Saatnya Mewujudkan Jalan Impian Lesten – Pulau Tiga

Editorial0 Dilihat

HARAPAN yang puluhan tahun dipupuk warga Aceh Tamiang dan Gayo Lues kembali menyala. Jalur penghubung strategis Lesten – Pulau Tiga, yang selama ini hanya menjadi wacana dan doa panjang masyarakat kedua daerah, akhirnya mulai menemukan titik terang. Kesepakatan bersama yang ditandai dengan penandatanganan Nota Kerja Sama oleh kedua bupati pada 21 Oktober 2025 lalu, adalah momentum penting—bahkan historis—yang tak pantas kembali terhenti di meja birokrasi.

Jalan sepanjang kurang lebih 18–21 kilometer ini tidak hanya soal menghubungkan dua kecamatan: Pining di Gayo Lues dan Tamiang Hulu di Aceh Tamiang. Lebih dari itu, ini adalah jalur masa depan. Jalur ekonomi, jalur peluang, jalur yang menghubungkan mimpi warga pegunungan dengan pusat-pusat pertumbuhan pesisir dan lintas provinsi. Jika terbuka, akses menuju Medan, Kota Langsa, dan Pelabuhan Kuala Langsa diperkirakan tinggal 3–4 jam perjalanan. Sebuah lompatan signifikan dari kondisi keterisolasian yang selama ini membelenggu.

Baca Juga :  Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Aceh Tamiang Apresiasi Gudep SMKN 1 Bendahara

Selama puluhan tahun, kesabaran warga dua kabupaten ini diuji. Mereka percaya bahwa suatu hari jalan tersebut akan terwujud. Kini, ketika pintu kesempatan terbuka, tidak ada lagi ruang untuk keraguan, birokrasi berbelit, atau janji yang menguap tanpa wujud.

Dukungan politik mulai muncul, salah satunya dari anggota DPRA, Nora Idah Nita, SE, MM, yang mendorong pembentukan tim percepatan pembangunan serta langkah strategis untuk melobi anggaran APBA dan APBN. Ini sinyal baik. Namun dukungan politik saja tidak cukup. Dibutuhkan konsistensi kerja, transparansi proses, dan komitmen moral dari seluruh pemangku kepentingan untuk memastikan proyek ini berjalan.

Pembangunan jalan Lesten–Pulau Tiga harus menjadi prioritas bersama. Bukan karena tuntutan sesaat, tetapi karena nilai strategisnya bagi masa depan daerah. Karena jalan ini bukan hanya tentang membuka akses fisik, tetapi juga membuka akses ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan yang selama ini terkunci.

Baca Juga :  Alun Lompat dari Lantai 3 Ruko Miliknya di Kualasimpang dan Meninggal Dunia

Kini, pertanyaannya sederhana namun sarat makna: apakah ini benar pertanda bahwa harapan yang terpendam selama puluhan tahun akan segera terwujud?

Jawabannya ada di langkah-langkah nyata pemerintah hari ini. Warga sudah lebih dari cukup bersabar. Kini saatnya pemerintah membalas dengan kerja nyata.

Ini bukan proyek biasa. Ini adalah janji sejarah yang harus ditunaikan. Jangan biarkan harapan ini kembali menjadi cerita tertunda. Waktunya bekerja. Waktunya mewujudkan mimpi jalur lintas pegunungan Aceh ini menjadi kenyataan. SEMOGA!

banner 300250