Timah Terancam Habis 10 Tahun lagi : Bagaimana Nasib Penambang di Bangka Belitung?

Kepulauan Bangka Belitung adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terdiri dari pulau utama yaitu Pulang Bangka dan Pulau Belitung serta ratusan pulau-pulau kecil. Saat ini Bangka Belitung sudah banyak diketahui banyak orang dikarenakan memiliki adat istiadat serta toleransi dalam beragama. Tidak hanya itu, Bangka Belitung juga terkenal karena makanan khasnya yang popular yaitu rusip, lempah darat, martabak Bangka dan masih banyak lagi yang bisa dijadikan oleh oleh jika berkunjung ke Bangka Belitung.

Selain makanannya, Bangka Belitung juga memiliki keindahan pulau yang tak kalah indahnya, diantaranya Pulau Lengkuas, Pulau Leebong, Pulau Tanjung Kelayang dan masih banyak lagi. Tetapi diantara keindahan pulau yang ada di Bangka Belitung, faktanya Bangka Belitung sendiri merupaka negara penghasil timah ke-2 dan menduduki peringkat pertama di ASEAN. Sangat bangga bukan menjadi penduduk di Bangka Belitung?

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan daerah yang potensial dibidang pertambangan, karena banyak tanah yang mengandung mineral biji timah. Oleh karena itu¸ penambangan timah menjadi mata pencaharian utama khususnya di Bangka. Penambangan timah ini sudah dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu, bahkan hingga sekarang penambangan timah atau yang dikenal dengan istilah Tambang Inkonvensional (TI) masih berjalan dan ada dimana-mana.

Baca Juga :  Merdeka Belajar Program MISB, Solusi Kreatifitas Mahasiswa Hadapi Dunia Kerja

Bahkan sebagian besar penduduk di Bangka bekerja sebagai penambang timah. Bahkan saat ini bukan hanya para laki-laki saja yang mencari timah tetapi saat ini wanita bahkan anak kecil saja sudah banyak menghabiskan waktunya di kolong-kolong untuk mencari timah. Wajar saja dikarenakan pada saat itu harga timah mengalami penigkatan sehingga banyak masyarakat terkhusus anak kecil rela menghabiskan waktunya demi mencari timah. Mirisnya, anak-anak kecil bahkan rela tidak melanjutkan sekolahnya karena merasa senang jika sudah bisa menghasilkan uang sendiri dengan nominal yang banyak. Hal itulah yang sangat disayangka, karena calon-calon penerus bangsa yang seharusnya menghabiskan waktunya untuk belajar malah rela tidak sekolah demi mencari uang.

Menurut masyarakat Bangka, (TI) merupakan bagian yang tidak terpisahkan bagi mereka dikarenakan dengan adanya sumber daya timah mereka merasakan kondisi ekonomi mereka mengalami peningkatan bahkan secara drastis. Mereka juga percaya bahwa timah itu tidak akan pernah habis, hal itu dikarenakan mereka melihat sendiri bahwa timah tidak pernah mengalami kelangkaan. Secara pengetahuan umum, timah adalah sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.

Baca Juga :  Wujudkan Cita-cita Reforma Agraria di Provinsi Jambi

Jadi sudah dapat dipastikan bahwa nantinya timah tersebut akan habis jika ditambang secara terus-menerus. Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bangka Belitung (Babel) menyampaikan cadangan timah di Babel diprediksi akan habis 10 hingga 24 tahun lagi. Kendati begitu, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan cadangan yang ada tersebut akan habis dengan cepat, apalagi dengan adanya sederet ancaman yang menyertai. Bahkan PT Timah sendiri membenarkan bahawa cadanga timah di Bangka Belitung sudah hampir habis.

Lalu yang menjadi pertanyaan bagaimana nasib masyarakat Bangka yang hidupnya bergantung pada timah? Menurut saya, diperlukan sektor perekonomian yang lain selain pertambangan. Bekas-bekas tambang timah tersebut jika di optimalkan dengan baik maka akan meningkatkan perekonomian wilayah.Salah satu pemanfaatannya adalah dengan mengembangkan sebagai bagian dari kawasan pariwisata di Bangka. Menurut preferensi stakeholder, jenis wisata yang dapat dikembangkan pada area bekas pertambangan adalah wisata alam, wisata budaya dan selanjutnya wisata buatan. Wisata alam diprioritaskan pada rekreasi air, tempat pemancingan, taman flora dan fauna serta selanjutnya agrowisata.

Baca Juga :  Mercusuar Tanjung Kalian, Salah Satu Objek Wisata di Kota Muntok

Wisata budaya di prioritaskan pada desa wisata, industri kerajinan dan selanjutnya museum. Wisata buatan diprioritaskan pada eduwisata. Strategi tersebut adalah rekomendasi yang diberikan kepada pemerintah Kabupaten Bangka dalam mengatasi bekas pertambangan timah yang dapat dijadikan sebagai sektor perekonomian masyarakat Bangka. Lalu dengan adanya pengembangan kawasan pariwisata sehingga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Bangka.

Oleh karena itu, menurut pendapat saya dalam mengatasi permasalahaan timah yang akan habis dalam waktu beberapa tahun lagi maka diperlukan sektor perekonomian lain selain pertambangan yang akan menjadi lapangan pekerjaan bagi mereka yang memerlukan. Tidak hanya itu, dengan dikembangkan sektor perekonomian baru, sehingga membuat masyarakat khususnya di Bangka tidak bergantung pada timah saja.[]

Pengirim :
Elza Marcelina Ningrum, Mahasiswi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung, email : elzamarcel89@gmail.com

banner 300250