Di saat perekonomian tidak menentu, penting bagi individu untuk mempertimbangkan ketahanan keuangan dan investasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Berinvestasi pada saham syariah tidak hanya menjadi pilihan yang sejalan dengan nilai-nilai etika Islam, namun juga membuka peluang diversifikasi portofolio yang lebih aman dan berkelanjutan.
Ketahanan finansial sangat diperlukan untuk menyelamatkan dan menjaga keuangan seseorang dari suatu musibah yang tidak diinginkan atau keterpurukan finansial sementara untuk jangka waktu yang panjang. Karena kita tidak tahu pergerakan siklus ekonomi yang sewaktu-waktu bisa berubah, maka dari itu sangat perlu dilakukan adanya ketahanan finansial.
Bagaimana kita mencapai ketahanan finansial ini? Ada dua cara untuk melakukan hal ini di tengah ketidakpastian ekonomi. Pertama, menjaga likuiditas. Hal ini mengacu pada kemampuan suatu entitas untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya tepat waktu tanpa harus menjual aset berharga atau menimbulkan kerugian finansial yang signifikan. Kedua, meningkatkan aset dalam jangka panjang. Kedua cara tersebut harus dilakukan secara seimbang.
Adapun strategi yang dapat kita lakukan dalam membangun ketahanan finansial, seperti: Pertama, Membuat Anggaran yang Realistis : a) Catat Semua Pengeluaran: Buat daftar semua pengeluaran bulanan, termasuk kebutuhan pokok, tagihan, dan hiburan; b) Pendapatan dan Pengeluaran: Bandingkan total pendapatan dengan total pengeluaran untuk mengetahui apakah ada sisa atau kekurangan; c) Mengalokasikan Dana: Pisahkan dana untuk kebutuhan, tabungan, investasi, dan dana darurat.
Kedua, Membangun Dana Darurat, tujuan Dana Darurat: Dana ini harus menutupi biaya hidup selama 3-6 bulan. Ketiga, Mengelola Utang dengan Bijak : a) Prioritaskan Pembayaran Utang: Bayar utang dengan bunga tertinggi terlebih dahulu; dan b) Hindari Utang Baru: Batasi penggunaan kartu kredit dan pinjaman konsumtif.
Keempat, Menabung Secara Rutin : a) Otomatisasi Tabungan: Atur agar sebagian pendapatan otomatis masuk ke rekening tabungan setiap bulan; dan b) Tetapkan Tujuan Menabung: Tetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang untuk memotivasi menabung.
Kelima, Berinvestasi untuk Masa Depan : a) Diversifikasi Investasi: Investasikan dana pada berbagai produk seperti saham, obligasi, reksadana, dan properti; b) Mempelajari Dasar-Dasar Investasi: Memahami risiko dan keuntungan dari setiap jenis investasi; dan c) Konsultasi dengan Ahli: Pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan penasihat keuangan.
Keenam, Perlindungan Asuransi : a) Asuransi Kesehatan: Pastikan memiliki asuransi kesehatan yang memadai; b) Asuransi Jiwa: Jika Anda memiliki tanggungan, pertimbangkan asuransi jiwa untuk melindungi keluarga; dan c) Asuransi Lain: Pertimbangkan asuransi properti, kendaraan, dan lainnya sesuai kebutuhan.
Ketujuh, Meningkatkan Literasi Keuangan : a) Ikuti Pelatihan: Ambil kursus atau pelatihan keuangan; b) Baca Buku dan Artikel: Membaca buku, artikel, dan blog tentang keuangan pribadi; dan c) Ikuti Berita Ekonomi: Selalu update dengan berita dan tren ekonomi yang dapat mempengaruhi keuangan pribadi.
Kedelapan, Rencana Jangka Panjang : a) Pensiun: Rencanakan dana pensiun sejak dini. Gunakan instrumen seperti asuransi pensiun, atau investasi khusus untuk pensiun; dan b) Pendidikan Anak: Rencanakan dana pendidikan anak dengan menabung atau berinvestasi sejak dini.
Setelah mengetahui bagaimana strategi ketahanan finansial ini. Pasti banyak dari individu dan keluarga yang mencari cara untuk memastikan stabilitas keuangan jangka panjang mereka di tengah berbagai tantangan ekonomi global saat ini. Salah satu pendekatan yang semakin mendapat perhatian adalah investasi pada saham syariah, Hal ini tidak hanya menawarkan potensi keuntungan finansial, tetapi juga kesesuain terhadap prinsip-prinsip syariah.
Saham syariah merupakan sarana investasi yang sesuai dengan prinsip syariah Islam, yaitu menghindari riba, gharar (ketidakpastian), dan maysir (perjudian). Ketahanan finansial yang mencakup kemampuan individu untuk menghadapi guncangan ekonomi tanpa kehilangan stabilitas, dapat ditingkatkan dengan berinventasi pada saham syariah.
Adapun prinsip saham syariah yang telah disetujui oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan MUI (Majelis Ulama Indonesia), sebuah saham atau perusahaan bisa terbilang syariah jika bisnis tersebut halal dan tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan rasio hutang dibanding asetnya itu kurang dari 45% dan pendapatan bunganya harus kurang dari 20% dari total pendapatan.
Dalam saham syariah, sangat penting untuk menentukan saham untuk jangka panjang dan saham untuk jangka pendek. Adapun referensi saham syariah yang cocok untuk jangka panjang seperti: di sektor bank dan consumer yang terdapat growth story. Sementara untuk jangka pendek ada di sektor cyclical seperti: teknologi, otomotif, properti, infrastruktur, dan komoditas.
Ketahanan finansial dan berinvestasi pada saham syariah merupakan dua kunci penting untuk mencapai kesuksesan finansial. Dengan memadukan keduanya, kita dapat membangun masa depan yang stabil dan sukses sesuai prinsip hukum Islam. Perlu diingat bahwa investasi selalu mengandung risiko. Untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan potensi keuntungan, dapat dilakukannya riset menyeluruh, bangun portofolio yang terdiversifikasi, dan konsultasikan dengan perencana keuangan syariah untuk meminimalisir risiko dan memaksimalkan potensi keuntungan.[]
Penulis :
Kapricia Enani Griselda, Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah Universitas Pamulang, email : kapriciaenanigriselda@gmail.com