Parenting atau pola asuh orang tua merupakan fondasi penting dalam membentuk kepribadian dan kesejahteraan anak. Namun, tidak semua pola asuh bersifat positif. Ada kalanya, orang tua tanpa sadar menerapkan pola asuh yang merugikan, dikenal sebagai toxic parenting. Fenomena ini dapat meninggalkan luka emosional yang mendalam pada anak, bahkan hingga mereka dewasa. Artikel ini akan membahas apa itu toxic parenting, penyebabnya, dampaknya, serta solusi untuk mengatasi dan mencegahnya.
Apa Itu Toxic Parenting?
Toxic parenting merujuk pada pola asuh yang ditandai dengan perilaku negatif, manipulatif, atau merusak dari orang tua terhadap anak. Perilaku ini dapat berupa kontrol berlebihan, kritik terus-menerus, emosi yang tidak stabil, atau bahkan pengabaian secara emosional. Menurut Dr. Susan Forward, seorang psikolog dan penulis buku ”Toxic Parents”, toxic parenting sering kali melibatkan pola komunikasi yang tidak sehat, seperti menyalahkan, merendahkan, atau memanipulasi anak untuk memenuhi kebutuhan emosional orang tua.
Penyebab Toxic Parenting
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan toxic parenting antara lain:
Pola Asuh yang Diwariskan
Orang tua yang tumbuh dalam lingkungan toxic cenderung meniru pola asuh yang sama terhadap anak-anak mereka. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam *Journal of Child and Family Studies* (2018), siklus toxic parenting sering kali berulang karena kurangnya kesadaran akan pola asuh yang lebih sehat.
2. Stres dan Tekanan Eksternal
Tekanan finansial, masalah perkawinan, atau tuntutan pekerjaan dapat membuat orang tua kehilangan kesabaran dan melampiaskan emosi negatif pada anak.
3. Kurangnya Pengetahuan tentang Parenting
Tidak semua orang tua memahami cara mengasuh anak dengan baik. Kurangnya pengetahuan tentang perkembangan anak dan kebutuhan emosionalnya dapat memicu perilaku toxic.
4. Masalah Kesehatan Mental
Orang tua yang mengalami depresi, kecemasan, atau gangguan kepribadian mungkin kesulitan memberikan pengasuhan yang sehat. Menurut American Psychological Association (APA), kesehatan mental orang tua sangat memengaruhi kualitas pengasuhan.
Dampak Toxic Parenting
Toxic parenting dapat meninggalkan dampak jangka panjang pada anak, baik secara emosional, psikologis, maupun sosial. Beberapa dampaknya meliputi:
Gangguan Kesehatan Mental
Anak yang tumbuh dalam lingkungan toxic berisiko tinggi mengalami depresi, kecemasan, dan rendahnya harga diri. Studi dari *Journal of Affective Disorders* (2020) menunjukkan bahwa toxic parenting berkorelasi dengan peningkatan gejala depresi pada remaja.
2. Kesulitan dalam Hubungan Sosial
Anak mungkin kesulitan membangun hubungan yang sehat di masa dewasa karena pola komunikasi yang tidak sehat yang mereka pelajari dari orang tua.
3. Perilaku Merusak Diri
Beberapa anak mungkin mengembangkan perilaku merusak diri, seperti penyalahgunaan zat atau kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri, sebagai cara untuk mengatasi rasa sakit emosional.
4. Rasa Tidak Aman dan Ketidakpercayaan
Toxic parenting dapat membuat anak merasa tidak aman dan sulit mempercayai orang lain, bahkan hingga mereka dewasa.
Saran dan Solusi
Mengatasi toxic parenting membutuhkan kesadaran dan upaya dari kedua belah pihak, baik orang tua maupun anak. Berikut beberapa saran dan solusi:
Meningkatkan Kesadaran dan Edukasi
Orang tua perlu belajar tentang pola asuh yang sehat melalui buku, seminar, atau konseling. Menurut *Child Development Institute*, edukasi tentang parenting dapat membantu orang tua memahami kebutuhan emosional anak.
2. Terapi dan Konseling
Baik orang tua maupun anak dapat mencari bantuan profesional, seperti terapi keluarga atau konseling individu, untuk menyelesaikan konflik dan memulihkan hubungan.
3. Membangun Komunikasi yang Sehat
Orang tua perlu belajar mendengarkan anak tanpa menghakimi dan mengekspresikan emosi dengan cara yang konstruktif.
4. Menghentikan Siklus Toxic Parenting
Anak yang tumbuh dalam lingkungan toxic perlu menyadari pola tersebut dan berkomitmen untuk tidak mengulanginya pada generasi berikutnya.
5. Dukungan Sosial
Membangun jaringan dukungan, seperti keluarga besar, teman, atau komunitas, dapat membantu orang tua dan anak menghadapi tantangan pengasuhan.
Kesimpulan
Toxic parenting adalah masalah serius yang dapat memengaruhi kesejahteraan anak secara jangka panjang. Namun, dengan kesadaran, edukasi, dan dukungan yang tepat, siklus ini dapat dihentikan. Orang tua perlu memahami bahwa pengasuhan yang sehat bukan hanya tentang memberikan kebutuhan fisik, tetapi juga memastikan keseimbangan emosional dan psikologis anak. Dengan demikian, anak dapat tumbuh menjadi individu yang percaya diri, bahagia, dan mampu membangun hubungan yang sehat di masa depan.[]
Pengirim :
Muhammad Ikhsan, mahasiswa Universitas Bangka Belitung