Perlukah Bimbingan Konseling pada Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini?

Bimbingan dan Konseling atau lebih populer dengan BK adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang konseli(orang yang ahli dalam konseling) kepada konselor(individu yang sedang mengalami masalah)sehingga dapat teratasinya masalah tersebut.

Sedangkan bimbingan dan konseling anak usia dini adalah merupakan upaya memfasilitasi serta membantu seorang guru dan orang tua dalam mengembangkan potensi/bakat/tugas-tugas perkembangan secara optimal dan mengatasi masalah yang dihadapi anak usia dini meliputi aspek sosial emosional, kultural, psikologis, pembelajaran serta lingkungan dan bisa dilaksanakan di ruang khusus atau saat anak sedang bermain di luar ruangan yang memenuhi persyaratan yaitu menjamin kerahasiaan, aman serta nyaman bagi anak usia dini.

Pentingnya BK pada anak usia dini supaya bisa mengetahui lebih dini jikalau anak itu mengalami kelainan baik pertumbuhan maupun perkembangannya, jadi akan bisa segera tertangani lebih dini, kalau orang jawa bilang ora kasep. Jika kelainan baik yang hiperaktif maupun anak yang cenderung autis ini bisa dibimbing lebih awal, supaya aspek perkembangannya bisa berkembang pas/sesuai capaian pada usianya.

Baca Juga :  Konsep Dasar Hubungan Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat

Pada Lembaga pendidikan anak usia dini guru juga sekaligus sebagai guru BK, karena kalau anak usia dini dalam proses bimbingan dan konseling tidak bisa yang tatap muka langsung seperti anak yang sudah remaja. Dalam melaksanakan itu semua guru Cuma bisa mengawasi ataupu melihat kegiatan anak dalam kesehariannya, bisa juga pada waktu anak bisa atau mau diajak bicara maka ajaklah bicara, nyambi dengan bermain juga bisa. Dan bimbingan konseling ini tidak bisa selesai dalam satu hari, akan tetapi bisa berhari-hari.

Sebagai seorang guru harus tanggap, apa kelebihan ataupun kekurang anak didiknya satu persatu, bagaimana perkembangannya, sudahkah berkembang sesuai usianya? Jikalau ada hal kecil yang menyimpang harus segra ditangani, contoh anak didalam kelas sering mojok diam saja tidak mau bergabung dengan teman-temannya, hal ini harus segera dicari pokok permasalahannya.

Baca Juga :  Apakah Kopi itu Sehat atau Tidak?

Tugas mengawasi perkembangan ini juga tidak menjadi kewajiban seorang guru saja, melainkan kewajiban sebagai orang tua, karena anak bersama guru hanya sekitar 3-4 jam saja, selebihnya anak bersama orang tuanya. Maka dari itu kita sebagai orang tua jangan lengah mengawasi anak kita sendiri, jangan sampai menyalahkan seorang guru.

Bagaimana caranya kita sebagai guru PAUD juga merangkap sebagai BK pada Lembaga PAUD? Awalnya kita amati anak didik, kemudian setelah ketahuan ada anak yang lain dari temannya, baik anak yang hiperaktif atau anak yang kurang aktif bahkan tidak aktif sama sekali kita awasi terus, baik ketika di dalam maupun di luar ruangan, setelah itu kita cari penyebabnya, kemudian kita komunikasikan kepada orang tuanya, dengan bahasa yang kita kemas sedemikian rupa, agar tidak menyakiti orang lain.

Baca Juga :  Mahasiswa Universitas Pamulang Ajak Siswa Tumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Sejak Dini

Dengan demikian Insya Allah semuanya akan baik-baik saja. Anak adalah amanah Sang Kholiq yang harus kita sayangi, kita jaga, kita rawat, kita didik, karena kelak kita akan mempertanggungjawabkannya dihadapan Sang Kholiq.[]

Pengirim :
Kuni Masrohati Ulya, Mahasiswi PIAUD INISNU Temanggung

banner 300250