Tangerang Selatan, TERASMEDIA.NET – Mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Universitas Pamulang menggelar Uji Kreativitas dan Keterampilan Lewat Proposal Inovatif Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) pada Selasa (28/10/2025) di Gedung Viktor Kampus 2 Universitas Pamulang, Jalan Puspitek Raya, Buaran, Tangerang Selatan, Banten.
Mahasiswa Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) semester 5 menjalani ujian mata kuliah Manajemen Pendidikan dan Pelatihan yang dibimbing oleh Dr. Amaliyah, M.A. Dalam ujian tersebut, para mahsiswa diminta menyusun proposal pendidikan dan pelatihan (diklat) lengkap mulai dari tahap perencanaan hingga implementasi.
Dalam ujian kali ini, Dr. Amaliyah, M.A menilai mahasiswa tidak hanya dari sisi penulisan proposal, tetapi juga dari kemampuan mereka menjelaskan dan mengaplikasikan konsep management training secara nyata.
Mahasiswa diminta merancang program pelatihan yang sesuai dengan minat dan kemampuan masing-masing, dengan memperhatikan tiga komponen utama dalam manajemen pelatihan: planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), dan actuating (penggerakan).
“Tujuan dari ujian ini adalah agar mahasiswa mampu memahami manajemen pelatihan bukan hanya secara teori, tetapi juga mampu merancang dan melaksanakan pelatihan yang bisa diterapkan di dunia pendidikan maupun masyarakat,” jelas Dr. Amaliyah di sela kegiatan.
Beragam ide pelatihan kreatif muncul dari para mahasiswa. Di antara proposal yang diajukan terdapat pelatihan Google Classroom Management, Canva for Education, Microsoft Word, Public Speaking bagi mahasiswa, hingga pelatihan penggunaan media sosial sebagai sarana pembelajaran.
Yang menarik, beberapa mahasiswa juga mengajukan proposal pelatihan non-digital seperti diklat mencuci sepatu dengan profesional dan pelatihan keterampilan kewirausahaan sederhana.
“Mahasiswa kami dorong agar berani berpikir kreatif. Pendidikan dan pelatihan tidak selalu harus formal. Justru dari ide-ide sederhana bisa lahir keterampilan yang bermanfaat bagi masyarakat,” tambah Dr. Amaliyah.
Menurutnya, pembuatan proposal diklat ini melatih mahasiswa agar terampil dalam manajemen pelatihan di berbagai konteks. Mahasiswa harus mampu menulis latar belakang, menentukan tujuan pelatihan, merancang struktur organisasi kegiatan, mengatur pembiayaan, hingga menyusun evaluasi hasil diklat.
Proses ujian berlangsung interaktif. Setiap mahsiswa mempresentasikan proposal yang telah dibuat di depan dosen pengampu, kemudian menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan oleh Dr. Amaliyah dan Deni Darmawan terkait kejelasan konsep, target peserta, metode pelaksanaan, dan strategi evaluasi.
“Bagaimana rencana implementasinya? Siapa peserta yang cocok? Apa output pelatihannya?” pertanyaan-pertanyaan tersebut menjadi bagian dari evaluasi dosen terhadap kemampuan mahasiswa.
Bagi mahasiswa yang mampu menjelaskan dengan baik dan memahami bagaimana pelatihan itu bisa dijalankan secara nyata, Dr. Amaliyah memberikan apresiasi dan nilai tinggi. “Penilaian kami bukan hanya pada tulisan, tetapi juga pada pemahaman dan kemampuan mereka mengimplementasikannya,” ujarnya.
Ujian ini sekaligus menjadi sarana pembelajaran yang menekankan pada learning by doing, di mana mahasiswa tidak hanya menerima teori, tetapi juga menerapkannya dalam bentuk rancangan nyata yang bisa dikembangkan di dunia pendidikan.
Menyusun proposal diklat menjadi pengalaman penting bagi mahasiswa MPI. Selain memperkuat pemahaman mereka tentang manajemen pendidikan, kegiatan ini juga menumbuhkan kemampuan teknis seperti perencanaan kegiatan, koordinasi tim, komunikasi publik, serta penggunaan teknologi dalam dunia pendidikan.
“Melalui kegiatan ini, mahasiswa dilatih berpikir sistematis dan solutif. Mereka juga belajar bekerja dalam tim serta memahami bagaimana sebuah pelatihan dirancang dari awal hingga akhir,” ungkap Dr. Amaliyah.
Bagi mahasiswa, pengalaman tersebut sangat berarti. Salah satu peserta ujian, Rafael mengaku mendapatkan banyak pelajaran praktis. “Saya membuat proposal diklat “Public Speaking”. Dari tugas ini saya jadi tahu bagaimana mengatur waktu, menentukan biaya, dan mengukur keberhasilan pelatihan,” tuturnya.
Kegiatan ujian ini ditutup dengan sesi foto bersama antara mahasiswa dan dosen pengampu sebagai simbol kebersamaan dan semangat belajar. Dr. Amaliyah berharap ujian seperti ini dapat terus dikembangkan agar mahsiswa semakin siap menghadapi dunia kerja yang menuntut keterampilan manajerial dan inovasi dalam pendidikan.
“Harapan kami, lulusan MPI tidak hanya menguasai teori, tetapi juga mampu menjadi pengelola pelatihan yang profesional. Mereka harus bisa menciptakan dan mengelola pelatihan di berbagai bidang, mulai dari pendidikan formal hingga pelatihan masyarakat,” pungkasnya.
Ujian Manajemen Pendidikan dan Pelatihan ini menjadi bukti bahwa Universitas Pamulang terus berupaya menumbuhkan generasi pendidik dan manajer pendidikan yang kreatif, adaptif, dan siap berkontribusi bagi kemajuan dunia pendidikan Indonesia.[]
Kontributor : Deni Darmawan
Editor : Yeddi Alaydrus
