Kita pasti tidak asing dengan kata-kata bimbingan dan konseling atau biasa disebut dengan bimbingan konseling (BK), tetapi ketika mendengar kata bimbingan dan konseling pasti yang terlintas dibenak kita adalah penanganan anak-anak bermasalah, padahal sebenarnya bimbingan konseling tidak hanya menangani anak-anak yang bermasalah saja tetapi juga menangani pengembangan bakat dan potensi anak.
Minat dan bakat merupakan hal yang penting bagi anak didik. Anak didik yang sudah menemukan minat akademiknya sewaktu di sekolah menengah dan di perguruan tinggi tentunya akan lebih siap untuk mencapai karir yang memuaskan (Renninger & Hidi, 2017). Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004: 99), Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Jones (Insano, 2004: 11) menjelaskan bahwa konseling artinya suatu korelasi profesional antara seseorang konselor yg terlatih dengan klien. hubungan ini umumnya bersifat individual atau perseorangan, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih berasal dua orang serta dibuat untuk membantu klien tahu serta memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga bisa menghasilkan pilihan yg bermakna bagi dirinya.
Menurut pendapat di atas bisa dirumuskan dengan singkat bahwa Bimbingan Konseling ialah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling (face to face) oleh seseorang pakar (diklaim konselor) pada individu yang sedang mengalami sesuatu duduk perkara (disebut konseli) yg bermuara pada teratasinya problem yang dihadapi konseli serta bisa memanfaatkan aneka macam potensi yg dimiliki serta sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu bisa tahu dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yg optimal, berdikari dan dapat merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup. Berdasarkan penjelasan para ahli diatas jelas bahwa tujuan bimbingan konseling adalah tidak hanya menangani masalah yang dihadapi anak tetapi juga membantu mengarahkan anak untuk menemukan bakat dan potensi anak.
Pada sekarang ini banyak sekolah-sekolah mulai dari jenjang PAUD sampai SMA yang menyelenggarakan bimbingan konseling, baik secara mandiri ataupun secara terpadu, ada pula yang dimasukkan dalam kurikulum sekolah. Tetapi keberadaan bimbingan konseling ini kurang maksimal karena terkadang terkendala mainset bahwa guru BK hanya menangani anak-anak yang bermasalah. Sehingga kita terkadang lupa bahwa guru BK juga menangani bakat dan minat anak.
Bakat minat yang terasah sejak dini akan memudahkan orang tua untuk memasukkan anaknya ke sekolah yang sesuai dengan bakat dan minatnya sehingga anak kelak akan mudah menenmukan karirnya dan cenderung tidak mudah bosan dan putus asa. Maka dari itu marilah kita ubah mainset kita bahwa bimbingan konseling juga membantu menggali bakat dan minat anak yang sangat penting sekali untuk masa depan anak-anak kita para generasi penerus bangsa.[]
Pengirim :
Novia Arinan Najakh, Mahasiswi Prodi PIAUD INISNU Temanggung, Jawa Tengah, email : noviaarinannajakh@gmail.com