Kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam Sistem Operasional Pendidikan di Sekolah

PENDIDIKAN merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat. Pendidikan tidak pernah dapat dideskripsikan secara gamblang hanya dengan mencatat banyaknya jumlah siswa, personel yang terlibat, harga bangunan, dan fasilitas yang dimiliki. Pendidikan memang menyangkut hal itu semua, namun lebih dari itu semuanya. Pendidikan merupakan proses yang esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi individu (siswa).

Siswa merupakan unsur utama dalam pendidikan. Siswa sebagai individu sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (becoming), yaitu berkembang kearah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kemandirian tersebut, siswa memerlukan bimbingan, karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya.

Pendidikan yang hanya melaksanakan bidang administratif dan pengajaran dengan mengabaikan bidang bimbingan mungkin hanya akan menghasilkan individu yang pintar dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang memiliki kemampuan atau kematangan dalam aspek psikososiospritual.

Bidang- bidang utama pendidikan:

1. Bidang Administrasi dan Kepemimpinan
Bidang ini menyangkut kegiatan pengelolaan program secara efisien. Pada bidang ini terletak tanggung jawab kepemimpinanan (kepala sekolah dan staf administrasi lainnya) yang terkait dengan kegiatan perencanaan organisasi, deskripsi jabatan atau pembagian tugas, pembiayaan, penyediaan fasilitas atau sarana prasarana (material), supervisi, dan evaluasi program.

2. Bidang intruksional dan kurikuler
Bidang ini terkait dengan kegiatan pengajaran yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan sikap. Pihak yang bertanggung jawab secara langsung terhadap bidang ini adalah para guru.

3. Bidang pembinaan Siswa (Biimbingan dan Konseling)

Bidang ini terkait dengan program pemberiaan layanan bantuan kepada peserta didik (siswa) dalam upaya mencapai perkembangannya yang optimal, melalui interaksi yang sehat dengan lingkungannya. Personel yang paling bertanggung jawab terhadap pelaksanaan bidang ini adalah guru pembimbing atau konselor.

Dalam keseluruhan kegiatan pendidikan khususnya pada tatanan persekolahan, layanan bimbingan dan konseling mempunyai posisi dan peran yang cukup penting dan strategis. Bimbingan dan konseling berperan untuk memberikan layanan epada siswa agar dapat berkembang secara optimal melalui proses pembelajaranse#ara efektif. Untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pribadi agar dapat membantu keseluruhan proses belajarnya. Dalam kaitan ini para pembimbing diharapkan untuk :
1. Mengenal dan memahami setiap siswa baik secara individual maupun kelompok.
2. Memberikan informasi-informasi yang diperlukan dalam proses belajar.
3. Memberi kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat belajar sesuaidengan karakteristik pribadinya.
4. Membantu setiap siswa dalam menghadapi masalah-masalah pribadi yang dihadapinya
5. Menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukan.

Berkenaan dengan hubungan antara bimbingan dan pendidikan tersebut di atas, Rahma Natawidjaja (1990 : 16 ) Memberikan penjelasan sebagai berikut : bimbingan dan konseling memiliki fungsi dan posisi kunci dalam pendidikan disekolah, yaitu sebagai pendamping fungsi utama sekolah dalam bidang pengajaran dan perkembangan intelektual siswa dalam bidang menangani ihwal sisi sosial pribadi siswa.

Lebih lanjut ia menegaskan bahwa bimbingan dan konseling memiliki fungsi memberikan bantuan kepada siswa dalam rangka memperlancar pencapaian tujuan pendidikan, yaitu membantu meratakan jalan menuju Tuhan, berguna bagi manusia, dan bermanfaat bagi kesejahteraan dan pembangunan bangsa, negara,dan umat manusia.[]

Pengirim :
Nanik Dwiyanti
Mahasiswa INISNU Temanggung
Email : dwiyantinanik434@gmail.com