Crypto Currency, masyarakat seharusnya sudah tidak asing dengan istilah tersebut. Mata uang digital tersebut sangat ramai dibicarakan oleh berbagai kalangan. Meskipun crypto baru diciptakan sekitar lima belas tahun yang lalu, tetapi kecepatan perkembangannya sendiri sangat tidak dapat diprediksi. Crypto yang awalnya hanya ada satu pada awal peredarannya sekarang berjumlah puluhan ribu jenis mata uang crypto. Bitcoin sebagai mata uang crypto pertama sekarang memiliki harga yang sangat fantastis perkoinnya. Namun, mengapa dengan kekuatan crypto currency tersebut crypto masih tidak dapat digunakan untuk menggantikan mata uang konvensional ?. Apa karena keamanannya ?. Berikut merupakan tantangan dalam mengadopsi crypto currency sebagai mata uang konvensional.
Meskipun terdapat negara yang menggunakan mata uang crypto sebagai mata uang resmi, seperti el salvador yang menggunakan Bitcoin sebagai mata uang resmi berdampingan dengan dolar AS. Namun, penerapannya sendiri memiliki beberapa tantangan, seperti volatilitas harga crypto sendiri yang sangat fluktuatif. Naik turunnya harga crypto currency sendiri sangat tidak dapat diprediksi, contohnya Bitcoin. Harga Bitcoin sekarang berkisar 1,4 miliar rupiah per satu koinnya, itu merupakan harga yang sangat fantastis. Akan tetapi, apakah harga tersebut akan bertahan lama ? tidak ada yang tahu, mungkin dalam satu minggu kedepan harga Bitcoin akan melambung lebih tinggi atau mungkin malah akan terjun bebas. Harga yang sangat fluktuatif tersebut tentu dipengaruhi oleh berbagai aspek, seperti permintaan dan penawaran. Sebagai contoh pada akhir tahun 2017 harga Bitcoin naik dari yang harganya hanya $ 1000 melonjak menjadi $ 20.000. Namun, Bitcoin juga memiliki satu hal lagi yang membuat harganya naik cukup tinggi, yaitu halving Bitcoin. Halving merupakan sebuah kondisi di mana Bitcoin sudah mendekati jumlah totalnya, yaitu 21 juta koin. Kondisi tersebut akan menyebabkan harga Bitcoin naik karena kelangkaan. Halving biasanya terjadi sekitar 4 tahun sekali.
Halving sangat berefek pada harga dan juga para penambang Bitcoin itu sendiri. Tujuan dari halving itu sendiri yang dapat meningkatkan kelangkaan dari Bitcoin, mengontrol pasokan Bitcoin, dan menjadi mekanisme anti inflasi karena jumlah Bitcoin yang terbatas. Bagi penambang Bitcoin sendiri hal tersebut sangat berpengaruh karena penambang Bitcoin sendiri mendapatkan Bitcoin untuk setiap blok yang mereka tambang. Pada awalnya hadiah untuk satu bloknya mencapai 50 BTC untuk perbloknya pada tahun 2009. Setelah halving pertama pada 2012 hadiah yang didapat menjadi 25 BTC. Begitupun seterusnya, sekarang pada 2024 diperkirakan hanya akan mendapat 3,125 BTC. Dikarenakan kelangkaan yang disebabkan oleh halving, para investor percaya bahwa halving sangat memengaruhi kenaikan harga Bitcoin. Meskipun kapan halving akan terjadi dapat diprediksi tetapi seberapa besar kenaikannya yang tidak bisa diprediksi. Hal tersebut terjadi karena banyak faktor pada saat halving itu terjadi. Seperti permintaan yang makin banyak atau bertambahnya masyarakat yang fomo terhadap Bitcoin.
Jika dibandingkan dengan mata uang konvensional yang lebih stabil, tentu crypto currency masih belum layak untuk digunakan sebagai mata uang sebagai alat transaksi sehari-hari. Mata uang konvensional dapat tetap stabil karena memiliki faktor pendukung yang kuat yang tidak dimiliki crypto currency, yaitu:
1. Dukungan dari Pemerintah
Uang yang sering dipakai sekarang mendapatkan dukungan langsung oleh pemerintah sebagai alat transaksi yang sah. Sehingga masyarakat percaya bahwa uang tersebut memiliki nilai yang stabil.
2. Kebijakan moneter
Bank sentral, seperti Bank Indonesia memiliki wewenang untuk mengatur suplai uang dan menjaga inflasi tetap terkendali. Kebijakan ini dilakukan melalui suku bunga, operasi pasar terbuka, dan cadangan wajib bank.
3. Regulasi yang ketat
Uang konvensional berada di bawah regulasi langsung dari pemerintah dan Lembaga Keuangan Internasional. Regulasi ini mengurangi risiko penyalahgunaan, seperti pencucian uang, dan membantu menjaga kepercayaan dari masyarakat.
4. Cadangan devisa
Cadangan devisa suatu negara, seperti emas, dolar AS, atau aset lainnya dapat digunakan sebagai penopang nilai mata uang nasional. Semakin besar cadangan devisa, maka semakin stabil juga nilai tukar mata uang negara tersebut.
5. Intervensi pasar
Pemerintah atau bank sentral dapat melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk menjaga nilai tukar mata uang negara tersebut tetap stabil.
Faktor-faktor tersebutlah yang membuat mata uang konvensional menjadi jauh lebih stabil daripada crypto currency dan digunakan sebagai mata uang untuk transaksi hingga saat ini.
Berikutnya, mengenai keamanan dari mata uang crypto itu sendiri. Crypto sendiri menggunakan teknologi blockchain, yaitu sebuah database terdesentralisasi yang menyimpan semua catatan transaksi. Setiap transaksi akan dicatat dalam sebuah blok, dan blok- blok tersebut akan disusun membentuk sebuah rantai. Data di dalam blockchain sendiri tidak dapat diubah atau dimanipulasi sehingga sangat aman. Akan tetapi, meskipun secara transaksi crypto sangat aman, dompet crypto masih tidak luput dari serangan cyber dan malware. Dompet crypto sendiri merupakan tempat di mana pengguna menyimpan crypto yang dimiliki. Salah satu cara paling aman agar crypto tidak terserang cyber pengguna mungkin dapat menggunakan cold wallet atau dompet crypto yang tidak terhubung ke internet, contohnya dompet hardware. Meskipun lebih aman, tetapi cold wallet tidak sepraktis hot wallet. Oleh karena itu, cold wallet biasanya hanya digunakan untuk penyimpanan jangka panjang.
Meskipun alasan-alasan di atas sangat berpengaruh mengapa crypto currency belum dapat menggantikan mata uang konvensional, tetapi itu tidak berarti hanya sedikit orang yang membeli crypto currency. Nyatanya terdapat banyak orang yang membeli crypto currency. Alasan mereka sendiri ada banyak, seperti sebagai alat investasi dan diversifikasi portofolio. Namun, sebaiknya masyarakat tidak membeli crypto currency hanya atas dasar fomo . Karena jika sampai masyarakat membeli tanpa mengetahui bagaimana cara kerja dan juga ketidakstabilan dari crypto currency, hal tersebut akan membuat kerugian yang sangat besar jika masyarakat tidak berhati-hati. Hal tersebut karena setiap investor yang membeli crypto currency pasti sudah mengetahui cara kerjanya dan sudah siap kehilangan uang jika saja harga crypto currency yang dibeli turun drastis. Juga dengan banyaknya jenis dari crypto currency masyarakat sebaiknya mencari tahu juga mana crypto currency yang layak untuk dibeli dan juga yang tidak layak. Meskipun harga dari beberapa crypto currency sangat tinggi, tidak sedikit juga yang memiliki nilai sangat rendah atau bahkan tidak bernilai sama sekali.[]
Penulis :
Reyhan Aditya Prastyo, mahasiswa Informatika, Universitas Muhammadiyah Malang, Email: adityareyhan049@gmail.com