Yuk Kenali Gangguan Belajar pada Anak

PERNAHKAH kita mendengar ada anak yang susah sekali dalam belajar? Atau nilai-nilainya buruk padahal IQ nya normal bahkan tinggi? Sehingga banyak orang tua yang putus asa karena tidak ada perubahan walaupun sudah dileskan mahal. Terkadang orang tua tidak menyadari kalau anak mereka sebenarnya mengalami gangguan belajar, bahkan ada yang menyangkalnya karena hal tersebut dianggap memalukan. Padahal apabila gangguan belajar tidak segera diatasi secara tepat hal ini dapat mempengaruhi prestasi anak dalam menempuh pembelajaran, serta dapat mempengaruhi psikologi anak bahkan bisa menyebabkan depresi karena ketidakmampuannya mereka dalam belajar. Yuk kita cari tahu sebenarnya apa itu gangguan belajar dan apa penyebabnya.

Pengertian gangguan belajar

Gangguan belajar (Learning disabilities) adalah suatu kondisi kecacatan yang kasat mata, namun kita dapat melihatnya melalui pengamatan selama anak melaksanakan pembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran anak seringkali melakukan kesalahan yang sama terjadi terus menerus dan konstan. Kesalahan-kesalahan yang dilakukanitu adalah kesalahan yang dilakukan melebihi rata-rata anak usia sebaya, apabila kesalahan atau prestasi yang dilakukan kadang baik dan kadang buruk hal ini tidak bisa dikatakan anak mengalami gangguan belajar, kemungkinan ada hal-hal lain yang menyebabkan masalah belajar. Gangguan belajar hanya dialami oleh anak-anak dengan IQ normal sampai tinggi. Terkadang gagguan belajar disalahmengertikan oleh orang tua atau guru, bahwa anak malas, kurang rajin belajar sehingga mendapatkan nilai jelek pada beberapa mata pelajaran.

Baca Juga :  Ini 10 Kuliner Indonesia yang Jadi Favorit Artis Luar Negeri

Jenis Gangguan belajar dibagi menjadi tiga 

Pertama, Gangguan membaca ( Disleksia) ; Disleksia adalah gangguan belajar primer yaitu gangguan belajar yang disebabkan oleh adanya gangguan neurologis yang mengakibatkan adanya gangguan perkembangan dalam satu atau lebih area intelegensi (Kognitif). Disleksia atau gangguan membaca termasuk didalamnya antara lain gangguan dalam kemampuan mengenali huruf-huruf, angka dan symbol atau tanda baca yang digunakan dalam kalimat, mengenali kata-kata, malakukan analisa kalimat, dikte, teknik membaca, memahami bacaan dan mengguankan bahasa. Apabila anak mengalami gangguan salah satu atau lebih maka bisa dikatakan anak mengalami gangguan disleksia.

Kedua, Gangguan berhitung (diskalkulia) ; Diskalkusia adalah gangguan belajar dalam berhitung (Matematika) atau memperkirakan sesuatu yang berhubungan dengan konsep berhitung. Anak dengan gangguan diskalkulia disebabkan oleh ketidak mampuan dalam membaca, imajinasi, mengintegrasikan pengetahuan dan pengalaman, terutama dalam memahami soal-soal cerita. Anak-anak diskalkulia tidak bisa mencerna fenomena yang masih abstrak. Biasanya sesuatu yang abstrak itu harus divisualisasikan agar mereka dapat mencernanya. Adapun gejala anak mengalami diskalkulia antara lain : 1) kesuliatan memasukkan angka-angka pada kolom yang tepat; 2) Kesulitan dalam mengurutkan angka; 3) Kesulitan membedakan angka 7 dan 9 atau 3 dan 8; 4) Kesulitan memahami konsep waktu; 5) Kesulitan mengingat atau menyebutkan kembali nama orang; 6) Tidak konsisten dalam memberikan jawaban saat diberi pertanyaan pengurangan, penjumlahan, perkalian maupun pembagian; dan 7) Kesulitan membaca angka pada jam atau dalam menentukan letak lokasi sebuah tempat.

Baca Juga :  Pengaruh Pendidikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Ketiga, Gangguan menulis (disgrafia) ; Disgrafia adalah gangguan mengenal berbagai symbol, huruf dan angka sehingga anak kesulitan dalam menuangkannya dalam tulisan. Anak- anak disgrafia bisa saja normal dalam berbicara, dan normal pada ketrampilan motoric lainnya, tetapi mengalami hambatan dalam menulis.

Gejala-gejala yang sering muncul pada anak penyangdang disgrafia menurut Julie Kendell dan Deanna Stefanyshyn (2012) adalah : 1) Kemampuan verbal kuat tapi ketrampilan menulis miskin; 2) Banyak kesalahan tanda baca atau malah tidak menggunakan tanda baca sama sekali; 3) Banyak melakukan kesalahan ejaan atau bisa juga terjadi tulisan terbalik; 4) Terdapat inkonsistensi dalam penggunaan huruf besar dan huruf kecil; 5) Ukuran huruf tidak teratur, bentuk berubah-ubah, besar kecil, tegak dan miring; 6) Terjadi unfinished (penghilangan huruf atau kata); 7) Terjadi ketidakkonsistenan dalam penggunakaan halaman, spasi ( antar kata), antar huruf dan penggunaan margin; 8) Ada kesalahan dalam memegang pensil; 9) Berbicara dengan diri sendiri saat menulis; dan 10) Ketika menulis atau menyalin sangat lambat.

Baca Juga :  Pentingnya Manajemen Waktu

Penyebab gangguan belajar

Penyebab gangguan belajar (learning disability) adalah neurologis dan genetic, artinya gangguan ini merupakan gangguan didalam otak yang disebabkan karena factor keturunan. Karena gangguan belajar ini disebabkan oleh gangguan neurologis artinya tidak bisa disembuhkan, yang bisa diupayakan oleh guru ataupun orang tua adalah menyiasati dan memberi konpensasi serta toleransi kepada mereka, agar para penyandang gangguan belajar (Learning disabilities) dapat mengikuti pembelajaran dengan sebaik-baiknya.[]

Pengirim :
Novia Arinan Najakh
Mahasiswa INISNU Temanggung
Email : noviaarinannajakh@gmail.com

banner 300250