Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara 2023 yang biasa dikenal sebagai Pesta Olahraga Asia Tenggara ke-32 atau SEA Games ke-32 yang berlangsung di Phnom Penh, Kamboja akan menjadi edisi ke-32 Pesta Olahraga Asia Tenggara. Ajang ini merupakan pesta olahraga negara-negara Asia Tenggara dan merupakan pertemuan antar negara untuk menunjukkan bakat berbagai bidang olahraga setiap atlet dari berbagai negara yang ikut serta.
Terdapat 36 cabang olahraga yang akan diadakan pada SEA Games ini antara lain, yaitu Atletik, Akuatik, Renang, Loncat Indah, Polo air, Selam, Bulutangkis, Basket, Biliard, Tinju, Catur, Xiangqi, Ouk Chatrang, Kriket, Balap Sepeda, MTB, Road Race, Dance-breaking, Esports, Anggar, Floorball, Sepak bola, Golf, Gymnastic, Artistik, Aerobik, Hoki, Jetski, Judo, Karate, Martial Arts, Arnis, Jujitsu, Kickboxing, Kun Bokator, Muay, Vovinam, Obstacle Race, Pencak Silat, Pentaque, Layar, Soft tennis, Sepak Takraw, Tenis Meja, Taekwondo, Traditional Boat Race, Tenis, Triathlon/Aquathlon/Duathlon, Voli (Indoor&Pantai), Angkat Besi, Wrestling dan Wushu.
SEA Games diadakan setiap dua tahun dan berlangsung dari tanggal 5-17 Mei 2023. Terdapat 11 Negara yang berpartisipasi pada SEA Games 2023 kali ini yaitu Brunei, Kamboja, Timor Leste, Indonesia, Malaysia, Laos, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. Pada jalannya SEA Games tahun ini terdapat beberapa kekhawatiran atau kontroversi yang memungkinkan akan memperhambat efektivitas pelaksanaan SEA Games. Sebagai contoh yaitu, insiden bendera terbalik pada upacara pembukaan yang digelar di Stadion Nasional Morodok Techo pada Jumat, 5 Mei 2023, beberapa bendera negara Myanmar, Indonesia dan Vietnam yang dibawa oleh penari cadangan tampak terbalik dalam penampilan seniman lokal selama upacara pembukaan.
Kontroversi lain yang terjadi yaitu adanya pemboikotan kompetisi Kun Khmer yang dipimpin IFMA. Pada Juli 2022, Komite Penyelenggara Pesta Olahraga Asia Tenggara Kamboja (CAMSOC) memutuskan untuk menyamakan Muay Thai dengan Kun Khmer dan menggunakan nama “Kun Khmer” sebagai nama resmi kompetisi tersebut. Tindakan ini diakibatkan oleh ketidaksenangan Kamboja, yang mengkritik panitia penyelenggara karena tidak menampilkan patriotisme yang cukup dalam mempromosikan seni bela diri tradisional Kamboja.
Adanya masalah pada keputusan juri juga menjadi kontroversi pada SEA Games 2023. Karateka Filipina Junna Tsukii memprotes keputusan juri yang memberinya medali perak di nomor kumite -50 kg putri. Setelah pertarungannya melawan Shahmalarani Chandran berakhir imbang, juri tetap terbagi dalam pemungutan suara pemenang sebelum wasit memberikan kemenangan kepada Shahmalarani. Hal yang sama juga terjadi pada atlet Indonesia, Safira Dwi Meilani karena sempat didiskualifikasi 18 detik sebelum berakhirnya pertandingan final.
Selain itu, terdapat pembatasan pada partisipasi dan medali pada olahraga tertentu, misalnya seni bela diri, perahu naga dan esports, sementara pembatasan tersebut tidak berlaku untuk negara tuan rumah. Kontroversi lain yang memungkinkan akan menghambat efektivitas pelaksanaan SEA Games adalah aturan partisipasi tim campuran bulu tangkis. Negara yang terkena pembatasan ini adalah Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam, sementara pembatasan tersebut tidak berlaku pada negara Kamboja sebagai tuan rumah.
Pelaksanaan SEA Games 2023 ini tidak luput dari kontroversi-kontroversi yang telah terjadi, oleh karena itu di butuhkan evaluasi lebih agar efektivitas pelaksanaan SEA Games dapat berlangsung baik dan juga bisa mewujudkan tujuan awal diadakannya Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara yaitu mempererat kerjasama, pemahaman dan hubungan antar negara di kawasan ASEAN. Kerja sama antar negara ASEAN berperan sangat penting untuk mewujudkan suasana yang harmonis dalam keberlangsungan pelaksanaan SEA Games 2023.[]
Pengirim :
Sonia Yudiska, mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Bangka Belitung