Reconfigurable Manufacturing System, Pendukung Perkembangan Industri Manufaktur

Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang menjadi canggih dan mendukung terciptanya teknologi-teknologi baru. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan penemuan sesuai dengan kebutuhan dan menghasilkan perubahan yang cukup besar bagi masyarakat sehingga berpengaruh terhadap peradaban hidup manusia dan berdampak tehadap pertumbuhan perdagangan.

Besarnya pertumbuhan perdagangan tidak lepas dari perkembangan pesat sistem manufaktur. Sistem manufaktur adalah bagian dari fungsi dan sistem produksi yang berupa serangkaian kegiatan dan operasi yang saling terkait melibatkan desain, pemilihan bahan, perencanaan, produksi manufaktur, jaminan mutu, manajemen dan pemasaran produk-produk dari industri manufaktur.

Globalisasi pasar (sekitar tahun 1990-an) telah mengakibatkan peningkatan persaingan dan siklus hidup yang lebih pendek. Desain produk terus berubah dan sulit untuk memprediksi permintaan pelanggan di masa depan (Morgan et al., 2021). Industri manufaktur telah mencoba menggunakan teknologi canggih dalam sistem manufaktur. Penggunaan teknologi baru dalam manufaktur, seperti cellular manufacturing system, flexible manufacturing system (FMS), dedicated manufacturing system (DMS) dan reconfigurable manufacturing system (RMS) (Feng et al., 2018).

Akibatnya, berbagai faktor kunci yang mendorong transformasi dari sistem manufaktur tradisional ke sistem manufaktur modern adalah kebutuhan fleksibilitas, permintaan pelanggan yang sering berubah peningkatan permintaan untuk produk yang disesuaikan, ekspektasi kualitas tinggi, dan ketersediaan produk dengan biaya lebih rendah (Yadav et al, 2020).

Baca Juga :  Manfaat dan Risiko Kerjasama antara Fintech dan Bank

Daya tanggap dalam industri manufaktur menjadi faktor penting terhadap kebutuhan pasar. RMS dengan daya tanggap tinggi terhadap permintaan pasar dipandang sebagai alternatif untuk sistem manufaktur (Bag et al., 2020). RMS dapat dengan cepat mengubah kapasitas dan fungsionalitas produksi dengan mengkonfigurasi ulang perangkat keras dan perangkat lunaknya (Abdi dan Labib, 2017). Reconfigurable Manufacturing System (RMS) adalah suatu sistem yang dapat menanggapi perubahan pasar dengan biaya yang efektif dan menggabungkan modul dasar seperti perangkat keras dan perangkat lunak yang dapat diatur ulang dengan cepat dan andal sesuai kebutuhan untuk produk yang akan diproduksi (Pansare et al., 2021).

Manufaktur telah berkembang melalui beberapa paradigma. Paradigma pertama adalah “Craft Production” yang berfokus pada penciptaan produk yang diminta pelanggan. Pada tahun 1910-an, “Mass Production” memungkinkan pembuatan produk dalam volume besar dengan biaya rendah dengan variasi terbatas, yang dimungkinkan oleh sistem manufaktur khusus. Pada akhir 1980-an, “Mass Customization” muncul sebagai respon terhadap tuntutan konsumen untuk variasi produk yang lebih tinggi. Produsen menawarkan variasi tertentu dari produk standar mereka. Di era segmentasi pasar dan siklus hidup pendek, metode manufaktur tradisional, seperti Mass Production, tidak mampu memenuhi permintaan pasar, karena daya tanggapnya yang rendah.

Baca Juga :  Mengenali Tradisi Mappacci, Adat Suku Bugis Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang

Maka digantikan oleh paradigma Mass Customization yaitu Flexible manufacturing systems yang bertujuan untuk memungkinkan pembuatan beberapa jenis suku cadang yang hemat biaya, yang dapat berubah dari waktu ke waktu, dengan waktu pergantian yang dipersingkat, pada sistem yang sama pada volume dan kualitas yang diperlukan. FMS memungkinkan pembuatan berbagai produk (fleksibilitas) pada sistem yang sama. Meskipun ini adalah tujuan yang penting, sistem ini hanya mencapai keberhasilan yang terbatas.

Misalnya, sistem manufaktur fleksibel (FMS) yang dikembangkan dalam dua dekade terakhir: (i) mahal, karena dalam banyak kasus mencakup lebih banyak fungsi daripada yang dibutuhkan, (ii) menggunakan perangkat lunak sistem yang tidak memadai, karena mengembangkan perangkat lunak yang ditentukan pengguna sangat mahal, (iii) tidak dapat diandalkan, dan (iv) dapat menjadi usang karena kemajuan teknologi dan perangkat lunak/perangkat keras sistem tetap mereka.

Baca Juga :  Perilaku Konsumsi Muslim

Sistem manufaktur jenis baru yang disebut Reconfigurable Manufacturing System, akan memungkinkan fleksibilitas tidak hanya dalam memproduksi berbagai suku cadang, tetapi juga dalam mengubah sistem itu sendiri. Sistem seperti itu akan dibuat menggunakan modul proses dasar perangkat keras dan perangkat lunak yang akan diatur ulang dengan cepat dan andal.

Sistem ini tidak akan menghadapi risiko menjadi usang, karena mereka akan memungkinkan perubahan komponen sistem yang cepat dan penambahan cepat modul perangkat lunak khusus aplikasi. Sistem ini akan terbuka, sehingga dapat: (i) terus ditingkatkan dengan mengintegrasikan teknologi baru, dan (ii) dikonfigurasi ulang dengan cepat untuk mengakomodasi produk masa depan dan perubahan permintaan produk daripada dihapus dan diganti (Koren et al., 2017).[]***

Pengirim :
Ihza’us Ferlinda, Mahasiswa Magister Teknik Industri Universitas Sebelas Maret, email : ihzausferlinda@gmail.com

banner 300250