Siapa Generasi Z?
Generasi Z atau yang sering dibilang Gen Z itu adalah orang-orang yang lahir antara 1997 hingga 2012 di era digital. Mereka tumbuh dengan teknologi, aktif, kreatif, mandiri, mereka lahir bagaikan membawa angin harapan bagi bangsa Indonesia. Dengan pemahaman tentang teknologi dan informasi, minat pada isu sosial, dan semangat inovasi, mereka punya potensi besar untuk menjadi pemimpin masa depan. Gen Z lebih sering mencari informasi tentang isu-isu sosial dibandingkan generasi sebelumnya hal ini menunjukkan kepedulian mereka terhadap dunia sekitar. Namun, apakah generasi ini benar-benar menjadi harapan bangsa? Mari kita bahas lebih dalam.
Harapan Bangsa
Kemajuan bangsa Indonesia itu dimulai dari bagaimana anak-anak muda memposisikan dirinya, bukan hanya sebatas objek tetapi sebagai subjek yang mempunyai peran penting pemegang kendali, karena Gen Z lah yang akan menjadi muka bangsa Indonesia di tahun yang akan mendatang. Pernah mendengar quotes ini? “Jangan tanyakan wajah Indonesia kedepannya seperti apa, tapi tanyakan apa yang dilakukan anak mudanya hari ini, karena apa yang dilakukan anak muda hari ini adalah yang akan menentukan Indonesia kedepannya” quetes ini mungkin cukup jelas untuk mendorong Gen Z untuk lebih baik lagi.
Potensi Gen Z
Gen Z memiliki banyak sekali potensi yang diantaranya adalah:
1. Kepedulian terhadap sosial
Gen Z memiliki kepedulian yang tinggi terhadap isu-isu sosial seperti lingkungan, kemanusiaan, dan kesetaraan. Mereka aktif dalam berbagai gerakan sosial, baik secara online maupun offline. Sebagai contoh ialah Rian Fhardhi sebagai founder produk narasi yang bernama ‘Distrik Berisik’ atau ‘Bangga Berisik’ yang sering di sebut-sebut di medsos dengan nama panggungnya “President Gen-Z”, yang bergerak aktif di medsos dan membahas isu atau peristiwa-peristiwa hangat yang sedang terjadi, “Indonesia ngga akan menjadi emas kalau anak mudanya dibuat cemas oleh pemerintah itu sendiri, karena kepekaannya terhadap masalah hanya sebatas kota-kota besar dan daerah terpencil anak muda yang menyesaikannya sendiri” ucapnya, tentu saja dia memberikan dampak untuk Gen Z agar tidak mendiamkan kesalahan, berani mengatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah.
2. Semangat kewirausahaan
Gen Z mempunyai Semangat kewirausahaan yang tinggi. Mereka tidak ragu untuk memulai bisnis sendiri, bahkan sejak usia muda. Banyak startup sukses yang didirikan oleh Gen Z, yang menawarkan produk dan layanan yang inovatif serta menjawab kebutuhan pasar yang terus berubah. Sebagai contoh adalah Warung Pintar yang didirikan pada 11 November 2017 oleh Willson Cuaca (Chairman & Co-founder) bersama Agung Bezharie Hadinegoro (CEO & Co-founder), Harya Putra (COO & Co-founder) dan Sofian Hadiwijaya (CTO & Co-founder). Agung Bezharie Hadinegoro, tak punya latar belakang bisnis namun dia sudah berbisnis sejak kuliah di Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung.
3. Kreatif dan Inovatif
Tumbuh di era digital, Gen Z dikenal dengan pemikiran yang kritis dan terbuka. Mereka tidak ragu untuk mempertanyakan suatu hal dan mencari solusi yang lebih baik. Hal ini membuat mereka menjadi generasi kreatif dan inovatif yang mampu membawa perubahan positif. Survei oleh The Center for Generational Kinetics (2021) mengungkapkan bahwa lebih dari 70% Gen Z percaya bahwa pendidikan harus lebih bersifat praktikal dan berorientasi pada keterampilan, bukan hanya berbasis pada teori. Mereka mendukung pembelajaran yang dapat diterapkan langsung dalam kehidupan nyata dan lebih memilih akses ke kursus online dan pelatihan mandiri.
Tantangan yang harus dihadapi
Disamping itu, Gen Z mempunyai banyak tantangan yang membuat diri mereka tidak bisa berani, tidak bisa maju, dan tidak mau berusaha lagi. Ada banyak faktor yang berpengaruh, diantaranya ialah:
1. Kecanduan Gadget; Penggunaan gadget yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik generasi Z.
2. FOMO (Fear of Missing Out); Tekanan untuk selalu terhubung dengan dunia maya dapat membuat mereka merasa fomo dan kesulitan untuk fokus pada satu hal.
3. Informasi Hoax; Kemudahan akses informasi juga berarti mereka lebih mudah terpapar berita bohong atau hoaks.
4. Kurangnya Pengalaman Dunia Nyata; Terlalu banyak waktu yang dihabiskan di dunia maya dapat membuat mereka kurang memiliki pengalaman sosial dan interaksi langsung dengan orang lain.
5. Rasa malas; Tidak mungkin seseorang bisa menandingi rasa malas, begitu juga dengan Gen Z yang belakangan ini sering terdengar kata-kata yang dijadikan sebagai jokes komunitas sosmed yaitu “kaum rebahan”.
Tidak bisa diungkiri mereka sering merasa terjebak didalam situasi itu semuanya sehingga di cap sebagai generasi cemas, padahal cemas yang diharuskan adalah cemas yang akan mempengaruhi nasib kita kedepannya, tidak jarang Gen Z membandingkan keadaan dengan GEN lainnya dalam faktor lingkungan, keluarga, dan lainnya, mereka terkadang salah menanggapi sudut pandangnya yang seharusnya mereka pikirkan bukanlah hal perbandingan adu nasib, melainkan hal apa yang dapat mendorong dia menjadi seperti itu.
Saran solusi
Gen Z harus menunjukan bahwa bagaimana mereka membangun solidaritas imajiner , karena solidaritas adalah sumber kekuatan kolektif juga membawa ruang yang awalnya kita menganggap suatu hal tidak tapat dilakukan ternyata bisa dilakukan, seperti apa yang dilakukan oleh para founding fathers kita, bagaimana mereka berkomunitas dengan adanya Jong Java, Jong Celebes, Budi Utomo, Sekar Rukun, dan yang lainnya, mereka mempunyai solidaritas imajiner untuk melawan dan mengusir penjajah pada zamannya, berbeda dengan zaman sekarang yang mana lawan kita adalah kebodohan, dan orang-orang yang mempunyai kekuasaan tapi tidak mampu mendistribusikannya secara merata, meskipun kekuatan itu bisa kita himpun dengan kepedulian lewat aksi-aksi suara sosial yang secara terus-menerus di suarakan, Gen Z harus berimajinasi untuk Indonesia karena bahkan setelah sumpah pemuda, Indonesia seperti sebuah gambaran abstrak dan Gen Z diharuskan mereimajinasi Indonesia menjadi Indonesia yang sebenarnya, empat kunci kemajuan peradaban bangsa Indonesia ialah memadukan peleburan saints, kearifan lokal dan teknologi, juga kolaborasi yang tidak hanya melihat potensi tapi percaya pada potensi itu sendiri dan memberinya kesempatan.
Apa yang perlu dilakukan untuk mendukung Gen Z?
Di tengah berbagai tantangan global, Gen Z membawa harapan baru bagi masa depan bangsa. Mereka memiliki potensi besar untuk menciptakan perubahan positif dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial. Agar potensi Gen Z dapat termaksimalkan, diperlukan dukungan dari berbagai pihak. Pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masa depan, fasilitas pengembangan kewirausahaan, dan ruang untuk berpartisipasi aktif dalam pemerintahan adalah kunci. Dengan dukungan yang tepat dan potensi yang mereka miliki, Gen Z dapat menjadi penggerak perubahan dan membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah. “Apakah kamu siap untuk menjadi bagian dari perubahan ini?”
Penulis :
Bilal, Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika dari Sekolah Tinggi Manajemen Ilmu Komputer Tazkia Dramaga Bogor (STMIK Tazkia)