Gusong Bugis Kini Tak Terjamah Wisatawan

Salah satu tempat wisata di Pulau Belitung adalah Gusong Bugis. Kawasan wisata ini terletak di seberang Sungai Cerucuk. Akses untuk menuju Gusong Bugis tidak terlalu jauh, hanya berjarak kurang dari 10 km, atau kira-kira 15 menit dari kota Tanjung Pandan.

Wisatawan dapat menuju Pelabuhan Tanjung Batu dari Tanjung Pandan dengan berjalan ke arah Selatan melalui Desa Dukong. Hutan mangrove yang indah dan potensi wisata yang sangat besar ada di dalamnya.

Dengan pasir pantai yang putih dan air laut yang jernih, Gusong Bugis menjadi salah satu objek wisata favorit masyarakat Belitung pada masanya. Banyak wisatawan yang datang untuk menikmati keindahan alam yang masih terjaga dengan baik.

Baca Juga :  Buka FGB Inisiatif Cetak Biru Berkelanjutan, Ini Pesan Pj Bupati Asra

Selain terkenal dengan hutan mangrove, wisata Gusong Bugis juga menawarkan pantai dengan dataran yang landai dan air berwarna biru. Di sudutnya, terdapat dermaga kayu yang menghadap langsung ke laut, kawasan ini merupakan salah satu objek favorit bagi wisatawan untuk berswafoto pada waktu itu.

Tidak hanya menawarkan keindahan alam, Gusong Bugis juga menjadi tempat di mana para wisatawan dari berbagai latar belakang bertemu dan berinteraksi satu sama lain.

Keberadaan Gusong Bugis sebagai tempat wisata memiliki potensi untuk memperkuat identitas budaya masyarakat Belitung dan sekaligus menjadi media promosi yang efektif.

Namun, popularitas Gusong Bugis sebagai tempat wisata mulai menghadapi tantangan. Tempat ini mulai kehilangan daya tarik karena beberapa masalah, termasuk kurangnya fasilitas penunjang yang memadai, kurangnya promosi dari pemerintah setempat, dan ancaman kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia.

Baca Juga :  Di Aceh Utara, Warga Mengolah CPO Secara Tradisional

Jika masalah ini tidak segera ditangani, Gusong Bugis akan kehilangan daya tariknya dan tidak lagi menjadi tempat wisata populer di Pulau Belitung. Oleh karena itu, untuk menjaga kelestarian alam Gusong Bugis sembari mengembangkan potensi wisatanya, diperlukan upaya keras dari semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun swasta.

Pariwisata seharusnya dilihat sebagai proses sosial yang mencakup hubungan timbal balik antara wisatawan, masyarakat lokal, dan lingkungan mereka, bukan hanya aktivitas ekonomi. Gusong Bugis dapat menjadi contoh bagaimana pariwisata berkelanjutan dapat menggabungkan keuntungan finansial, pelestarian lingkungan, dan pelestarian budaya jika dikelola dengan benar.

Misalnya, melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan wisata, memberi tahu pengunjung tentang pentingnya menjaga kelestarian alam, dan membuat program untuk mendukung ekonomi lokal.

Baca Juga :  Untung Rugi Bercocok Tanam Lada

Dengan metode ini, Gusong Bugis tidak hanya akan kembali menjadi destinasi wisata yang populer, tetapi juga dapat berfungsi sebagai model untuk pengembangan pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan di masa depan.

Dengan demikian, Gusong Bugis tidak hanya akan kembali menjadi kebanggaan masyarakat Belitung, tetapi juga akan menarik lebih banyak wisatawan domestik maupun asing untuk menikmati keindahan alamnya yang mempesona.[]

Pengirim :
Amirah Tsania Khansa, Berlian Birly Aeywaldy, Anis, Deby Afriyani dan Tania Januarti (Mahasiswa mahasiswa Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Bangka Belitung)

banner 300250