Membangun Pengetahuan Melalui Pembelajaran Konstruktivisme

Di dalam dunia pendidikan mempunyai 3 teori pembelajaran yaitu : Teori Behaviorisme, Teori Kognitivisme dan Teori Kontruktivisme. Yang akan di bahas pada essay ini yaitu bagaimana kita sebagai seorang pendidik membangun pengetahuan peserta didik melalui pembelajaran Teori Kontruktivisme?, dan apa saja yang harus kita lakukan sebagai seorang pendidik untuk meningkatkan kualitas peserta didik dalam proses pembelajaran?

Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa pada Teori Konstruktivisme merupakan teori yang sudah tidak asing bagi dunia pendidikan, sebelum kita membahas tentang apa itu Teori Kontruktivisme kita akan membahas tentang apa itu arti dari Kontrustivisme itu senduri. Kontrukstivisme berarti bersifat membangun, maksudnya dari membangun berarti membangun dari segi pemahaman, kemampuan, dan proses pembelajarannya. Dengan mempunyai sifat membangun maka kita sebagai pendidik akan mengharapkan kepada peserta didik keaktifan dari peserta didik untuk meningkatkan kecerdasannya. Jadi, Teori Kontrustivisme merupakan sebuah teori yang memberikan keluasan berfikir pada peserta didik dan memberikan peserta didik di tuntut untuk bagaimana mempraktikan teori yang sudah diketahuinya dalam kehidupan sehari-hari.

Pendekatan Konstruktivisme menekankan pada peran aktif peserta didik dalam membangun pengetahuan mereka sendiri melalui interaksi dengan lingkungan dan pengalaman belajar. Dalam pembelajaran Kontrustivisme, peserta didik di dorong untuk aktif berpatisipasai dalam proses pembelajaran, berfikir kritis, dan membangun pemahaman mereka sendiri, bisa melalui dengan cara diskusi, meneliti sesuatu dan lainnya. Teori ini memiliki asumsi-asumsinya yaitu: Pertama, manusia merupakan orang yang aktif yang bisa mengembangkan potensi dirinya sendiri, dimana di sini peserta didik di beri keluasan untuk mengembangkan bakat dan minatnya atau ilmu yang sudah didapatkannya dan di pelajarinya, baik dengan melakukan latihan, diskusi, atau melakukan eksperiment, dimana dengan cara seperti ini maka ilmu-ilmunya akan berkembang dan bertambah.

Baca Juga :  Pj Bupati Asra Sampaikan Rancangan KUPA PPAS APBK 2024 di Rapat Paripurna

Kedua, Guru sebaiknya tidak mengajar dan tidak menerangkan materi sepenuhnya kepada peserta didik, di sini guru sebagai fasilitator yang hanya mengarahkan suatu proses pembelajaran di kelas, yang mana yang harus aktif dan kreatif gurunya karena guru itu hanya sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran dan mengarahkan peserta didiknya dan jangan sampai karna teori yang menuntut peserta didik untuk aktif malah peserta didiknya yang lebih menemukan hal-hal yang baru, maka dari itu kita sebagai pendidik atau guru harus lebih kreatif dalam membimbing proses pembelajaran. Guru juga bisa mengunakan media dalam proses pembelajaran jangan hanya menggunakan metode-metode yang sudah lama digunakan pada zaman dahulu seperti ceramah atau mencatat sampai habis, tetapi guru harus mengajar dengan cara bagaimana peserta didik harus aktif dalam proses pembelajaran dengan metode atau strategi yang telah di punya oleh pendidik.

Di dalam teori ini pastinya mempunyai kelebihan dan kekurangan yang mana kelebihannya meliputi: Pertama, guru bukan satu-satunya sumber belajar. Kedua, peserta didik harus lebih aktif dan kreatif. Ketiga, pembelajaran menjadi lebih bermakna. Pembelajaran bermakna berarti mengintruksi informasi dalam struktur penelitian. Keempat, pembelajaran memiliki kebebasan dalam belajar. Sedangkan kekurangannya meliputi: Pertama, proses belajar Konstruktivisme secara koseptual proses belajar yang bukan merupakan perolehan informasi yang berlangsung satu arah dari luar ke dalam diri peserta didik kepada pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada kognitif.

Kedua, peran peserta didik menurut pandangan ini, belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Ketiga, peran guru, dalam pendekatan ini guru berperan membantu proses pengetahuan oleh peserta didik berjalan lancar, guru tidak menerapkan pengetahuan apa yang telah dimilikinya, melainkan membantu peserta didik untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Keempat, sarana belajar, pendekatan ini menekankan bahwa peran utama dalam kegiatan belajar adalah aktivitas peserta didik dalam pengetahuannya sendiri. Kelima, evaluasi, pendekatan ini mengemukakan bahwa lingkungan belajar sangat mendukung munculnya berbagai pandangan dan interprestasi terhadap realitas yang didasarkan pada pengalaman.

Baca Juga :  Jejak Konflik Lahan di Aceh: Hak Ulayat, Pembangunan dan Implementasi Kebijakan Pasca-Tsunami

Kemudian timbul pertanyaan apa hubungannya teori ini dengan teknologi pendidikan?. Di sini dalam teori Konstruktivisme dalam teknologi pendidikan yaitu berfokus pada proses belajar yang aktif, yang mana pengetahuan baru peserta didik di bangun berdasarkan pengetahuan lama yang pernah mereka pelajari. Misalnya, teknologi dapat digunakan peserta didik untuk membuat video, atau editor atau bisa menemukan hal-hal yang baru sesuai dengan kreatif dan keaktifan mereka, yang mana dalam proses pembelajaran mereka bisa lebih leluasa untuk mengeluarkan pengetahuannya.

Teknologi yang seperti Handphone, tablet, komputer ini semua akan membantu peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran. Dengan teknologi seperti ini peserta didik akan semakin mudah untuk mengakses berbagai sumber informasi untuk membangun pemahaman mereka sendiri itu. Dimana selain dari itu fungsi teori konstruktivisme dalam teknologi pembelajaran bisa digunakan untuk membantu proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, dimana dalam teori ini peserta didik berperan aktif dalam membangun dan mengembangkan pengetahuan mereka sendiri. Contoh bisa dengan cara pembelajaran berbasis proyek, penyelesaian masalah, dan bagaimana cara penggunaaan teknologi untuk mendukung interaksi antar peserta didik.

Baca Juga :  35 Anggota DPRK Aceh Tamiang Dilantik

Jadi, dapat disimpullkan dari penjelasan diatas bahwa, dalam teori Konstruktivisme yaitu teori yang berfokus pada ide bahwa pengetaaun di bangun oleh peserta didik. Dalam teknologi Pendidikan ini, bisa berarti desain aplikasi atau platform belajar online yang memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk aktif dalam proses belajar mereka sendiri, seperti melalui diskusi online, meneliti sesuatu atau alat interaktif yang memungkinkan peserta didik untuk mengeksplorasi dan Memahami konsep pada tingkat yang lebih aman. Untuk membangun pengetahuan peserta didik kita bisa memberikan keluasan bagi peserta didik untuk berfikir dan menemukan ide baru dari ilmu yang sudah dipelajari dan didapatkan. Dengan demikian peserta didik mempunyai pengetahuan yang lebih luas dan berkembang.

Jika, hanya materi dari guru ceramah contohnya maka peserta didik tidak berkembang dan pemikiran nya hanya berhenti di situ saja, karena pemikiran itu diasah bukan hanya di diamkan saja dan menerima saja. Kaitannya teori Konstruktivisme dengan teknologi Pendidikan yaitu Membantu peserta didik untuk mempermudah pemahaman yang telah mereka miliki dan bisa juga untuk mengakses berbagai sumber informasi untuk membangun pemahaman mereka sendiri. Dan teknologi yang seperti tablet, handphone, dan lainnya ini sangat Membantu sekali bagi peserta didik untuk mencari informasi yang lebih luas lagi. Selain itu, teknologi dalam teori konstrutivisme bisa juga Membantu proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, Dimana peserta didik yang berperan aktif dalam membangun dan mengembangkan pengetahuannya itu sendiri.[]

Pengirim :
Ririn Dwi Wiresti dan Yunita Eka Putri, mahasiswa STIT Madani Yogyakarta, email : ririndwiwiresti@stitmadani.ac.id

banner 300250