Aceh Tamiang, TERASMEDIA.NET – Puluhan masyarakat Kampung Tualang Baru, Kecamatan Manyak Payed, Aceh Tamiang meminta bupati mencopot datok penghulu (keuchik) mereka karena dinilai sudah berprilaku negatif.
Usulan pencopotan ini disampaikan sekira 70 masyarakat Tualang Baru dengan menemui Bupati Aceh Tamiang, Mursil.
Tujuannya untuk menyampaikan sederet prilaku Datok Penghulu Kampung Tualang Baro, Am yang dinilai telah melanggar etika dan hukum.
“Kami tidak mau dipimpin oleh datok yang sudah melanggar syariat Islam,” kata Beni, perwakilan warga.
Beni menjelaskan aib terbesar yang telah dilakukan Am ialah saat tertangkap oleh aparat hukum di Medan, beberapa waktu lalu.
Berdasarkan informasi yang diterimanya, Am merupakan satu dari lima datok penghulu yang ditangkap usai berkunjung ke tempat hiburan malam.
“Dia ditangkap di tempat hiburan malam, dan diduga memakai narkoba. Ini telah mencoreng nama baik kampung kami,” kata Beni di hadapan bupati dan wakil bupati.
Menanggapi permintaan itu, Mursil menjelaskan kebijakan mencopot datok penghulu tidak bisa dilakukan sesuka hati karena harus mengikuti tahapan hukum.
Mursil pun mengingatkan masyarakat tidak mudah termakan isu yang menjurus provokasi untuk menjatuhkan seseorang.
“Kalau terkait isu penangkapan itu, kan tidak ada bukti hukumnya, tidak ada putusan pengadilan yang menyatakan beliau bersalah,” kata Mursil.
Sedikit digambarkannya, tuntutan warga ini hanya bisa dilakukan bila sudah melalui tahapan pembahasan yang melibatkan MDSK kemudian ada gugatan yang dilakukan warga.
“Jangan sampai ini ternyata hanya fitnah, bisa nanti beliau yang menuntut balik.
Harus kita bahas lagi ini, tidak bisa cepat,” kata Mursil yang mengajak masyarakat untuk membahas persoalan ini lebih serius esok hari. (*)
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Ditangkap di Tempat Hiburan di Medan, Masyarakat Minta Bupati Aceh Tamiang Copot Datok Penghulu, https://aceh.tribunnews.com/2021/07/28/ditangkap-di-tempat-hiburan-di-medan-masyarakat-minta-bupati-aceh-tamiang-copot-datok-penghulu.