Pengaruh Self Esteem pada Komunikasi Asertif dalam Diskusi Kelompok

Dalam diskusi kelompok, tentu tidak semua orang dalam kelompok tersebut memiliki pemikiran, gagasan, dan pendapat yang sama mengenai suatu hal yang dibahas. Beda kepala beda isi otak. Dan pasti akan ditemukan suatu perbedaan pendapat dari masing-masing individu tersebut. Lalu bagaimana cara kita mengkomunikasikan perbedaan-perbedaan tersebut?

Self esteem atau harga diri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kesadaran akan berapa besar nilai yang diberikan kepada diri sendiri. Jadi self esteem adalah pikiran, perasaan, dan pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri, berdasarkan pengalaman spesifik yang pernah dialami, tinggi atau rendahnya harga diri seseorang dipengaruhi pada perilakunya sehari-hari.

Selanjutnya, komunikasi asertif adalah kemampuan berkomunikasi secara efektif, tanpa terlalu banyak terganggu dengan apa yang orang lain pikirkan atau katakan. Jadi, komunikasi asertif itu mengkomunikasikan dengan jujur tentang apa yang dirasakan, diinginkan, dan dipikirkan kepada orang lain secara terbuka tanpa merugikan pihak manapun dengan tetap menghargai hak dan perasaan mereka.

Baca Juga :  Keamanan QRIS: Bank Indonesia Menjaga Pengguna dengan Pengendalian Internal

Hubungan self esteem dengan komunikasi asertif adalah self esteem atau harga diri merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi suatu perilaku asertif. Jadi dalam komunikasi yang efektif, seseorang akan memiliki perilaku asertif jika salah satunya memiliki self esteem yang baik. Dalam berkomunikasi secara asertif kita dapat mengomunikasikan segala pendapat, pemikiran, dan gagasan dengan baik. Semua itu dapat tersampaikan jika kita jujur dan terbuka. Hanya orang dengan perilaku asertif yang dapat berkomunikasi dengan baik dan efektif.

Sama halnya dalam berdiskusi kelompok, seseorang harus memiliki self esteem yang baik agar dapat berkomunikasi secara asertif. Lalu bagaimana cara agar kita memiliki perilaku asertif? Pada dasarnya, perilaku asertif itu bukan bawaan dari lahir, atau sesuatu yang sudah dimiliki sebelumnya. Melainkan, perilaku asertif bisa dibentuk dan dikembangkan dari proses kehidupan dan pengalaman sehari-hari. Nah perilaku asertif ini terbentuk salah satunya karena ada penghargaan diri (self esteem) yang baik. Seseorang dengan self esteem yang baik dapat mengontrol dan mengendalikan dirinya. Begitupun dalam berdiskusi kelompok, ketika ditemukan perbedaan, mereka yang memiliki self esteem yang baik akan menghadapinya dengan bijak.

Baca Juga :  Registrasi Merek UMKM sebagai Perlindungan Hukum Kekayaan Intelektual

Kemudian, bagaimana cara berkomunikasi secara asertif dalam diskusi kelompok agar tercapai kesepakatan bersama? Pertama, kita dapat mengekspresikan perasaan dan menyampaikan pendapat kita dengan jujur dan terbuka tanpa menyinggung pihak manapun. Itu merupakan hak kita untuk berbicara dan berpendapat dalam diskusi kelompok. Kedua, mendengarkan dan memahami pendapat dan pernyataan orang lain.

Walaupun nantinya terjadi perbedaan yang sampai menyebabkan konflik, tetap harus diutarakan baik-baik dengan komunikasi secara terbuka, jujur, dan tepat. Ketiga, jika sudah menemukan beberapa pendapat yang dirasa tepat, ambil kesimpulan melalui kesepakatan bersama tanpa harus ada pihak yang merasa dirugikan. Intinya, dalam berdiskusi kelompok itu harus saling menghargai hak satu sama lain, dan dapat mengendalikan perasaan dan emosional dengan baik. Itu merupakan salah satu dari bentuk asertif dan self esteem yang baik, dengan begitu komunikasi efektif akan terjalin.[]***

Baca Juga :  Ciri–ciri Orang yang Asertif dan Kurang Asertif

Pengirim :
Rizka Puspita Cahyanto, mahasiswi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka, email : rizkapuspitacahyanto@gmail.com

banner 300250