Di era digital yang bergerak cepat dan penuh dinamika seperti sekarang, membangun karir tidak lagi sebatas mencari pekerjaan tetap dan bertahan lama di satu perusahaan. Hal ini terutama dirasakan oleh Generasi Z yang tumbuh berdampingan dengan teknologi dan internet membuat cara mereka memandang karir dan pekerjaan juga berubah.
Mereka cenderung memilih fleksibilitas, kreativitas, dan kesempatan yang dapat mereka kelola secara mandiri. Namun, di balik kebebasan tersebut, terdapat tantangan besar yang harus dihadapi bagaimana mengelola peluang kerja secara efektif agar karir tetap berkembang dan berkelanjutan.
Kunci utama bagi Gen Z dalam membangun karir di era digital adalah kemampuan manajemen diri dan penguasaan keterampilan digital yang terus berkembang. Tidak cukup hanya mengandalkan satu keahlian, tetapi mereka harus mampu beradaptasi dan terus belajar hal-hal baru secara konsisten.
Dunia kerja saat ini menuntut kita untuk menjadi pemecah masalah yang kreatif, komunikator yang efektif, dan pengelola waktu yang baik. Tanpa kemampuan ini, peluang yang ada bisa jadi terlewat begitu saja, bahkan bisa menyebabkan stres yang berlebihan.
Selain itu, Gen Z perlu berani melangkah keluar dari zona nyaman dengan membangun karir yaitu mengelola beberapa proyek atau pekerjaan sekaligus. Misalnya, selain bekerja di kantor, mereka bisa berperan sebagai freelancer, content creator, atau menjalankan bisnis online.
Strategi ini tidak hanya memperluas sumber penghasilan, tetapi juga membuka jaringan dan pengalaman yang lebih luas. Namun, semua ini membutuhkan disiplin tinggi agar tidak terjebak dalam multitasking yang tidak produktif.
Membangun branding pribadi yang kuat di dunia digital adalah hal penting yang tidak bisa diabaikan. Media sosial dan platform digital bukan hanya hiburan, tetapi juga sarana strategis untuk memperlihatkan keahlian, membangun reputasi, dan menarik peluang kerja. Dengan konten yang tepat dan konsisten, Gen Z dapat menciptakan citra profesional yang menarik perhatian perusahaan maupun klien.
Namun, penting untuk diingat bahwa di tengah segala kemudahan yang ditawarkan teknologi, kesehatan mental dan fisik harus tetap menjadi prioritas. Jangan sampai tekanan untuk selalu produktif dan eksis di dunia digital justru membawa pada burnout. Manajemen stres dan keseimbangan hidup adalah bagian integral dari strategi karir yang berkelanjutan.
Kesimpulannya, membangun karir di era digital bagi Generasi Z bukan hanya sekadar mengikuti tren teknologi, tetapi juga bagaimana mengelola peluang kerja dengan strategi yang matang, pengembangan diri yang berkelanjutan, serta menjaga keseimbangan hidup. Dengan pendekatan ini, saya yakin Gen Z tidak hanya akan mampu bertahan, tetapi juga memimpin perubahan di dunia kerja masa depan yang penuh tantangan dan peluang.[]
Penulis :
Zahwa Alya, mahasiswi Manajemen Ekonomi dan Bisnis Universitas Bangka Belitung 
