Film Horror dan Kesehatan Mental

Film horror seringkali dipandang sebagai hiburan yang menegangkan yang bisa memberikan berbagai efek kesehatan mental kepada siapapun yang menontonnya. Tetapi untuk sebagian orang yang menyukai genre tersebut, menonton film horror bisa menjadi cara yang efektif untuk meredakan stres. Ada juga sebagian orang yang menonton film horror untuk membantu menghadapi ketakutan yang dialami nya secara bertahap.

Film horror pada kesehatan mental sangat individual yang bergantung kepada beberapa faktor, seperti riwayat kesehatan mental dan kepribadian seseorang. Film horror bisa menjadi alat yang ampuh untuk mengeksplorasi ketakutan dan kecemasan yang kita rasakan, akan tetapi penting bagi kita untuk menyadari batasan diri dengan tidak membiarkan film horror menguasai kehidupan pribadi kita.

Ada beberapa dampak yang ditimbulkan akibat menonton film horror, yaitu dampak positif dan dampak negatif, dampak positif nya yaitu dapat mengurangi stress, meningkatkan ikatan social, dan mengatasi phobia. Dan dampak negatifnya yaitu meningkatkan kecemasan, gangguan untuk tidur, dan perubahan suasana hati.

Di era sekarang sudah banyak sekali film horror dengan berbagai macam tema yang berbeda-beda, seperti film horror komedi, film horror supranatural, dan lain-lain. Film horror yang saat ini sedang naik adalah film horror yang berkaitan dengan agama. Film horror yang bertema agama juga tidak kalah eksis dibanding film horror lainnya dikalangan pecinta film horror.

Baca Juga :  Aktivis HAM Desak Polisi Tangkap Semua Mafia Dibalik Kasus Rohingya

Akan tetapi munculnya film horror bertema agama ini memicu pro dan kontra yang menjadi masalah serius di dunia perfilm-an. Film horror yang berkaitan dengan agama adalah topik yang kompleks dan sensitif, penting bagi kita untuk memahami dampak positif dan negatifnya serta mencari solusi yang bijaksana untuk mengatasi masalah ini.

Banyaknya film horror yang menggunakan simbol-simbol keagamaan seringkali dilakukan secara sembarangan dan tidak menghormati makna yang sebenarnya. Film horror juga seringkali menyajikan gambaran yang secara tidak langsung menghina terhadap keyakinan agama tertentu, hal inilah yang menjadi konflik serius.

Selain itu film horror bertema agama juga dapat menimbulkan kecemasan atau ketakutan pada umat beragama, apalagi jika mereka merasa keyakinan mereka diejek atau dilecehkan. Contohnya yang sedang terjadi saat ini, film horror dengan judul “MAKMUM” tersebut menimbulkan banyak komentar negatif dari netizen Indonesia.

Baca Juga :  BIN Tak Perlu Melakukan Keterbukaan Informasi Publik

Awalnya film tersebut mendapat rating tinggi karna alur film nya yang menarik dan seru untuk di tonton, akan tetapi seiring berjalannya waktu semakin banyak Rumah Produksi yang membuat film horror dengan membawa unsur agama. Banyak netizen yang sudah menyadari dengan adanya film horror bertema agama tersebut dapat menjadi hal yang buruk dan dampak terhadap sebagian orang.

Salah satunya yaitu film “MAKMUM”, inti dari film tersebut yaitu orang yang mendapat gangguan dari hantu pada saat melakukan sholat malam. Hal tersebut membuat sebagian orang yang telah menontonnya menjadi takut untuk melakukan sholat malam karena rasa ketakutan atau kecemasan yang mereka alami setelah menonton film “MAKMUM”.

Akan tetapi bagi sebagian orang lainnya tidak merasakan ketakukan sama sekali setelah menonton film tersebut karna iman mereka yang kuat dan tidak mudah terpengaruh dengan alur cerita film tersebut dan tetap melakukan sholat malam. Film horror memiliki potensi untuk menjadi karya seni yang mendalam, namun eksploitasi agama dalam film horror adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab.

Baca Juga :  Tawarruq : Legalitas dan Implementasinya dalam Perbankan Syari’ah

Film seharusnya menjadi media untuk memperkaya wawasan dan meningkatkan kesadaran diri, bukan malah menyebarkan ketakutan dan kecemasan. Ketika simbol agama diperlakukan secara tidak hormat, ini bisa memicu kontroversi atau protes dari kelompok tertentu.

Beberapa film menggunakan elemen agama hanya untuk memancing ketakutan tanpa memahami konteks spiritual yang dapat terasa agak kurang pantas. Penggambaran ibadah tertentu atau tokoh agama sebagai sesuatu yang menyeramkan dapat memperkuat stigma atau salah paham tentang agama.

Untuk sebagian orang yang menyukai genre ini melihatnya sebagai media kreatif untuk mengeksplorasi isu-isu spiritual dengan cara yang menarik dan emosional, akan tetapi bagi sebagian orang menganggap tema ini terlalu sensitif untuk dijadikan hiburan, terutama jika tidak dilakukan dengan riset dan penghormatan yang memadai.[]

Pengirim :
Fauzyra Septyana, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Pamulang, HP : 085717884966

banner 300250