Anak menjadi tombak ujung generasi selanjutnya, pengasuhan dan peran komunikasi yang dilakukan orangtua terhadap anak akan berdampak besar dalam tumbuh kembangnya, anak yang dapat cara asuh baik maka akan mendapatkan kesempatan untuk bisa tumbuh di lingkungan yang baik, sebaliknya, anak yang mendapatkan pola asuh yang tidak baik bak mimpi buruk yang ia terima, anak tersebut harus menghadapi tumbuh kembang yang tidak sesuai dan akan berdampak buruk semasa hidupnya.
Hasil Survei Sosial Ekonomi (Susenas) yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 menyebutkan sebanyak 3,73 persen bayi dibawah lima tahun (balita) pernah mendapatkan pola pengasuhan tidak layak, angka tersebut terlihat kecil tapi siapa sangka bahwa jika buruknya pola pengasuhan di Indonesia maka akan berdampak pada penurunan produktivitas masyarakat pada sepuluh ataupun dua puluh tahun ke depan, menurut ahli kesehatan seribu hari pertama anak merupakan awal terlihatnya bagaimana tumbuh kembang anak kedepannya, oleh karena itu dibutuhkan berbagai cara untuk memberikan pemahaman kepada orangtua ataupun calon orangtua agar dapat memberikan pola asuh terbaik untuk anaknya.
Toxic Parenting Ancaman Tumbuh Kembang Generasi Emas
Toxic parenting adalah suatu bentuk pola asuh yang merugikan anak-anak secara menyeluruh. Perilaku yang tidak baik dari orangtua dapat mencakup berbagai hal, mulai dari bentuk verbal yang merendahkan, hingga tindakan fisik yang merugikan. Dampaknya dapat bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, mempengaruhi perkembangan emosional, mental, dan fisik anak. toxic parenting dapat meningkatkan risiko anak mengalami gangguan mental seperti depresi, kecemasan, atau bahkan perilaku menyimpang. Anak-anak yang terus-menerus terpapar pada pola asuh toksik juga dapat berisiko mengulang pola tersebut ketika mereka dewasa, menciptakan lingkaran yang sulit untuk diputuskan.
Dampak sosial juga bisa mencakup kesulitan anak dalam berinteraksi dengan teman sebaya atau mengembangkan keterampilan komunikasi yang efektif. Anak-anak yang terbiasa dengan pola asuh toxic kurang dapat memahami dan mengelola konflik, yang dapat berdampak pada hubungan interpersonal mereka di kemudian hari. Dengan berbagai macam dampak buruk yang disebabkan buruknya pola asuh yang dilakukan orangtua. oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk menyadari dampak serius dari pola asuh toxik dan berupaya untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak secara positif.
Bukan hanya orangtua yang bertanggungjawab penuh dalam memberikan pola asuh yang terbaik, pemerintah pun harus ikut andil dalam menyuarakan pola asuh yang baik, sehingga para orangtua ataupun calon orangtua, karena hal ini tidak hanya berdampak pada kehidupan individu, tetapi juga pada masyarakat secara keseluruhan. Pemerintah memiliki peran strategis dalam memberikan informasi, edukasi, dan dukungan kepada masyarakat terkait praktik pola asuh yang positif dan mendukung.
Campaign Parenting Sehat Bantu Wujudkan Generasi Emas di Masa Depan
Tak bisa dipungkiri bahwa media sosial telah mempengaruhi pola asuh yang dilakukan orangtua terhadap anak, Campaign parenting sehat yang diinisiasi oleh pemerintah melalui media sosial dapat menjadi hal yang penting dalam membentuk pola asuh yang positif dan mendukung perkembangan anak-anak. Fenomena di mana orang tua terpengaruh oleh pola asuh yang mereka lihat di media sosial menunjukkan perlunya upaya bersama untuk menyuarakan praktik-praktik yang benar dan berkelanjutan.
Pentingnya kampanye ini adalah memberikan pemahaman kepada orangtua bahwa tidak semua pola asuh yang terlihat di media sosial mencerminkan kebenaran atau keefektifan. Konten-konten yang mungkin hanya menampilkan momen-momen selektif dan kurangnya informasi menyeluruh tentang tantangan yang dihadapi oleh orangtua sehari-hari. Oleh karena itu, kampanye ini dapat memberikan informasi yang lebih mendalam dan relevan kepada orangtua. Melalui kampanye ini, media sosial pemerintah dapat menyajikan contoh-contoh pola asuh yang sehat dan mendidik, membimbing orangtua tentang metode-metode yang telah teruji dan terbukti efektif dalam perkembangan anak.
Sosialisasi pada Calon Ibu Hindari Kesalahan dalam Pola Asuh
Antisipasi kesalahan orangtua dalam memberikan pola asuh terhadap anak juga dapat diberikan dalam bentuk sosialisasi untuk memberikan pemahaman pada calon ibu dan ayah mengenai pola asuh yang baik, bagaimana tumbuh kembang anak di setiap periodenya, dan menerapkan salah satu pondasi fundamental dalam pola asuh yaitu komunikasi, komunikasi yang efektif antara orangtua dan anak. Melalui sosialisasi dapat memberikan tips dan keterampilan serta peran komunikasi yang membangun hubungan yang sehat antara orangtua dan anak, seperti mendengarkan dengan empati dan menyampaikan pesan dengan jelas.
Sosialisasi ini dapat bekerja sama dengan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), sesuai dari yang tertera di website Dinas Kesehatan bahwa salah satu tugas dari POSYANDU adalah Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat. Diantaranya melalui pemberian pemahaman kepada calon ibu dan ayah mengenai pola asuh yang baik.
Melalui berbagai cara yang dilakukan untuk membantu pengurangan pola asuh yang buruk di Indonesia, peran komunikasi sangatlah penting, seperti komunikasi Massa untuk memberikan pemahaman orangtua terhadap pola asuh yang baik, ataupun komunikasi antarpersonal yang dapat dilakukan oleh orangtua dalam memberikan pola asuh yang baik, komunikasi dalam media digital pun juga dapat membantu mengurangi anak yang mendapatkan pola asuh yang buruk melalui campaign parenting sehat.
Melalui berbagai bentuk peran komunikasi ini, informasi mengenai pola asuh yang baik dapat menyebar dengan lebih luas dan dapat diakses oleh berbagai lapisan masyarakat. Pentingnya memadukan pendekatan komunikasi massa dengan strategi komunikasi personal dan digital akan memastikan bahwa pesan-pesan positif tentang parenting sehat dapat mencapai target audiens dengan cara yang paling efektif.[]
Pengirim :
Fatimah Azzahra Citra Adila, Mahasiswi Sekolah Vokasi IPB University Program Studi Komunikasi Digital dan Media, email : fatimahcitra05@gmail.com