Selebgram: Dari Viralitas Hingga Kriminalitas – Memahami Efek Negatif Medsos dalam Perdagangan Orang dan Kejahatan Seksual

Media sosial telah mengubah cara kita berinteraksi, berkomunikasi, dan cara mendapatkan data. Melalui media sosial banyak orang yang telah mendapatkan popularitas dan uang melalui platform seperti Instagram, Youtube, dan TikTok. Selebgram adalah orang didalam aplikasi yang memiliki ribuan atau bahkan jutaan pengikut dan seringkali memanfaatkan popularitas mereka untuk berbagai tujuan, seperti mempromosikan barang, berbagi gaya hidup, atau mendukung organisasi sosial. Namun, dalam beberapa kasus, selebgram juga dapat berperan negatif dalam masyarakat, seperti menjadi mucikari seks dan terlibat dalam perdagangan orang.

Salah satu kejahatan yang paling kejam dan tidak beretika di dunia adalah perdagangan orang. Tidak ada alasan atau moral yang dapat mewajibkan atau melegitimasi tindakan ini, karena mereka dapat menyebarkan informasi tentang “kesempatan” atau “pekerjaan” yang sebenarnya merupakan jebakan untuk memperdagangkan orang. Akibatnya, mereka memanfaatkan popularitas mereka untuk mendapatkan keuntungan dari penderitaan dan eksploitasi manusia. Sayangnya, perdagangan orang terus menjadi masalah besar yang menghantui masyarakat kita di era modern saat ini.

Perdagangan orang adalah tindak pidana di mana orang-orang, terutama perempuan dan anak-anak, diperdagangkan dan dieksploitasi melalui kekerasan fisik, psikologis, atau ekonomi. Mereka sering dibeli oleh industri seks komersial, dipaksa bekerja, atau dieksploitasi secara moneter melalui pemerasan. Perdagangan orang adalah pelanggaran berat hak asasi manusia yang merusak kehidupan korban secara permanen.

Instagram, Youtube, dan TikTok, sebuah platform media sosial yang sangat populer di era sekarang ini. Ketiga platform tersebut memiliki daya tarik tersendiri bagi banyak orang. Sehingga banyak orang-orang yang mudah sekali untuk terkenal karena begitu mudahnya satu konten video bisa di tonton ribuan orang bahkan jutaan mata di dunia ini. Selebgram dapat menggunakan popularitas mereka dalam berbagai cara, seperti mendukung inisiatif sosial dan positif, tetapi dari tindakan baik tersebut, sayangnya ada niatan kurang baik yang terselubung, seperti selebgram yang memilih jalur yang menyimpang dan sangat negatif dengan menjadi mucikari seks. Mucikari seks adalah seseorang yang memfasilitasi prostitusi dan kegiatan seksual ilegal lainnya, dan ketika selebgram terlibat dalam hal ini, itu memiliki dampak yang sangat merugikan bagi banyak orang.

Baca Juga :  Maraknya Penggunaan Bahasa Asing di Kalangan Generasi Milenial

Selebgram yang berperan sebagai mucikari seks memiliki masalah besar karena mereka memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengikut mereka. Banyak orang mengikuti mereka, terutama para penggemar mereka yang cenderung meniru perilaku mereka. Mereka dapat dengan mudah mendapatkan lebih banyak pelanggan dan investor dengan memanfaatkan popularitas mereka. Hasilnya adalah peningkatan jumlah orang yang terlibat dalam prostitusi, yang dapat mengakibatkan peningkatan eksploitasi dan pelecehan seksual.

Selain itu, selebgram yang berperan sebagai mucikari seks seringkali memanfaatkan citra mereka yang tampaknya glamor dan menggoda untuk menarik orang biar terjun ke dunia prostitusi. Mereka mendorong gaya hidup mewah, yang tidak dapat dijangkau oleh kebanyakan orang, dan ini dapat berdampak pada remaja yang ingin hidup seperti mereka. Hal ini adalah pelanggaran yang berbahaya dari peran sosial yang seharusnya dimainkan oleh selebgram dengan banyak pengikut.

Terlebih lagi, fungsi selebgram sebagai agen prostitusi seks dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan korban. Prostitusi seringkali menghadirkan situasi yang sangat berisiko dan seringkali menjadi korban kekerasan fisik dan seksual. Karena mereka tidak memiliki akses yang memadai ke perawatan medis, mereka juga mungkin atau bisa terkena penyakit menular seksual dan masalah kesehatan lainnya.

Penting untuk diingat bahwa tidak semua selebgram terlibat dalam tindakan semacam ini, banyak dari mereka menggunakan kekuatan mereka untuk tujuan yang baik, seperti meningkatkan kesadaran akan masalah sosial atau amal. Namun, kasus selebgram yang menggunakan kepupolaritasan sosial medianya sebagai mucikari seks dan mendapatkan keuntungan dari perdagangan orang mengingatkan kita akan pentingnya menjaga standar moral dan etika saat menggunakan platform-platform di media sosial.

Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perdagangan orang dan risiko yang terkait dengan selebgram yang terlibat dalam tindakan semacam ini adalah salah satu langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini. Selain itu, pemerintah dan lembaga non-pemerintah harus meningkatkan upaya mereka untuk menemukan dan menghentikan perdagangan orang yang melibatkan selebgram didalamnya. Perilaku seperti ini harus diikuti dengan hukuman yang tegas bagi mereka yang terlibat dalam perdagangan orang, termasuk selebgram yang berperan sebagai mucikari seks.

Baca Juga :  Imam, Siswa SLBN Pembina Atam Wakili Aceh pada FLS2N Nasional

Selain itu, sangat penting bagi platform media sosial untuk mengidentifikasi dan melaporkan konten yang mencurigakan atau melanggar hukum terkait perdagangan orang. Mereka juga dapat bekerja sama dengan penegak hukum untuk menyelidiki dan menindak pelaku tindakan ini.

Selain undang-undang dan peraturan yang ketat, cara lain yang dapat diambil adalah menggunakan popularitas mereka sebagai selebgram dalam kampanye menyuarakan kesadaran tentang perdagangan orang dan pentingnya meminimalisir konten-konten yang berbau situs haram. Selebgram juga dapat menggunakan kekuatan mereka secara positif dalam menyebarkan informasi tentang tindakan kejahatan yang bisa saja terjadi melalui platform media sosial dan mengajak pengikut mereka untuk bergabung dengan mereka dalam aksi melawan kejahatan seksual tersebut. Serta, dari dampak perlakuan kejahatan itu sangat penting untuk mendukung korban perdagangan orang yang terjerumus ke dunia prostitusi dengan memberikan akses ke layanan medis yang mereka butuhkan. Korban harus merasa aman sehingga bisa untuk melaporkan tindakan tersebut dan menindaklanjuti karena mereka tidak perlu takut akan balasan atau pemerasan.

Akhir kasus tindak pidana terhadap masalah selebgram terkenal yang berperan menjadi mucikari seks dan terlibat dalam perdagangan orang memiliki dampak negatif yang dihasilkan. Peran-peran ini berdampak negatif pada masyarakat, seperti peningkatan praktik prostitusi yang tidak etis, eksploitasi manusia melalui perdagangan orang, dan ancaman terhadap kesehatan dan keselamatan para korban. Semua orang harus mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini, termasuk platform media sosial, penegak hukum, dan masyarakat umum. Kita tidak dapat mempertahankan media sosial sebagai tempat yang lebih aman dan bermanfaat bagi semua orang kecuali kita bekerja sama memperbaiki diri dalam hal positif, terus menjadi pribadi yang bijak dalam ber-media sosial.[]

Baca Juga :  Jalan Raya Milik Semua Warga, Bukan Hanya untuk Pengendara yang Tidak Beretika

Pengirim :

Raply Anugrah, Mahasiswa Hukum Universitas Bangka Belitung, email : raflyanugrah788@gmail.com

banner 300250