Oleh : Ziky Shufa Azra*
Meskipun pendidikan agama Islam di pandang sangat ideal dengan pondasi dan landasannya yang berdasarkan dari Al-quran dan hadits-hadits serta pemikirran-pemikiran yang diambil dari para inspirasional, filosof, dan mujtahid. Namun dalam realitasnya, masih banyak problem yang melingkupinya.Jadi menurut ketua Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN S/M), Abdul Mu’ti mengatakan bahwa era digital adalah menjadi tantangan yang terberat dalam pendidikan keagamaan.
Di era digital ini semua bisa dengan mudah untuk dilakukan. Bahkan jika pengguna teknologi di era digital ini menggunakannya dengan sebaik mungkin, maka bukan hal yang tidak mungkin bagi masyarakat untuk mendapatkan hal-hal yang bermanfaat dari teknologi di era globalisasi ini. Dari sisi baik nya pengguna teknologi di zaman ini bisa mendapatkan ilmu dari internet. Dengan ada nya kemudahan dari teknologi di era digital ini seharusnya penggunanya bisa banyak belajar berbagai pendidikan khususnya pendidikan Islam.
Akan tetapi pada hakikatnya kebanyakan pengguna teknologi menggunankan nya dengan hal yang kurang baik. Sehingga menurun nya adab dan moral bagi peserta didik. Dan para peserta didik lebih memprioritaskan bermain game online, melihat video-video yang tidak seharusnya untuk di lihat, melalaikan diri dengan sosial media dan masih banyak hal yang lainnya. Padahal pendidikan itu sendiri khususnya pendidikan Islam yang sangat penting untuk dunia dan akhirat.
Tak dapat dipungkiri lagi kemunculan era digital ini dalam seluruh ranah kehidupan, termasuk juga pada metode pendidikan Islam sendiri. Bagaikan dua sisi mata pisau yang satu tajam dan satu tumpul. Jikalau kita mampu bijak dalam menggunakan teknologi yang ada pada era digital ini, secara otomatis akan membantu kita dalam mempermudah kerja atau aksi dalam melakukan sesuatu khususnya menerapkan pendidikan Islam di era digital ini.
Persoalan yang juga muncul di era digital ini adalah, pada satu sisi lembaga-lembaga pendidikan lebih mengutamakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga menyebabkan dimana di satu sisi pendidik atau pelajar lebih menguasai ilmu pengetahuan dan lemah di bidang ilmu keagamaan.
Sebagai contoh adalah kasus dalam tindakan korupsi yang dilakukan oleh pemerintah atau pejabat – pejabat yang ada di Indonesia. Bukankah para pejabat dan pemerintah – pemerintah memiliki ilmu pengetahuan dan pendidikan umum yang tinggi? Akan tetapi kenapa para pejabat tersebut masih melakukan korupsi,? Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan dalam memahami pentingnya pendidikan agama pada masa ini. Inilah penyebabnya jika lembaga – lembaga pendidikan lebih mengutamakan pendidikan umum dan menomor duakan pendidikan agama, hal ini berakibat kurangnya iman dan takwa seseorang. Maka akan terjadi masalah moralitas pada masyarakat baik pada usia remaja hingga dewasa.
Adab dan akhlaq juga adalah salah satu tantangan terbesar dalam pendidikan agama Islam. Allah SWT mengutus Rasulullah Muhammad SAW untuk menyempurnakan akhlaq manusia. Akan tetapi di era digital ini akhlaq dan adab manusia sangat menurun drastis. Dimana anak peserta didik pada zaman sekarang ini yang kebanyakan tidak menhargai yang lebih tua darinya. Apakah penyebab dari semua ini? Padahal dalam pendidikkan agama Islam sendiri mengajarkan bahkan menegaskan perihal adab dan akhlak ini.
Dunia pendidikan saat ini sering dibanjiri kritik oleh masyarakat. Di karenakan adanya beberapa dari pelajar dan lulusan dari sekolah yang menunjukkan sikap yang kurang terpuji. Bahkan di era digital ini bukan hanya dari lulusan SMA atau tempat sekolah negri lainnya yang menunjukkan sikap yang tidak terpuji, ada juga yang dari lulusan pesantren-pesantren. Dalam pandangan masyarakat bahwa santri-santri yang menempuh pendidikan di pesantren akan memberikan/menunjukkan akhlak terpuji. Akan tetapi dalam faktanya tidak semua dari santri-santri itu menunjukkan sifat yang baik.Sulit di percaya pendidikan Islam ini yang di harapkan dapat berkembang, namun banyak tantangan yang menyebabkan pendidikan Islam ini menjadi kurang berkembang di era digital.
Tantangan – tantangan ini menyebabkan sulitnya bagi pendidikan khususnya pendidikan agama untuk berkembang. Jadi, sangat akan berpengaruh jika tantangan dalam pendidikan ini dapat di selesaikan dan di tindak lanjut.
Kedewasaan dalam berteknologi sangalah perlu. Antara pendidikan Islam dan perkembangan di era digital ini haruslah seimbang. Dalam artian pendidiakan Islam harus bisa mengikuti seiring jalannya perkembangan zaman agar tidak ketinggalan dengan pendidikan yang lainnya. Pendidikan Islam di harapkan dapat menyesuaikan dengan perkembangan di era digital ini agar menjadi unggul dalam bidang keilmuan dari ilmu-ilmu lain. Hal ini sangat berguna agar menghasilkan penuntut ilmu agama yang berkualitas.
Dan sangat perlu diperhatikan bahwa, pemakaian teknologi ini tak dapat lepas dari pengawasan orang tua. Orang tua harus membantu dalam hal ini, dikarenakan penggunaan teknologi ini banyak dipakai di lingkungan rumah. Sehingga jika lepas dari pengawasan orang tua akan menyebabkan lalainya para peserta didik. Penggunaan teknologi berupa gedget atau sejenisnya yang biasa digunakan oleh para pelajar untuk bermain game online ini, sebenarnya boleh untuk sebagai hiburan saja. Akan tetapi kebanyakan para pelajar yang sampai lupa waktu, sehingga tidak meluangkan waktunya untuk membaca, belajar, dan lain sebagainya. Padahal di teknologi seperti gedget ini saja para peserta didik dapat menambah wawasan.
Akan tetapi bukan menjadi halangan untuk penggunaan teknologi di era digital ini. Dengan makin maraknya pemakaian teknologi pada masa ini tak harus memebuat pendidikan Islam menutup mata dari hal tersebut. Justru harus dapat menggunakan teknologi tersebut yang dapat memudahkan dalam memperoleh dan membagikan ilmu – ilmu agama ini sehingga metode pendidikan Islam ikut berkembang sejalan dengan kemajuan di era digital ini.
Perbaikan adab dan akhlak juga sangat diperlukan. Karena sebanyak apapun ilmu agama yang kita dapat jika adab dan akhlak nya sangat kurang maka ilmu di anggap tidak ada apa-apa nya. Ilmu dan adab adalah suatu yang tak dapat dipisahkan. Bahkan syeikh Abdul Qadir Al-jailani berkata : “akau lebih menghargai orang yang beradab dari pada orang yang berilmu. Karena jika hanya berilmu, iblis pun lebih berilmu.” Jadi dari perkataan Abdul Qadir Al-jailani tersebut dapat kita ketahui bahwa adab diatas ilmu. Jadi, seiring berkembangnya sistem pendidikan ini dari masa ke masa, maka pendidikan Islam harus lebih berkembang dengan mengikuti arus perkembangan di era digital ini. []
*Penulis adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, email : zikysufaazra@gmail.com