Merenunggi Peran Pemuda Muslim

Pemuda adalah pusat dalam pengembangan suatu bangsa. Dalam sejarah, mereka selalu menjadi agen perubahan dengan harapan yang kuat untuk terus mengembangkan bangsa. Namun, di era ini, kita telah menyaksikan laju perkembangan teknologi yang pesat, intensitas datang membanjiri dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu, pemuda harus berhenti berpikir dan berpikir, serta mengingat nilai-nilai dan potensi yang dipercayakan kepada mereka untuk mengangkat kembali martabat bangsa.

Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana pemuda Muslim dapat memberikan kontribusi terutama dalam kebangkitan bangsa dengan memberikan beberapa contoh dalam sejarah Islam dan bagaimana pemuda masa kini dapat belajar banyak hal dari sejarah tersebut yang dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari mereka .

Siapa yang Bisa Kita Sebut Sebagai Seorang Pemuda?

Sebelum kita mulai mengeksplorasi lebih jauh tentang peran pemuda dalam kebangkitan bangsa. Mari kita terlebih dahulu memahami siapa pemuda ini. Mengutip Undang-Undang Anti Kekerasan Terhadap Anak Nomor 40 Tahun 2009 tentang Partisipasi Pemuda yang disusun bersama. Menyatakan bahwa pemuda adalah setiap individu yang berada pada rentang usia 16-30 tahun, yang mencakup masa transisi dari masa remaja hingga dewasa. Usia ini adalah masa kritis dalam kehidupan seseorang yang diwujudkan oleh pertumbuhan dalam karakter, konsep, dan sikap yang semuanya bergantung pada nasib atau tujuan hidup seseorang di masa depan.

Namun, pemuda bukan hanya tentang usia semata. Akan tetapi juga tentang semangat dan potensi yang dimiliki untuk membawa perubahan. Pemuda sering disebut sebagai “agen perubahan” (agent of change) karena dalam sejarah banyak pemuda yang berhasil mewujudkan ide-ide inovatif mereka dan menjadi tokoh penting dalam perubahan sosial, politik, dan ekonomi.

Jejak Pemuda dalam Sejarah Islam

Pemuda sebagai “agen perubahan” (agent of change) memiliki kemampuan spesial yaitu mewujudkan ide-ide mereka dengan lebih mudah, hal ini tercatat dalam sejarah Islam. Salah satu bukti kemampuan para pemuda dapat kita temukan dalam Surat Al-Kahfi yang menceritakan kisah sekelompok pemuda yang disebut dengan “Ashabul Kahfi” (penghuni gua). Kisah mereka menggambarkan pemuda dengan tekad dan iman yang kuat bisa bertahan dalam ujian hidup yang sangat besar dan meninggalkan jejak dalam sejarah.

Surat Al-Kahfi memberikan pelajaran berharga bahwa pemuda memiliki kekuatan untuk membuat aktivitas yang dilakukannya tercatat dalam sejarah. Pada masa itu, sekelompok pemuda yang percaya kepada Allah Yang Maha Kuasa mampu bertahan dalam ujian hidup dan tetap teguh dengan keyakinannya, meskipun banyak rintangan yang menghadang. Hal ini menunjukkan bahwa pemuda memiliki potensi besar untuk membuat perubahan besar jika mereka memiliki visi yang jelas dan semangat yang tinggi.

Baca Juga :  Efek Pemangkasan Anggaran TKDD Terhadap Ekonomi Daerah

Kisah Pemuda Muslim yang Menginspirasi

…يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ

Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya (sejarah) untuk hari esok….(Al-Hasyr : 18)

Dalam sejarah Islam, banyak sekali kisah pemuda yang menjadi teladan dan membawa perubahan besar baik dalam konteks keagamaan maupun sosial. Pemuda-pemuda ini tidak hanya dikenal karena semangat juang mereka, tetapi juga karena ketekunan, kebijaksanaan, dan kesungguhan dalam berjuang di jalan Allah. Beberapa kisah berikut akan memberikan inspirasi bagi kita, terutama pemuda masa kini, untuk terus berkarya dan memberikan kontribusi positif bagi bangsa.

1. Usamah bin Zaid: Pemuda dan Pemimpin yang Tegar

Usamah bin Zaid adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad ﷺ yang tergolong muda, tetapi memiliki prestasi yang luar biasa. Salah satu kisah yang sangat terkenal adalah ketika Nabi Muhammad ﷺ menunjuknya sebagai pemimpin pasukan Islam yang akan berperang melawan Romawi. Pada saat ditunjuk, Usamah masih berusia sekitar 17 atau 18 tahun, sementara sahabat-sahabat senior lainnya seperti Abu Bakar dan Umar bin Khattab turut berpartisipasi dalam pasukan tersebut.

Pemilihan Usamah bin Zaid sebagai komandan pasukan menunjukkan bahwa usia bukanlah halangan untuk berprestasi. Apa yang menjadi kunci kesuksesan Usamah adalah kemampuannya dalam memimpin, keteguhannya dalam mengambil Keputusan, dan kebijaksanaannya dalam menghadapi tantangan. Dari kisah Usamah bin Zaid, kita bisa belajar bahwa kesempatan akan datang kepada mereka yang siap. Oleh karena itu, pemuda masa kini harus terus belajar dan berlatih agar dapat meraih kesempatan yang datang di masa depan.

2. Mu’adz bin Jabal: Pemuda Cendekia yang Dikenal sampai Luar Negri

Mu’adz bin Jabal adalah sahabat Nabi yang sangat dihormati karena kefaqihannya dalam agama. Pada usia 19 tahun, Mu’adz diutus oleh Rasulullah ﷺ untuk menjadi duta besar Islam pertama di Yaman, sebuah wilayah yang jauh dan mayoritas penduduknya masih non-Muslim di masa itu. Sebelum berangkat, Rasulullah ﷺ memberikan pesan yang sangat penting kepada Mu’adz yaitu untuk menyampaikan syahadat dan ajaran Islam dengan bijaksana, dimulai dengan tauhid dan dilanjutkan dengan perintah-perintah Islam lainnya, seperti shalat dan zakat.

Baca Juga :  Waduh.... Pejabat Kementan Patungan Suap Firli Bahuri

Kisah Mu’adz bin Jabal yang mana dirinya dapat terpilih menjadi utusan ke Negri Yaman di usianya yang muda itu mengajarkan kita pentingnya kesabaran dan ketekunan dalam menuntut ilmu. Dalam masa belajar kita mungkin tidak langsung meraih sukses, tetapi bukanlah hal yang mustahil bagi kita untuk bisa mencapai sesuatu yang besar dan bersejarah seperti halnya Mu’adz. Melalui bimbingan yang tepat dan kemahiran yang telah terpupuk kesuksesan itu akan tercapai. Oleh karena itu, para pemuda harus menghargai setiap kesempatan untuk belajar dan mengembangkan diri agar kelak dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan bangsa.

Pemuda Masa Kini Perlu Meneladani Kisah Para Sahabat

Para pemuda masa kini memiliki potensi yang sangat besar untuk berkontribusi dalam kebangkitan bangsa. Namun, tantangan terbesar yang dihadapi oleh pemuda sekarang adalah godaan dari dunia yang serba cepat dan penuh distraksi seperti media sosial, game online, dan gaya hidup yang tidak produktif. Banyak pemuda yang terjebak dalam kemalasan dan menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga.

Namun, jika pemuda mengambil teladan dari kisah-kisah seperti Usamah bin Zaid dan Mu’adz bin Jabal mereka dapat memahami bahwa usia muda bukanlah halangan untuk meraih prestasi besar dan memberikan manfaat bagi masyarakat dan bangsa. Pemuda harus bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin dengan belajar, mengembangkan keterampilan, dan menumbuhkan semangat untuk berkontribusi kepada masyarakat dan bangsa.

Tantangan Pemuda Masa Kini: Menyadari Potensi dan Tanggung Jawab

Meskipun potensi besar dimiliki oleh setiap pemuda, realitas di lapangan menunjukkan bahwa banyak pemuda yang sayangnya terjerumus dalam hal-hal negatif yang menghalangi mereka untuk berkembang. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi pemuda masa kini adalah kecenderungan untuk menyia-nyiakan waktu, terutama dengan terlibat dalam kegiatan yang tidak produktif atau bahkan merugikan. Dengan adanya kemajuan teknologi dan media sosial yang sangat pesat, pemuda lebih mudah terpengaruh untuk menghabiskan waktu mereka dengan cara yang tidak bermanfaat.

1. Kecanduan Game Online

Salah satu fenomena yang banyak ditemui di kalangan pemuda masa kini adalah kecanduan game online. Bermain game online bersama teman atau untuk menghilangkan kebosanan atau bermula dari keisengan sering kali dijadikan alasan untuk menghabiskan waktu yang sangat berharga. Namun, banyak dari mereka yang terjebak dalam permainan tersebut sehingga melupakan kewajiban mereka baik itu terhadap keluarga, studi, atau bahkan kewajiban ibadah kepada Allah Yang Maha Kuasa.

Baca Juga :  Dampak Pertambangan Emas Bagi Lingkungan

Hal ini dapat menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan pemuda, seperti menurunnya kesehatan fisik dan mental, serta merusak hubungan sosial dan keluarga.

2. Ketergantungan pada Media Sosial

Tidak sedikit pemuda yang menghabiskan berjam-jam di media sosial, seperti TikTok, Instagram, atau YouTube hanya untuk menonton konten-konten yang tidak memberikan manfaat nyata. Meskipun media sosial dapat digunakan untuk memperoleh informasi dan mengembangkan keterampilan, banyak pemuda yang terjebak dalam pola konsumsi konten yang tidak produktif. Mereka scroll tanpa tujuan yang jelas, hanya untuk mengisi waktu luang atau sekadar mencari hiburan.

Hendaknya para pemuda itu menyibukkan diri dengan kebaikan walupun melelahkan. Sebagaimana yang pernah diungkapkan oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, “Jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik, pasti akan disibukkan dengan hal-hal yang negatif/batil” (وَنَفْسُكَ إِنْ أَشْغَلَتْهَا بِالحَقِّ وَإِلاَّ اشْتَغَلَتْكَ بِالبَاطِلِ). Ungkapan ini mengingatkan kita bahwa jika pemuda tidak menyibukkan diri dengan kegiatan yang bermanfaat dan produktif, maka sadar ataupun tidak mereka akan terjebak dalam hal-hal yang sia-sia atau bahkan merugikan.

3. Mengabaikan Keluarga dan Tanggung Jawab Sosial

Tren lainnya yang juga cukup sering terjadi adalah pemuda yang lebih memilih nongkrong di kafe atau tempat-tempat hiburan, meskipun tanpa tujuan yang jelas. Banyak pemuda yang pergi keluar untuk mencari inspirasi atau sekadar bersenang-senang, tetapi melupakan tanggung jawab mereka terhadap keluarga. Tidak jarang kita melihat pemuda yang tanpa izin dari orang tua pergi keluar rumah atau mengabaikan waktu bersama keluarga demi waktu di luar rumah.

Padahal, kita harus ingat bahwa keridoan orang tua merupakan salah satu kunci kesuksesan dan ketenangan dalam hidup. Rasulullah ﷺ bersabda, “Ridha Allah bergantung pada keridhaan orang tua, dan murka Allah bergantung pada kemurkaan orang tua” (HR. Tirmidzi). Dengan menjaga hubungan yang baik dengan keluarga, terutama orang tua pemuda akan mendapatkan berkah dan rahmat dari Allah Yang Maha Kaya.[]

Penulis :
Lukman Nur Rahman, Alumni Pesantren Islam Al Irsyad Tengaran dan Mahasiswa STMIK Tazkia Bogor

banner 300250