terasmedia.net | Banda Aceh – Proses relokasi pedagang Pasar Kartini, Peunayong, Banda Aceh, pada Senin (24/5/2021) dini hari WIB, berakhir ricuh. Penyebabnya, ratusan pedagang di pasar tersebut menolak dipindahkan ke Pasar Al-Mahirah, Lamdingin, yang baru selesaia dibangun oleh Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh.
Pantauan Serambi di lokasi, kericuhan berawal saat ratusan pedagang nekat bertahan di Pasar Kartini dan menolak untuk dipindahkan ke Pasar Al-Mahirah. Sekitar pukul 22.00 WIB, para pedagang berkumpul di jalan depan Pasar Kartini dan memetangkan spanduk yang bertuliskan pernyataan bahwa mereka tidak mau dipindahkan ke pasar baru.
Pada Pukul 23.30 WIB, anggota Satpol PP Banda Aceh dibantu personel TNI/polri tiba di lokasi. Setelah itu, pedagang langsung mendatangi petugas untuk menyampaikan bahwa mereka tidak mau dipindahkan. Lalu, anggota Satpol PP coba melakukan negosiasi dengan pedagang.
Tapi, negosiasi itu tak berhasil karena para pedagang tetap menolak untuk dipindahkan dan mereka menyatakan akan bertahan di Pasar Kartini. Sekitar pukul 01.00 WIB, petugas memaksa pedagang untuk mundur. Saat itulah terjadi kericuhan.
Para pedagang memukul mundur petugas dengan melempari keranjang buah-buahan dan sayur-sayuran ke arah mereka. Sehingga, petugas mundur ke belakang dan memilih tak melanjutkan penertiban.
Tuntutan padagang direspons oleh Wakil Wali Kota Banda Aceh, Zainal Arifin. Ia berjanji akan memenuhi permintaan para pedagang yaitu mempertemukan mereka dengan Wali Kota Aminullah Usman. ‘Angin segar’ ini membuat suasana sedikit kondusif. Namun, pedagang tetap bertahan menjaga lapak mereka hingga pagi hari.
Saifuddin, salah seorang pedagang di Pasar Kartini mengatakan, pihaknya akan terus bertahan di Pasar Kartini dan tidak mau meninggalkan lapak tersebut sebelum tuntutan mereka bertemu wali kota, dipenuhi. “Kami tidak akan pindah sebelum bertemu dengan wali kota,” tegasnya. [] serambinews