarifah Rahmah berjudul “Pendidikan Bagi Perempuan” menulis pandangan para pendidik muslim tentang pendidikan perempuan , salah satunya Abdullah Nasih Ulwan, Menurut Nasih ‘Ulwan para ulama dan fuqaha baik dari kalangan Salaf maupun modern sepakat bahwa menuntut ilmu adalah fardhu ain dan bagi perempuan mempunyai kesempatan yang sama sebagaimana laki-laki berdasarkan dua hal: 1) Islam memandang perempuan secara dengan kedudukan laki-laki dalam kewajiban ritual; dan 2) Islam juga memberikan kesetaraan pada perempuan dan laki-laki dalam mendapatkan balasan ukhrawi.
Berdasarkan hal-hal di atas, Nasih Ulwan berpendapat bahwa perempuan berhak mendapatkan pengajaran, apalagi mengingat perempuan sebagai pengemban tanggung jawab pendidikan putra putrinya yang akan menjadi generasi penerus bangsa. Menurut Nordin dan Othman (2008:18), menjelaskan salah satu faktor terpenting dalam membantu orang mencapai potensi penuh mereka adalah pendidikan. Pndidikan dapat melahirkan manusia yang cerdas, erhormat, berakhlak mulia, santun, bertanggung jawab, terampil, dan sebagainya. Untuk mengembangkan seseorang secara utuh diperlukan suatu prosedur pendidikan yang tepat .
Harus dipahami bahwa untuk bisa mempersiapkan anak menjadi orang yang bisa merubah dunia, sangat diperlukan talenta seorang ibu (perempuan), karena ibu adalah pendidik pertama dalam rumah tangga dan di tangan ibu-lah anak-anak akan terbentuk ke arah yang baik. Untuk membentuk anak-anak menjadi putra-putri yang cerdas, peran seorang ibu (perempuan) sangat menentukan kehidupan dalam keluarga merupakan titik awal untuk menuju kehidupan bernegara. Anak yang terlahir dalam keluarga yang terdidik tentu akan berbeda nilainya dibandingkan anak tanpa perhatian orangtuanya, khususnya ibu (perempuan) yang secara psikologis memiliki sifat kasih sayang yang tinggi.
Selain manfaat langsung yang telah disebutkan, pendidikan bagi perempuan juga memiliki dampak jangka panjang yang signifikan dalam pembangunan sosial dan ekonomi. Perempuan yang teredukasi cenderung memiliki jumlah anak yang lebih sedikit, hal tersebut memungkinkan mereka untuk memberikan perhatian dan sumber daya yang lebih besar kepada setiap anak mereka, sehingga membantu mengurangi laju pertumbuhan populasi dan meningkatkan kualitas hidup.
Dengan demikian, pentingnya pendidikan bagi perempuan tidak bisa diabaikan. Investasi dalam pendidikan perempuan membawa dampak positif yang luas, tidak hanya bagi individu perempuan itu sendiri, tetapi juga bagi masyarakat dan ekonomi secara keseluruhan. Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama dari pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat secara keseluruhan untuk memastikan bahwa setiap perempuan memiliki akses yang sama terhadap pendidikan yang berkualitas dan mendukung. Hanya dengan demikian kita dapat mencapai masyarakat yang lebih adil, berkembang, dan berkelanjutan.[]
Pengirim :
Hikmatul Karomah, mahasiswa Universitas K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan, email : hikmatulkaromah03@gmail.com