BULAN Ramadhan merupakan bulan yang ditunggu oleh setiap umat islam karena merupakan bulan yang dipenuhi keberkahan didalamnya. Selama bulan Ramadhan umat islam berpuasa dimana seseorang harus menahan diri dari segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa tersebut dimulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
Apakah orang sakit tetap berpuasa?
Meskipun ibadah puasa Ramadhan merupakan kewajiban yang harus dijalani umat muslim, namun dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa sebab yang membolehkan ibadah puasa Ramadhan ini ditinggalkan salah satu diantaranya adalah orang sakit.
Berdasarkan firman Allah pada QS. Al-Baqarah ayat 184 Allah menjelaskan bahwa diperbolehkan nya orang sakit untuk berbuka atau meninggalkan puasa. Terdapat tiga kategori orang sakit yang diperbolehkan untuk meninggalkan puasa, diantaranya adalah orang sakit yang apabila tidak berbuka dapat bertambah parah kondisi penyakitnya, orang sakit yang apabila tidak berbuka dikhawatirkan akan lambat penyembuhan penakitnya, dan orang sakit yang tidak diharapkan lagi sembuhnya
Penyakit maag saat berpuasa
Maag merupakan salah satu penyakit yang sering dirasakan saat berpuasa, maag adalah penyakit yang terdapat pada bagian lambung manusia yang terjadi akibat tingginya produksi asam lambung. Selama berpuasa tidak adanya asupan makan dan minum selama 14 jam namun lambung tetap memproduksi asam walaupun tidak ada asupan yang dapat dicerna sehingga menimbulkan gelaja maag.
Sebagai umat muslim pastinya meninggalkan puasa saat bulan Ramadhan merupakan hal yang berat dan tidak ingin dilakukan. Dalam upaya pencegahan penyakit maag selama berpuasa dapat dilakukan beberapa cara, diantaranya perbaikan pola hidup, terapi menggunakan obat-obatan kimia berdasarkan saran dokter, dan terapi pencegahan menggunakan obat herbal tradisional.
Kunyit sebagai terapi pencegahan dan pengobatan maag
Kunyit merupakan obat herbal tradisional yang berpengaruh terhadap penyembuhan penyakit maag. Kunyit memiliki kandungan khasiat beragam diantaranya dalah kurkumin dan juga minyak atsiri. Kurkumin yang terdapat pada kandungan kunyit ini mampu mencehag terjadinya infeksi berbagai penyakit dan berperan sebagai antioksidan yang melindungi serta memperbaiki kerusakan sel akibat radikal bebas.
Pada kasus pencegahan penyakit maag, kandungan kurkumin yang terdapat dalam kunyit mampu melapisi dinding mukosa pada lambung yang mengalami luka dan menurunkan kadar asam pada lambung serta mencegah naiknya asam pada lambung dikarenakan adanya efek anti reseptor H2 pada kunyit.
Cara pembuatan ramuan kunyit untuk penyakit maag
Pembuatan ramuan perasan kunyit dinilai cukup mudah, alat yang perlu dipersiapkan diantaranya adalah pisau, alat pemarut, wadah, dan saringan. Sedangkan bahan yang diperlukan hanyalah 5 rimpang kunyit dan juga 50 ml air. Ramuan dibuat dengan langkah pertama mengupas dan membersihkan kunyi dari kulit dan kotoran; kedua parut kelima rimpang kunyit yang sudah dibersihkan; ketiga tambahan 50 ml air kedalam parutan kunyit kemudian saring dan masak hingga mendidih; keempat masukkan ramuan kedalam wadah gelas dan siap untuk diminum.
Terapi pengobatan maag dengan perasan kunyit ini dapat diminum sebanyak dua kali sehari pada pagi dan malam sebanyak 50 ml selama jangka waktu satu bulan, dimana terapi pengobatan selama bulan puasa dapat diminum saat berbuka dan juga waktu sahur.
Tips berpuasa bagi penderita maag
Selain terapi pencegahan maag dengan kunyit, ada pula beberapa upaya yang penderita maag dpat lakukan guna mencegah penyakit maag saat berpuasa, diantanya adalah : 1) Lakukan puasa dengan niat yang ikhlas untuk beribadah agar memudahkan berpuasa dan mampu mengendalikan emosi yang membuat stress dan memicu peningkatan asam lambung; 2) Selalu makan saat sahur dengan memilih makanan yang mengandung karbohidrat kompleks lambat dicerna seperti kentang, gandum, atau oat agar tubuhtidak mudah lapar saat siang hari; 3) Menyegerakan berbuka agar tubuh segera mendapatkan asupan kalori setelah beraktivitas selama puasa; dan 4) Berbuka dengan makanan yang baik dengan tidak langsung mengkonsumsi makanan berat sekaligus atau berbuka dengan makanan asam dan pedas.[]
Pengirim :
Mayassa Fitri Cahyani
Mahasiswi Prodi Farmasi Universitas Binawan – Jakarta
Email : mayassa.fitricahyani@student.binawan.ac.id